Nasional

Dokumentasi Kaderisasi adalah Gerakan, Bukan Selfie

NU Online  ·  Kamis, 12 April 2018 | 02:30 WIB

Dokumentasi Kaderisasi adalah Gerakan, Bukan Selfie

salah satu kegitan Ansor berbagi di Sumsel

Palembang, NU Online
Dokumentasi terbaik dari kaderisasi bukan swafoto alias selfie, melainkan gerakan, ujar Instruktur Satkornas Banser, Gatot Arifianto, di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (12/4). 

Gatot mengapresiasi harakah (gerakan) sejumlah kader Pemuda Ansor di Sumatera Selatan pasca mengikuti Diklat Terpadu Dasar (DTD). Dari menyantuni anak yatim, membersihkan masjid hingga diskusi kebangsaan dengan masyarakat non muslim.

Asinfokom Satkornas Banser itu mengibaratkan, kaderisasi sebagaimana membuat pondasi, tujuannya agar rumah didirikan tak gampang rubuh diseruduk sapi.

"Gerakan adalah dokumentasi penting paska kaderisasi yang menolak tragedi menunggu sejak dalam gagasan," ujar dia lagi. 

Sejumlah kader Ansor dan Banser Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan mengadakan santunan bagi anak yatim piatu. Kegiatan berlangsung, Selasa, 10 April 2018 di kediaman Saifuddin Marzuqi, Ketua Ansor Ranting Sukamukti.

Ketua Anak Cabang Ansor Mesuji Ali Ikwan berharap kegiatan dilakukan Ansor Sukmamukti bisa menginspirasi kader di lain kampung/desa.

Adapun kader Ansor di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur menggelar diskusi kebangsaan di Klinik Enggal Saras MHCC, bersama Kelompok Dokter Bhineka Tunggal Ika pada  8 April 2018.

PJ Bambang Suyatmoko, pemilik klinik itu menyebut, banyak intelektual termakan isu-isu intoleransi, radikalisme dan akhirnya turut menyebar hoaks berpotensi memecah belah bangsa. 

"Saya hormat kepada Nahdlatul Ulama yang berkomitmen menjaga Indonesia," ujar dokter Bambang yang semasa muda aktif di organisasi Pemuda Katolik itu.

Ia mendorong, anak-anak muda muslim di daerahnya bergabung dengan Ansor yang mengelola Banser.

"Agama memang selalu terbagi menjadi kelompok yang ekslusif, tapi harus berdiri pada empat pilar kebangsaan, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika,  NKRI dan Undang-Undang Dasar 1945," ujar dia.

Kedatangan kader Ansor OKU Timur di klinik itu juga disambut pemuka agama nasrani. 

"Kami berikhtiar melaksanakan Nawa Prasetya Banser melalui perilaku dalam kunjungan itu. Hasilnya positif, mereka menyambut baik dan ingin kegiatan bersifat kebhinekaan terus dilakukan," ujar Wahyu, yang tertarik menjadi kader Ansor di OKU Timur setelah disarankan dokter Bambang. (Yuni Kartini/Muiz)