Nasional

Duta Besar Maroko Kagumi Disertasi Mahasiswa NU

NU Online  ·  Jumat, 20 April 2018 | 15:10 WIB

Jakarta, NU Online 
Nama KH Nasrulloh Afandi mendapat tempat tersendiri bagi Ouadia Ben Abdellah yang juga Duta Besar Kerajaan Maroko untuk RI. Karenanya, sang dubes memanggil Gus Nasrul ke kantornya, Jumat (20/4) di jalan Denpasar Raya Kuningan Jakarta. 

Secara khusus Ouadia Ben Abdellah mengundang kiai muda NU yang baru saja lulus doktor di Universitas al-Qurawiyin Maroko dengan yudisium tertinggi, cumm laude tersebut.

Pada kesempatan itu, Duta Besar Maroko takjub dengan pencapaian yang diraih Gus Nasrul. "Setelah membaca berita di media tentang kelulusan kiai muda NU bernama Nasrulloh Afandi sebagai doktor bidang maqashid syariah, sengaja langsung mengundangnya ke kantor saya jika sudah pulang ke tanah air,” kata Ouadia Ben Abdellah. 

Yang dilakukan tersebut karena mengapresiasi kualitas isi dan kajian disertasi yang ada. "Juga sebagai langkah mengapresiasi prestasi generasi bangsa Indonesia di Maroko di bidang kajian maqashid syariah,” ungkapnya. 

Mengingat masih kurangnya kajian dan studi tersebut di Indonesia. “Sekaligus saya memotivasi para generasi muda Indonesia yang lainnya untuk bisa menuntut ilmu di Maroko,” ungkapnya. 

Bahkan dirinya mengundang secara khusus kalangan NU yang dikenal dengan Islam moderat, untuk kuliah di negaranya. “Agar kader NU ikut serta menanamkam moderatisme beragama di Maroko,” jelasnya. 

KH Nasrulloh Afandi adalah pimpinan Pondok Pesantren Asy-Syafi'iyyah Kedungwungu Krangkeng Indramayu Jawa Barat. Gus Nasrul merupakan putra dari almarhum Abah KH Afandi Abdul Muin yang demikian disegani. 

Gus Nasrul menulis disertasi al-Fikrul Maqoshidy wa Atsaruhu fi Fatawa al-Majami' al-Fiqhiyyah al-Mu'ashirah atau pemikiran maqashid syariah dan pengaruhnya terhadap fatwa-fatwa lembaga fatwa modern.

Disertasi tersebut kini dalam proses untuk diterbitkan. Juga telah mendapat sejumlah rekomendasi untuk diterbitkan menjadi buku dari sejumlah cendikiawan dan lembaga internasional, di antaranya dari Syeikh Ahmad Ar-risouni yakni ketua pusat kajian dan penelitian maqashid syariah yang berkantor di Maroko. Yang bersangkutan tercatat sebagai wakil ketua persatuan ulama sedunia. Termasuk rekomendasi dari Jaseer Audah selaku ketua institut maqashid syariah Kanada, serta cendekiawan lain. 

Pada pertemuan tersebut Gus Nasrul juga menyerahkan copy disertasi doktornya kepada sang duta besar. (Red: Ibnu Nawawi)