Doa Puitis Menag Yaqut di Hari Kesaktian Pancasila
NU Online · Jumat, 1 Oktober 2021 | 08:40 WIB

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) didaulat memimpin doa pada upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021 di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta Timur, Jumat (1/10/2021).
Ali Musthofa Asrori
Kontributor
Jakarta, NU Online
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) kembali didaulat memimpin doa. Kali ini pada upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 2021 di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Jakarta Timur, Jumat (1/10/2021). Upacara yang dipimpin langsung Presiden Jokowi itu berlangsung khidmat.
Dalam status yang diunggah di akun Facebook Yaqut Cholil Qoumas, Gus Yaqut menyebut bahwa doa tersebut ditulis Wibowo Prasetyo, Stafsus Menteri Agama yang pernah bercita-cita jadi pujangga. “Namun kandas di tengah jalan,” tulisnya disertai emot tertawa.
“Doa ini indah, bukan hanya susunan katanya. Tapi juga makna yang dalam dan ketulusan dalam memohon dari seluruh bangsa ini,” sambung cucu penulis Tafsir Al-Ibriz, KH Bisri Musthofa Rembang ini.
Gus Yaqut menambahkan, doa yang mencukupkan lembaran hitam sejarah negeri ini menjadi pelajaran. Tidak untuk diulang. “Semoga Indonesia benar mewujud sebagaimana Pendiri Negeri ini impikan. Amiin,” harapnya.
Dalam video pendek berdurasi 2 menit 24 detik yang diunggah itu akun Facebook pribadinya itu, Gus Yaqut mengawali doa puitisnya dengan membaca basmalah, hamdalah, dan shalawat.
“Wahai Tuhan yang melukis takdir di atas lembaran misteri. Engkaulah yang merajut hati para pendahulu kami. Menahbiskan Pancasila, falsafah hidup pemersatu negeri,” demikian penggalan doa Gus Yaqut.
Menag Yaqut juga berharap, bangsa Indonesia dijauhkan dari sikap iri, dengki, dan caci maki, serta dihindarkan dari amarah yang membakar diri dan mencabik negeri mengoyak Ibu Pertiwi.
Berikut doa puitis selengkapnya yang dibaca Menag Yaqut Cholil Qoumas pada Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya Jakarta, Jumat (1/10) siang:
Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahi rabbil ‘alamin,
Allahumma shalli 'ala Muhammad, wa 'ala ali sayyidina Muhammad
Wahai Tuhan yang menciptakan kematian dan berkuasa atas kehidupan
Wahai Tuhan yang menganugerahkan kemuliaan kepada para pahlawan
Anugerahi kami kejernihan hati
Ajarkan kepada kami arti menghargai
Karena mustahil manusia mampu berbakti
Jika hati tak pandai mengapresiasi
Wahai Tuhan yang melukis takdir di atas lembaran misteri
Engkaulah yang merajut hati para pendahulu kami
Menahbiskan Pancasila, falsafah hidup pemersatu negeri
Jangan biarkan kami menjadi manusia yang tak tahu diri
Menggerogoti tiang penyangga rumah tinggal kami
Wahai penguasa seluruh alam yang dimuliakan dalam keagungan
Engkau pemilik sejati kekuatan dan kesaktian
Dengan kepalan takdir-Mu, Pancasila Engkau selamatkan
Dengan rahmat pertolongan-Mu pula, kami menatap masa depan gemilang
Wahai Tuhan yang menyabda warna dan keindahan
Kau cipta harmoni dalam keberagaman
Permata khatulistiwa negeri impian
Puji dan syukur selalu kami panjatkan
Wahai Tuhan yang melembutkan hati
Jauhkan kami dari iri dengki dan caci maki
Hindarkan kami dari amarah yang membakar diri
Mencabik negeri mengoyak Ibu Pertiwi
Wahai Maha Cinta yang mengetahui semua rahasia
Tuntunlah jiwa kami menuju jalan cahaya
Hukumlah kesalahan kami dengan ampunan
Hukumlah kebodohan kami dengan kesadaran
Hukumlah kelalaian kami dengan kebahagiaan
Sentuhlah kami dengan cinta dan kasih sayang
Karena sungguh, rahmat dan ampunan-Mu jauh lebih besar dari apa pun yang ada di bawah langit-Mu.
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah waqina 'adzabannar
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin
Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Zunus Muhammad
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua