Nasional

Didominasi Akademisi, Kiai Pesantren Jangan Tinggalkan NU

NU Online  ·  Ahad, 27 April 2014 | 06:01 WIB

Kudus, NU Online
Para kiai pesantren harus berkomitmen meneruskan perjuangan para kiai pendiri Nahdlatul Ulama (NU) dengan mengawal dan membesarkan NU. Dengan demikian, NU akan tetap selalu eksis dan orisinal sesuai perjuangan ulama pesantren.<>

Pernyataan ini disampaikan Pengasuh pondok pesantren Darul Ulum Pondowan Tayu Pati KH Aniq Muhammadun saat ditemui NU Online usai acara Peringatan haul ke-56 KHR Asnawi di Komplek Makam Menara Kudus, Jum’at (25/4).

KH Aniq Muhammadun mengatakan sekarang ini kiai pesantren diperlukan untuk membangun dan mengembang. NU membutuhkan peran dan pengawalan kiai pesantren supaya tetap terjaga keasliannya sesuai garis perjuangan pendiri KH Hasyim Asy’ari maupun ulama lainnya.

“Apalagi, belakangan pengurus tanfidziyah NU banyak dipenuhi dari kalangan akademisi yang terkadang konsepnya kurang sejalan dengan pesantren. Kiai harus ikut besarkan NU karena NU berdiri dari pesantren supaya NU tidak ditinggalkan orang-orang pesantren,” tambah kiai yang sering disapa Gus Aniq.

Peran kiai pesantren membesarkan organisasi ini, menurut Gus Aniq, untuk mengenalkan NU supaya pesantren lebih dekat dan mengerti tentang NU. “Sebab, terkadang banyak kiai pesantren tidak mau tahu dengan NU. Meskipun dirinya NU tapi tidak mau ikut NU,” tandas putra KH Muhammadun ini.

Gus Aniq mengajak warga NU meneladani pendiri NU asal Kudus  KHR Asnawi yang memiliki ketekunan berjuang di pesantren dan NU. KHR Asnawi adalah sosok kiai pesantren yang menyempatkan waktunya membesarkan NU pertama kali di tengah kesibukan mengajar santri-santrinya pada hayatnya.

“Mengurusi organisasi itu membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran yang luar biasa tetapi bagi mbah Asnawi selalu kober . Belaiu teladan bagi generasi sekarang dalam meneruskan  perjuangan pesantren dan NU,” tandas Gus Aniq seraya mengajak peringatan haul selalu dilestarikan.(Qomarul Adib/Anam)

 

Ilustrasi: Warga NU membawa foto para kiai pendiri NU dalam satu acara peringatan Resolusi Jihad mempertahankan kemerdekaan Indonesia.