Nasional

Buka Konferwil Pergunu Jatim, Khofifah Ingatkan Persaingan Terbuka

NU Online  ·  Sabtu, 5 Agustus 2017 | 18:00 WIB

Buka Konferwil Pergunu Jatim, Khofifah Ingatkan Persaingan Terbuka

Khofifah dan Ketum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim

Mojokerto, NU Online  
Menteri Sosial RI Khofifah Indar Parawansa ditunjuk Ketua Umum Pimpinan Pusat Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim untuk membuka Konferensi Wilayah Pesatuan Guru NU (Pergunu) Jawa Timur di Institut Abdul Chalim, Pacet, Mojokerto (5/8).

"Atas nama kita bersama dengan mengucap basmalah, konferwil Pergunu resmi dibuka," kata perempuan yang juga Ketua Yayasan Taman Pendidikan dan Sosial Khadijah Surabaya ini.

Dalam sambutannya Khofifah mengingatkan kepada para guru, bahwa persaingan terbuka sudah dimulai. Seluruh dunia akan mengukur daya saing setiap bangsa.

Saat ini, kata dia, lembaga pendidikan sudah saatnya tidak hanya memproduksi para doktor secara kuantitatif. Namun, bagaimana caranya agar para magister dan doktor bisa bersaing secara kualitas.

Fenomena yang terjadi di kalangan pendidikan NU ialah banyak tutorial tidak berani mengaku NU. Ada, tapi itu sangat susah sekali. Hal ini disebabkan ketika mereka diterima di perguruan tinggi negeri mereka tidak berani mengaku ini.

"Saya melihat ada yang putus dalam proses perjalanan NU. Seperti para tokoh yang mengaku NU, karena kakek-neneknya NU, tapi tidak dengan sang ayah, lalu saat di kampus dia tidak berani mengaku NU dan saat menjadi tokoh dia bilang NU," ungkapnya.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat ini juga mengingatkan kepada para guru NU, ke depan tidak hanya guru TK, RA dan PAUD yang harus menempuh pendidikan Strata satu, madin juga seperti ini. Misalnya guru TK harus memiliki ijazah PGTK (Pendidikan Guru TK) dlsb.

Selain itu, perempuan kelahiran Surabaya ini mengajak kepada para guru untuk syiar dengan media sosial.

"Jangan takut untuk mengshare kegiatan para bapak ibu guru. Riya' dan syiar itu beda tipis," terangnya.

Karena saat ini kebutuhan media itu sangat penting. Para kiai dulu terlalu ikhlas dalam memperjuangkan kemerdekaan, setelah perang mereka kembali ke pesantren. Akhirnya ada data yang tercatat dalam pusat sejarah TNI bahwa para tentara Hizbullah yang ikut berperang hanya 16 orang.

"Ini kan satu contoh jika kita tidak cakap menulis aktivitas kita. Inilah tugas para guru ke depan," pungkas Khofifah.

Konferwil juga dihadiri oleh KH Hamid Syarif Wakil Ketua PWNU Jatim, Nyai Mahfudhoh Ali Ubaid, Hj Faridah Salahuddin Wahid, Ketua PC Muslimat Surabaya. (Rof Maulana/Abdullah Alawi)