Cirebon, NU Online
Aktivis Gender asal Pakistan Bushra Qadeem mengemukakan tentang banyaknya perempuan Pakistan yang sering dieksploitasi atas nama agama.
“Disuruh perang, ikut aliran radikal,” kata Bushra dihadapan ratusan peserta Seminar Internasional Ulama Perempuan di Gedung Pasca Sarjana Institut Agama Islam Neger (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (25/4).
Lebih dari itu, ia mengatakan, perempuan juga diperlakukan secara tidak manusiawi dan seringkali dipaksa untuk menjadi pelaku bom bunuh diri.
Menurutnya, para perempuan ini seringkali ditanamkan pandangan-pandangan jihad yang tidak tepat, memutarbalikkan ajaran Islam. Mereka, katanya, mengutip Al-Qur’an untuk kepetingan gerakannya saja, dan mereka juga memanfatakan para perempuan.
Melihat hal itu, ia berharap adanya gerakan dari para ibu dan isteri untuk melawan ekstrimisme sekalipun tugas itu sangat berat.
“Memang tugas dari para istri dan ibu sungguh berat,” terangnya dalam kegiatan bertajuk Amlpifying Woman Ulama’s Voices, Asserting Values of Islam, National Hood, and Humanity ini.
Ia menjelaskan, cara yang efektif dalam melawan ekstremisme adalah dengan membangun para perempuan yang berpengetahuan.
“Perempuan perlu dibangun pengetahuan sehingga mereka percaya diri untuk menangkal praktik-praktik radikalisme,” jelas Bushra.
Selain menyoroti perlindungan terhadap perempuan, ia juga berharap, agar para ibu menjadi agen perubahan positif di dalam keluarga, dan buat anak sehingga anak-anak tidak terekspos pada gerakan radikalisme.
“Kami mendukung para ibu agar terus berkomunikasi denga anak-anak supaya bisa bergabung dengan gerakan deradikalisasi,” katanya. (Husni Sahal/Fathoni)