Cholid Mawardi: Hj Asni Mahbub Djunaidi, Istri Tangguh Aktivis NU
NU Online · Selasa, 18 September 2012 | 11:58 WIB
Jakarta, NU Online
“Saya terkenang dengan ibu Asni atas kesetiaannya mendampingi suaminya, almarhum Mahbub Djunaidi dalam menempuh segala macam cobaan,” ungkap KH Cholid Mawardi, mantan Ketum GP. Ansor kepada NU Online di stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (18/9) siang. <>
KH Cholid Mawardi sebagai warga NU dan teman dekat Mahbub menyampaikan rasa bela sungkawa atas meninggalnya Hj. Asni pada usia 71 tahun. Menurutnya, kita semua layak bersimpati atas wafatnya beliau.
Saya mengikuti dari dekat ketangguhan Hj Asni ketika Mahbub menjadi ketua PWI, anggota DPR, Mahbub pontang-panting menghadapi undang-undang pers, tambah mantan Ketum GP Ansor itu. Hj Asni selalu setia menemani Mahbub.
Bahkan kesetiaan itu dibuktikan istrinya, saat Mahbub ditahan dengan alasan politik di tahun 1978-an. Istrinya menyatakan terus loyalitasnya kepada sang suami. Ia rajin membesuk Mahbub tanpa mempertimbangkan dirinya sendiri, imbuh KH Cholid.
Hj Asni tidak henti memberi semangat kepada suaminya. Dengan dukungan ini, Mahbub memiliki kekuatan tersendiri.
Bahkan saat tekanan darah mencapai 200, Mahbub masih sanggup berpidato politik di daerah yang jauh-jauh. Tanpa ketabahan istri, Mahbub sudah jatuh dalam tekanan darah setinggi 200, kata Kiai Colid Mawardi.
Mahbub begitu berjasa kepada NU. Mahbub Djunaidi adalah WR. Supratmannya NU. Kalau tidak ada Mahbub, maka mars GP. Ansor dan mars PMII tidak akan ada. Dan kebesaran Mahbub tidak lepas dari keteguhan seorang istri.
Saya kira Hj Asni pun aktivis Muslimat NU, tegas KH. Colid kepada NU Online sebelum meninggalkan stasiun.
Redaktur: Mukafi Niam
Penulis : Alhafiz Kurniawan
Terpopuler
1
Soal Tambang Nikel di Raja Ampat, Ketua PBNU: Eksploitasi SDA Hanya Memperkaya Segelintir Orang
2
Meski Indonesia Tak Bisa Lolos Langsung, Peluang Piala Dunia Belum Pernah Sedekat Ini
3
Pentingnya Kematangan Pola Pikir dan Literasi Finansial dalam Perencanaan Keuangan
4
PBNU Rencanakan Indonesia Jadi Pusat Syariah Dunia
5
Sejarawan Kritik Penulisan Sejarah Resmi: Abaikan Pluralitas, Lahirkan Otoritarianisme
6
Sunnah Puasa Ayyamul Bidh di Pertengahan Bulan Dzulhijjah 1446 H Hari Ini dan Esok
Terkini
Lihat Semua