Nasional

Danarto, Generasi Emas Sastrawan Indonesia

NU Online  ·  Selasa, 30 April 2019 | 16:55 WIB

Danarto, Generasi Emas Sastrawan Indonesia

Sastrawan Danarto membacakan puisi

Tangerang Selatan, NU Online
Tak sedikit kontroversi dibuat oleh sosok sastrawan kelahiran Sragen, 27 Juni 1940, bernama Danarto, dalam karya-karya sastranya. Mulai dari judul, isi, hingga bentuknya.

Hal tersebut di mata budayawan Radhar Panca Dahana, merupakan gagasan segar di kancah kesusastraan Indonesia pada saat itu, sekitar tahun 1970-an.

"Dia menciptakan gagasan yang baru, yang segar," ujar Radhar dalam diskusi Napak Tilas Danarto di Hall Student Center UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, Banten, Senin (29/4).

Radhar mengungkapkan bahwa di era Orde Baru itu, banyak lahir sastrawan-sastrawan terbaik Indonesia, seperti WS Rendra, Pramoedya Ananta Toer, Sutardji Calzoum Bachri, dan sebagainya.

"Generasi 70-80-an generasi emas dalam kesastraan Indonesia," kata penulis Manusia Istana, Sekumpulan Puisi Politik itu.

Hal serupa diungkapkan oleh Sastrawan Acep Zamzam Noor. Karya-karyanya yang di luar batas normal membuat Kang Acep menyebut Danarto sebagai sastrawan yang luar biasa.

"Tidak kalah dengan cerpenis dunia," kata putra Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 1992-1997 KH Ilyas Ruhiyat itu.

Narasi cerpen-cerpen Danarto, kata Kang Acep, bukan sekadar cerpen, tetapi memiliki kekuatan puisi. "Seandainya cerpen Danarto dipenggal-penggal pada bagian-bagian tertentu itu bisa menjadi puisi tersendiri," ucap Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu.

Lebih lanjut, Kang Acep juga menjelaskan bahwa cerpen Danarto berjudul Adam Ma'rifat merupakan cerpen eksperimen yang sangat luar biasa. "Bagi saya itu puisi panjang," katanya.

Dalam kegiatan yang digelar oleh Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UIN Jakarta itu, hadir pula Sastrawan Sapardi Djoko Damono dan Wakil Sekretaris Lesbumi PBNU Abdullah Wong. (Syakir NF/Kendi Setiawan)