Jakarta, NU Online
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai dzikir kebangsaan yang digelar di Istana Negara Jakarta, Selasa (1/8) malam bersama sejumlah dan ribuan umat Islam merupakan momentum untuk menjaga persatuan bangsa.
Menurut mantan Wali Kota Solo ini, sinergi antara ulama dan pemerintah (umara) adalah langkah yang tepat untuk mewujudkan kerukunan dan toleransi di antara seluruh warga bangsa.
“Inilah saat yang tepat bagi kita untuk meneguhkan komitmen dalam menjaga persatuan, kerukunan, toleransi, serta kerja bersama antara ulama dan umara untuk kemajuan Indonesia,” ujar Jokowi dikutip NU Online dari Halaman Facebook miliknya, Rabu (2/8).
Jokowi menjelaskan, kemerdekaan itu sebuah nikmat yang diberikan oleh Allah kepada bangsa Indonesia.
“Demi mensyukuri nikmat kemerdekaan itu, semalam, saya bersama Wakil Presiden dan para menteri, berbaur dengan ratusan ulama dan ribuan santri di halaman Istana Merdeka dalam dzikir kebangsaan,” jelasnya.
Rangkaian peringatan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia ke-72, imbuh Jokowi, kita buka dengan mengucap syukur dan memanjatkan doa kepada Allah SWT untuk para pejuang, kiai, alim ulama, habaib, para tokoh agama dan tokoh daerah dari seluruh Indonesia yang telah berjuang dan berjasa besar bagi bangsa dan negara kita, Indonesia.
Dzikir bersama ini dipimpin Kiai Miftakhul Akhyar, Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Jannah, Kedung Tarukan, Surabaya yang juga Wakil Rais Aam PBNU.
Di antara ulama yang hadir yakni KH Ma’ruf Amin (Rais Aam PBNU, Ketua Umum MUI Pusat), Abuya Muhtadi Dimyati (Ulama kharismatik asal Banten), KH Maimoen Zubair (Pengasuh Pesantren Sarang Rembang), dan sejumlah ulama sepuh dari beberapa daerah. (Fathoni)