Nasional

Doa Tak Langsung Dikabulkan? Jangan Risau 

Sel, 5 November 2019 | 13:15 WIB

Doa Tak Langsung Dikabulkan? Jangan Risau 

Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid memberikan tausyiahnya dalam rutinan Jalsatul Isnain Majelis Rasulullah SAW Jatim (Foto: NU Online/Hanan)

Surabaya, NU Online
Habib Ali Zaenal Abidin Al-Hamid yang hadir dalam agenda rutin Jalsatul Isnain Majelis Rasulullah SAW Jawa Timur (Jatim) mengajak kepada para jamaah yang hadir untuk senantiasa berdoa agar amal ibadah yang telah dilakukan diterima oleh Allah.
 
“Oleh sebab itu setiap amal ibadah yang kita lakukan, mintalah supaya amal ibadah kita diterima oleh Allah,” ajaknya, Senin (4/11) malam.
 
Dijelaskan, Allah telah memerintahkan kepada kita semua untuk berdoa kepada-Nya. Hal ini sesuai dengan apa yang termaktub di dalam Al-Qur’an Surat Ghafir ayat 60, ud’uunii astajib lakum yang memiliki makna perintah untuk melakukan doa kepada Allah.
 
Ia memberikan contoh apa yang telah dilakukan oleh Nabi Ibrahim setelah membangun Kakbah. Dikatakan, setelah proses pembangunan Kakbah selesai, Nabi Ibrahim langsung berdoa agar amal ibadahnya itu diterima oleh Allah.
 
“Oleh sebab itu, Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah, membangun kakbah, selesai membangun kakbah, lalu meminta kepada Allah. Ya Allah, taqabbal minna, terimalah amal perbuatan kami ini,” ucapnya.
 
“Walaupun di dalam hal ini Nabi Ibrahim meminta kepada Allah Ta'ala qabul, dan ini merupakan suatu adab ketika kita berdoa kepada Allah, yakni supaya doa kita dikabulkan oleh Allah,” tambahnya.
 
Dalam kegiatan yang berlangsung di Masjid Nurur Rahmah Simomulyo, Surabaya itu, Habib Ali juga mengingatkan agar para jamaah tidak merasa risau ketika doa yang dipanjatkan tidak langsung dikabulkan oleh Allah.
 
Sebab, permintaan kedua Nabi Ibrahim kepada Allah adalah supaya masyarakat di Mekah ada seorang utusan atau Rasul tidak langsung dikabulkan oleh Allah, tapi ribuan tahun setelah Nabi Ibrahim wafat. “Doa Nabi Ibrahim baru dikabulkan oleh Allah setelah ribuan tahun baru diutus Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.
 
“Dengan demikian, doa pasti dikabulkan. Tapi untuk kapan dikabulkannya, hanya Allah yang berhak menentukan. Nabi Ibrahim berdoa, walaupun beliau sudah wafat, doanya tetap disimpan oleh Allah, setelah sekian ribu tahun mulai zaman Nabi Ibrahim sampai Nabi Muhammad dikabulkan oleh Allah,” imbuhnya.
 
Oleh sebab itu, ia mengatakan bahwa jangan tergesa-gesa untuk mendapatkan apa yang kita minta kepada Allah. 
 
“Terkadang permintaan itu lambat karena itu yang terbaik untuk kita, Allah yang lebih tahu apa yang terbaik untuk kita bilamana kita meminta kepada Allah,” bebernya.
 
Ia kemudian mengutip ucapan dari Habib Ali bin Muhammad bin Hasan Al-Habsyi, kalau pemberian dari Allah atas permintaanmu itu terlambat, mungkin saja terlambatnya itu pemberian, itu adalah hakikat pemberian.
 
“Terkadang pemberian itu tidak diberi oleh Allah, karena kalau diberi mungkin dia malah akan berbuat hal yang mungkar, jadi ditahan tidak diberi supaya tidak berbuat hal yang mungkar. Demikian adalah hikmah dari pemberian Allah karena Allah akan memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya,” tutupnya.
 
Kontributor: Ahmad Hanan
Editor: Abdul Muiz