Ponorogo, NU Online
Bencana alam berupa tanah longsor di Dusun Tangkil, Desa Banaran, Kabupaten Ponorogo, menyisakan duka yang mendalam bagi warga. Banyak warga yang harus kehilangan anggota keluarganya. Dari jumlah 28 korban yang dinyatakan hilang, hingga Senin malam (3/4) baru tiga korban yang berhasil ditemukan.
Wakil Ketua GP Ansor Ponorogo, Mahfudz kepada NU Online mengatakan, bersama basarnas, tim gabungan dari Banser Tanggap Bencana (Bagana) masih terus membantu melakukan upaya pencarian terhadap jasad para korban yang masih tertimbun longsor. Mereka ditempatkan di beberapa sektor vital.
“Kita terjunkan di sektor A untuk membantu evakuasi korban. Karena ini merupakan tempat vital,” katanya di posko NU Ponorogo, Desa Banaran, Senin (3/4) malam.
Proses evakuasi para korban beberapa kali mengalami kendala yang diakibatkan karena timbunan tanah yang mencapai ketebalan lima meter. Ditambah hujan deras yang masih sering mengguyur lokasi longsor. Sehingga memperlambat proses pencarian dan evakuasi.
Mahfudz menambahkan, anggota banser juga diterjunkan untuk membantu membersihkan puing-puing bekas terjangan longsor. “Kami sebar anggota di sektor B dan sektor C. Tapi hari ini kita konsentrasi di sektor C, untuk membersihkan rumah yang terdampak longsoran,” imbuhnya.
Banser yang diterjunkan ke lokasi longsor ini merupakan perwakilan Banser dari seluruh PAC di Ponorogo.”Hari minggu kemarin kita melakukan koordinasi di Cabang. Selain dari cabang, setiap harinya ada tiga anggota banser dari perwakilan PAC yang ikut membantu disini,” jelasnya.
Longsor yang menerjang pada Sabtu lalu mengakibatkan sawah seluas 2 hektar dan kebun seluas 28 hektar rusak. Berdasarkan data yang dihimpun dari Infokom GP Ansor Ponorogo, terdapat 30 rumah warga yang tertimbun longsor. Sementara kerugian materiel berupa, kendaraan mobil sejumlah 5 unit, sepeda motor 40 unit, dan 1 trafo serta jaringan listrik mati.
Selain membantu dalam hal teknis, ungkap Mahfudz, NU Ponorogo secepatnya akan membantu dalam pemulihan psikis para korban pasca kejadian longsor. “Kasihan, banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya. Dan ini menjadi tugas kita bersama. Bagaimana kita memikirkan keadaaan mereka pasca kejadian ini,” katanya.
NU Ponorogo mendirikan posko gabungan bersama Banom NU, seperti GP Ansor, Muslimat, Fatayat, IPNU, dan IPPNU. Di Posko ini bantuan dari warga di kumpulkan dan kemudian didistribusikan untuk para korban.
“Untuk hari ini bantuan masih terus datang. Bahkan dikatakan over load. Kita berharap masyarakat dapat menyalurkan bantuan berupa uang yang disalurkan lewat Laziz NU Ponorogo,” tandas Mahfudz. (Zaenal Faizin/Fathoni)