Nasional

Dubes Amerika: NU Contoh Islam Moderat Indonesia dan Dunia

Sen, 21 Oktober 2019 | 11:24 WIB

Dubes Amerika: NU Contoh Islam Moderat Indonesia dan Dunia

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Dubes Amerika untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr. di Gedung PBNU Lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/10). (Foto: NU Online/Syakir NF)

Jakarta, NU Online
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R Donovan Jr. melakukan kunjungan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Gedung PBNU lantai 3, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Senin (21/10). 

Donovan diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Dalam pertemuan tersebut, ia mengungkapkan bahwa NU merupakan contoh Islam moderat tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia.

“Saya selalu menghormati NU karena merupakan contoh Islam moderat dan Islam yang toleran. Tidak hanya contoh di Indonesia, tetapi juga contoh di dunia,” katanya kepada awak media saat konferensi pers usai melakukan pertemuan.

Pertemuan keduanya membahas berbagai isu perdamaian internasional mengingat banyaknya peristiwa konflik yang terjadi di berbagai negara di dunia, seperti di Afghanistan, Palestina, dan Xinjiang. “Kita membahas permasalahan internasional seperti juga Afghanistan, Palestina, Xinjiang,” katanya.

Terkait Xinjiang, salah satu provinsi di China, Donovan mengundang Kiai Said untuk datang dan menyaksikan langsung kondisi yang terjadi di tempat tersebut. “Saya juga mengundang Ketua PBNU untuk melihat lebih jauh lagi situasi yang terjadi di Xinjiang,” ujarnya.

Hal tersebut mengingat adanya surat yang dilayangkan ke Sekretaris Jenderal PBB dari lima organisasi internasional, yakni Amnesty International, Human Rights Watch, International Comission of Jurist, International Federation of Human Rights, dan World Uyghur Congress tentang apa yang terjadi di Xinjiang. “Salah satu permasalahan hak asasi manusia yang paling mendesak di zaman sekarang,” tuturnya.

Terkait persoalan yang terjadi di Xinjiang, Kiai Said mengungkapkan bahwa PBNU bersuara jika memang yang terjadi di sana adalah persoalan Hak Asasi Manusia (HAM). Namun, jika yang terjadi adalah persoalan politik, ia tidak akan berbicara mengenai hal tersebut mengingat bukan kewenangannya untuk mencampuri urusan dalam negeri suatu negara.

Pertemuan tersebut juga diikuti oleh Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani, KH Aizuddin Abdurrahman, Sekretaris Jenderal PBNU H Ahmad Helmi Faishal Zaini, Wakil Sekjen Andi Najmi Fuadi, dan Bendahara Umum H Bina Suhendra.

Pewarta: Syakir NF
Editor: Abdullah Alawi