Nasional

Di Tabanan, Pergunu Kembali Sampaikan Gagasan Strategis Peran Guru NU bagi Bangsa

Sen, 15 Juli 2019 | 08:15 WIB

Di Tabanan, Pergunu Kembali Sampaikan Gagasan Strategis Peran Guru NU bagi Bangsa

Wakil Ketua Pergunu, Aris Adi Lakson (berdiri).

Jakarta, NU Online
Untuk memperkuat basis di akar rumput, Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) terus melakukan konsolidasi.
Salah satunya dalam Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) II Pergunu Bali, di Bedugul Lake View, Tabanan, Sabtu dan Ahad 13-14 Juli 2019.

Wakil Ketua PP Pergunu, Aris Adi Leksono mengatakan, konsolidasi  tersebut disertai dengan penyampaian rencana pergerakan program yang progresif dan revolusioner. Di antaranya, pemberian beasiswa S1, S2, dan S3 untuk kader terbaik Nahdliyin perwakilan setiap provinsi.

"Dari 5000 yang kami canangkan, alhamdulillah sudah terealisasi kurang lebih 2.300 penerima beasiswa. Ke depan ini adalah investasi berharga untuk penguatan kapasitas kelembagaan dan kompetensi personal untuk kejayaan jamaah dan jamiyah," kata Aris.

Berikutnya, sebagai organisasi yang memiliki garis koordinasi dengan Nahdlatul Ulama pada semua jenjang, Pergunu mengemban amanat pelestarian nilai Aswaja Annahdliyah dan nilai kebangsaan di masyarakat pendidikan. Semua ini tidak lain adalah demi terwujudnya kedaulatan NKRI dari sabang hingga merauke dalam bingkai terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera lahir dan batin.

"Pergunu Kawal NKRI, Islam rahmatan lilalamin dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah Annahdliyah," tegas Aris. 

Selanjutnya, sebagai bagian dari masyarakat pendidikan, Pergunu berkomitmen untuk mewujudkan sistem pendidikan yang berkualitas, kompetitif, adil, dan merata tanpa batas. Dengan semangat 'Menjadi Guru yang Baik atau Tidak Sama Sekali,' Pergunu sadar sistem pendidikan yang baik dan berkualitas tidak akan terwujud tanpa guru yang kompeten, berdedikasi, serta memiliki jati diri murabbi tanpa batas.

Aris juga menyampaikan, dalam hal mengawal perlindungan dan kesejahteraan guru, Pergunu memilih dua jalur. Pertama, Advokasi Kebijakan yang adil bagi guru. Kedua, mendorong kemandirian guru dalam wirausaha melalui gerakan Teacherprenuer.

"Bagi Pergunu bukan sekedar kesejahteraan guru, tapi juga memperhatikan kesejahteraan keluarga guru. Keberlangsungan kelayakan hidup keluarga guru juga sangat penting. Jangan sampai guru hanya sebatas 'lilin'. Dia menerangi sekitarnya, tapi dirinya terbakar. Jangan sampai guru memikirkan pendidikan anak didiknya, tapi masa depan pendidikan anaknya sendiri terabaikan," Aris mengungkapkan.

Menurut Aris hal itu sebagai ikhtiar karena pergerakan Pergunu memerlukan energi kuat, panjang, dan berkelanjutan. "Kami yakin sahabat Pergunu dari Sabang hingga Merauke mampu mewujudkan itu," pungkasnya. (Red: Kendi Setiawan)