Nasional

Dorong Pahami Keberagaman, Ini 5 Pesan Menag untuk KSM 2016

NU Online  ·  Rabu, 24 Agustus 2016 | 03:01 WIB

Dorong Pahami Keberagaman, Ini 5 Pesan Menag untuk KSM 2016

Siswa madrasah saat tampilkan tarian tradisional di KSM 2016.

Pontianak, NU Online
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap besar pada perhelatan Kompetisi Sains Madrasah (KSM) ke-5 tahun 2016 di Pontianak. Selain meningkatkan kapasitas keilmuan siswa madrasah di bidang IPTEK, ia juga mengharapkan KSM menjadi wadah siswa mengenal keberagaman dan wawasan kebangsaan.

Bersama lembaga pendidikan Islam lain seperti pesantren, madrasah mempunyai strategis menjadi benteng Islam Indonesia yang ramah dan mencintai keberagaman. Ia pun kagum ketika para siswa madrasah menampilkan berbagai tarian tradisional dan pakaian adat dari daerahnya masing-masing dalam prosesi Defile kontingen.

Menag mengungkapkan, “melalui momentum KSM tahun 2016 ini, dirinya ingin memberikan pesan dan harapan sebagai berikut.”

Pertama, saya berharap penyelenggaraan KSM ini benar-benar dapat mendorongterwujudnya generasi ilmuwan dan cerdik-cendekia muslim yang menguasai IPTEK dan IMTAK secara seimbang dan proporsional. Saya meyakini bahwa penguasaan sains atau IPTEK justru harus dapat mengantarkan pada pemahaman ajaran agama yang lebih komprehensif yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas iman. Dengan demikian, ajaran agama tidak hanya dipahami secara dogmatis dan normatif saja, tetapi juga dapat dibuktikan secara ilmiah.Oleh sebab itu, dalam KSM kali ini materi kompetisinya tidak hanya soal-soal matematika, biologi, kimia, fisika, tetapi juga dilengkapi dengan materi Pendidikan Agama Islam. Materi pendidikan agama Islam inilah yang menjadi pembeda, point of difference dari kompetisi-kompetisi lainnya. Tentu saja ini diharapkan agar ada keseimbangan antara IPTEK dan IMTAK.

Dalam konteks ini, IMAN dan ILMU merupakan dua hal yang sangat penting,bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Keduanya bukan untuk dipertentangkan dan didikotomikan, akan tetapi keduanya harus mempunyai keterkaitan dan kerjasama yang saling melengkapi. Menurut salah seorang ulama dan pakar Tafsir Indonesia, Prof Dr Quraish Shihab, “IMAN menentukan arah yang dituju, sedangkan ILMU mempercepat kita sampai ke tujuan.”

Kedua, saya berharap penyelenggaraan KSM ini dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas “diaspora lulusan madrasah” di berbagai sektor profesi dalam rangka memberikan sumbangsih nyata terhadap pembangunan bangsa ini ke depan yang lebih kompetitif. Saya berharap lulusan madrasah bisa menjadi ilmuwan, peneliti, cendekiawan, politisi, pengusaha, pemuka masyarakat, dan pemimpin perubahan di masyarakat. Yang penting apapun dan di manapun Anda bekerja nantinya, Anda harus mengedepankan pada integritas serta profesionalitas. Anda harus jujur dan mau bekerja keras!

Ketiga, saya berharap anak-anak madrasah dapat menjadi benteng pertahanan penyebaran virus-virus dekadensi moral remaja, seperti penyalahgunaan narkoba, miras, seks bebas, tawuran pelajar, radikalisme agama, dan perilaku menyimpang lainnya. Dengan demikian, saya yakin bahwa anak-anak Madrasah akan tumbuh menjadi benteng pertahanan NKRI serta benteng keislaman dan keindonesiaan.

Keempat, Percuma Anda pintar dan mempunyai IQ tinggi, jika Anda tidak bermanfaat bagi sesama. Sebaik-baiknya orang adalah mereka yang paling bermanfaat untuk sesama. Percuma Anda dapat menyabet juara Olimpiade atau KSM, tetapi tidak mempsunyai keterampilan sosial yang cukup, tidak pandai berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain, tidak punya empati dan simpati kepada orang lain. Yakinlah bahwa pintar saja tidak cukup mengantarkan Anda menjadi sosok hebat dan belum tentu bisa survive dalam mengarungi kehidupan yang semakin menantang di kemudian hari. Justru, saya meyakini bahwa orang-orang yang mempunyai kecerdasan emosi dan keagamaan yang tinggi lebih berpeluang meraih kesuksesan karier dan hidup di masyarakat. Dan saya berharap ini hanya dimiliki oleh siswa-siswi madrasah.

Kelima, saya berharap ajang KSM ini tidak hanya digunakan sebagai ajang perkenalan dan pertemuan biasa saja. Akan tetapi, hendaknya momentum ini juga digunakan sebagai ajang silaturrahmi dan komunikasi antar sesama anggota peserta yang datang dari berbagai provinsi seluruh Indonesia untuk saling tukar pikiran, tukar gagasan dan tukar pengalaman. Ini merupakan sebuah kesempatan yang baik untuk menjalin jaringan dan mempererat ukhuwwah islamiyah dan juga ukhuwwah wathoniyah untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Siapa tahu Anda akan saling bertemu lagi di Gedung Senayan, di Lembaga Kementerian/Lembaga, dan di forum-forum strategis lainnya baik di pentas nasional bahkan internasional di masa nanti. 

“Pada kesempatan yang sangat membanggakan ini, atas nama pribadi dan pemerintah, saya ingin menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan penyelenggaraan gelaran KSM 2016 ini,” ungkapnya.

Tak lupa, imbuhnya, rasa bangga, cinta, dan sayang, saya curahkan semuanya kepada seluruh adik-adik siswa-siswi madrasah dan guru-guru madrasah dari Sabang sampai Merauke atas partisipasi aktifnya dalam mengikuti ajang KSM ini sebagai wadah pembentukan karakter bangsa yang unggul. “Semoga dari kalian lahir barisan pemimpin bangsa yang berkualitas di masa mendatang,” tutup Menag. (Fathoni)