Nasional

Dua Kandidat Doktor Bedah Karya Hadratussyekh

Sab, 18 Mei 2019 | 01:00 WIB

Dua Kandidat Doktor Bedah Karya Hadratussyekh

Ustadz Anwar Masduki Azzam (kiri) dan Yusuf Suharto.

Jombang, NU Online
Dalam kitabnya Risalah Ahlissunnah wal Jamaah, Hadratussyekh Hasyim Asy'ari mengimbau kaum Muslimin untuk berteguh pada mazhab empat. 

"Masyarakat Muslim Jawa itu mengikuti mazhab Syafii dalam fikih, mengikuti imam Abul Hasan Al-Asyari dalam akidah, serta mengikuti Imam Ghazali dan Imam Syadzily dalam tasawuf,” kata Ustadz Yusuf Suharto, Jumat (17/5) malam.

Penegasan tersebut disampaikan Ustadz Yusuf Suharto saat menjadi narasumber pada bedah buku Risalah Aswaja yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia di aula Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jombang, Jawa Timur. 

"Namun pada tahun 1330 hijriah Kiai Hasyim melihat bahwa mulai ada golongan golongan baru yang membingungkan masyarakat. Karena itu beliau menghimbau agar masyarakat mengikuti ajaran Al-Qur’an dan hadits dan mengikuti para ulama,” kata kandidat doktor di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang tersebut. 

Dalam pandangan pengurus di Aswaja NU Center Jatim ini, Kiai Hasyim sekali lagi menegaskan agar umat meneguhkan mazhab empat dan jangan sampai keluar. “Para ulama sudah bersepakat atau ijmak bahwa dilarang keluar dari salah satu mazhab empat tersebut,” tegasnya. 

Pengajar di Pesantren Mamba’ul Ma’arif Jombang ini mengemukakan bahwa mazhab empat adalah ashhabul haq atau pemilik kebenaran dan kaum Muslim tidak bisa lepas darinya. 

“Kalau kita mempelajari hadits, maka Imam Bukhari adalah bermazhab Syafii, dan pensyarahnya yaitu Al-Hafidz Ibn Hajar Al-Asqalani juga bermazhab Syafii,” jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Ustadz Yusuf Suharto bahwa pengikut mazhab empat adalah mayoritas dalam dunia Islam. “Dan Rasulullah juga memerintahkan kita agar ikut mayoritas dan jangan terpecah-pecah,” ungkapnya.

Dirinya juga menyebutkan konten buku yang terdiri dari sepuluh fasal ini hendaknya ada pihak yangg mensyarahi. "Hendaknya ada yang mensyarahi, memberikan penjelasan atas kitab ini,” sarannya.

Pembedah kedua, Ustadz Anwar Masduki Azzam, yang merupakan Pengurus Cabang Istimewa (PCI NU) Belanda menyampaikan dalam sikap moderat juga diiringi dengan cerdas.

"Orang moderat itu wajib pintar. Sebab sikap moderat membutuhkan penalaran dan penguasaan ilmu yang mendalam agar bisa menjelaskan posisinya yang berada di tengah itu,” kata kandidat doktor studi agama di Groningen Belanda ini.

Dirinya kemudian membedakan dengan kalangan fanatik.  “Kalau fanatik cukup terima dan yakin saja dengan apa yang dia setujui, tanpa harus berpikir dan memahaminya secara lebih mendalam," tandasnya. (Ibnu Nawawi)