Nasional

Ekspedisi Islam Nusantara, Agama dan Budaya Saling Memperkuat

NU Online  ·  Jumat, 1 April 2016 | 04:40 WIB

Ekspedisi Islam Nusantara, Agama dan Budaya Saling Memperkuat

Rute Ekspedisi Islam Nusantara

PENGANTAR REDAKSI: NU Online akan memuat liputan kegiatan Ekspedisi Islam Nusantara yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Kegiatan tersebut dilakukan selama dua bulan di puluhan tempat dari Aceh sampai Papua.

Rute Pulau Jawa yang akan dilalui Ekspedisi Islam Nusantara adalah Cirebon, Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Tuban, Lamongan,Gresik, Surabaya, Lumajang, Jombang, Mojokerto, Kediri, Nganjuk, Yogyakarta, Tasikmalaya, Serang.

Kemudian Ekspedisi Islam Nusantara akan bertolak ke Pulau Sumatera yaitu ke Aceh, Medan, Langkat, Siak, Indragiri, Pariaman, Padangpanjang, Palembang. Lalu ke pulau Kalimantan dengan tujuan Kutaikartanegara dan Banjarmasin. Setelah itu ke Pulau Sulawesi, yakni ke Makassar, Gowa, Gorontalo, Manado.

Selanjutnya ke Maluku dengan tujuan Ternate, dan Tidore dilanjutkan ke Nusa Tanggara Barat  dengan tujuan Lombok. Kemudian perjalanan terakhir ke Indonesia paling timur, yaitu Sorong dan Raja Ampat.

Ekspedisi Islam Nusantara ini melibatkan 30 orang yang dipimpin Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Imam Pituduh. Tim tersebut terdiri dari wartawan media cetak, online, dan televisi, serta fotografer dan tim penulis khusus untuk kepentingan penyusunan buku.

Di tempat-tempat yang dikunjungi, mereka akan membidik di antaranya:

1. Toleransi dan Akulturasi Budaya
2. Kebhinekaan dan Solidaritas Sosial
3. Kemandirian Ekonomi, Kesehatan dan Keberlanjutan Kehidupan
4. Sufisme dan Kepercayaan Lokal
5. Spirit Keislaman, Kemanusiaan dan Kebangsaan
6. Infrastruktur dan Corak Arsitektur
7. Kesenian, Tata Busana dan Tradisi Lokal
8. Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Karya Tulis
9. Politik Keumatan, Hukum dan Kesultanan
10. Pelestarian Lingkungan dan Harmoni Alam

Untuk memperoleh data itu, mereka akan menonton pertunjukan seni, membaca naskah, mendatangi makam, masjid, keraton, museum, dan tempat-tempat bersejarah, bertemu dengan pelaku seni, budayawan, kiai, dan tokoh lain.  

Tim Ekspedisi Islam Nusantara berangkat dari PBNU sekitar Kamis pukul 03.00 (31/3). Tempat pertama yang dikunjungi adalah Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, Jawa Barat. Di pesantren tersebut mereka dilepas oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo yang disampaikan oleh Asisten Teritorial (Aster) Panglima TNI Mayjen Wiyarto.

Di tempat yang sama, tim Ekspedisi Islam Nusantara dilepas dan didoakan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Kamis malam (31/3). Kemudian memulai tugas mereka dengan mengunjungi makam Sunan Gunung Jati.  

Menurut Kiai Said, Ekspedisi Islam Nusantara adalah terobosan yang sangat positif untuk mendapatkan data Islam Nusantara, Islam yang berbudaya. “Ekspedisi ini titik tekannya pada kebudayaan, bukan teologi dan ritual ibadah,” katanya.

Menurut dia, kebudayaan sangat penting untuk ditunjukkan karena akan membuat Islam sebagai agama menjadi kuat. Sebaliknya Islam juga akan memperkuat kebudayaannya. Jadi kedua-duanya saling memperkuat, bukan saling menghilangkan.

“Islamnya menjadi kuat, kebudayaannya menjadi kuat. Kebudayaan tanpa agama akan menjadi kebudayaan kering yang tidak punya spirit. Agama yang tidak punya kebudayaan akan menjadi kering, paling tidak ekslusif. Agama akan menjadi sempit kalau tidak memiliki kebudayaan,” terangnya.

Dengan Islam bernuansa kebudayaan Nusantara, kita akan menunjukkan Islam menjunjung tinggi kemanusiaan, Islam yang menghargai karya-karya manusianya yaitu budaya, peradaban, dan tradisi. (Redaksi)