Nasional

Berkat Mikroba, Rektor Unwaha Ubah Tanah Bekas Tambang Kembali Subur

Rab, 7 Agustus 2019 | 13:15 WIB

Berkat Mikroba, Rektor Unwaha Ubah Tanah Bekas Tambang Kembali Subur

Mikroba jamur mikoriza isolat Tambakberas

Jombang, NU Online
Universitas KH A Wahab Hasbullah (Unwaha) Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur telah mendaftarkan 101 HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) yang dihasilkan peneliti dan mahasiswa Unwaha.

Haki atau Intellectual Property Right merupakan hak eksklusif yang diberikan negara kepada seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga untuk memegang kuasa dalam menggunakan dan mendapatkan manfaat dari kekayaan intelektual yang dimiliki atau diciptakan.

“Alhamdulilah kita berhasil mendaftarkan 101 Haki hasil karya siswa dan dosen Unwaha,” kata Rektor Unwaha Anton Muhibbudin saat dihubungi NU Online, Senin (5/8).

Haki yang didaftarkan Unwaha kali ini meliputi temuan software-software dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi, pertanian, buku-buku karangan dosen dan mahasiswa, dan lainnya.

Salah satu temuan dosen Unwaha yang didaftarkan Haki pada tahun ini adalah mikroba jamur mikoriza isolat Tambakberas. Mikroba ini memiliki kemampuan adaptasi tinggi pada tanah bekas tambang. Sehingga memudahkan petani yang ingin bercocok tanam di atas tanah sisa tambang batubara dan timah.

Selama ini bekas tambang batubara di Kalimantan dan timah di Bangka banyak sekali yang tidak terawat. Beberapa bekas tambang ini malah dibiarkan terlantar dan menyebabkan banyak anak kecil meninggal saat berenang. Dengan penemuan ini tanah bekas tambah bisa subur lagi.

“Ini penemuan saya. Sudah bisa dipakai. Tanah bekas tambang kini sudah kembali bisa ditanam sawit, karet, sayuran dan lain-lainnya,” beber Anton.

Pria asal Malang ini  menambahkan, penemuan mikroba ini sudah berhasil melalui proses uji coba di beberapa lokasi bekas tambang timah di Bangka Timur, Provinsi Bangka Belitung dan tambang Nikel di Pulau Sulawesi. Hasil uji coba menunjukkan bahwa mikoriza isolat Tambakberas mampu beraktifitas baik pada kondisi tanah yang ada. 

“Aktifitas yang baik tersebut menunjukkan bahwa jamur mikoriza ini resisten dan adaptif terhadap kondisi tanah yang ada. Ini akan membuat petani Indonesia bisa bercocok tanam lagi di lahan bekas tambang,” ungkapnya.

Dikatakannya, kedepan pihaknya akan lebih banyak lagi melakukan penelitian dalam bidang pertanian. Hal ini sebagai bukti nyata pengabdian insan akademis ke bangsa dan negara. Salah satu proyek penelitiannya yaitu uji coba pengurangan nikotin pada tembakau dengan proses alami.

Baginya, perencanaan dan penataan road map (peta jalan) penelitian yang benar merupakan kunci dari keberhasilan menciptakan output penelitian yang berkualitas. Output penelitian dosen dan mahasiswa Unwaha selama ini terencana dengan sistematis sehingga bisa dipantau dan digunakan orang banyak.

“Jenis produk hasil riset kita bisa dicek di koperasi kampus. Petani bisa lihat-lihat atau beli di sana,” ujar alumni Universitas Brawijaya ini.

Rencana kedepan dengan jumlah mahasiswa per lulusan sebanyak 400-1100 mahasiswa dan jumlah dosen Unwaha sebanyak 150-an. Maka setidaknya per tahun akan diproduksi hasil penelitian atau riset terbaru sebanyak 50 persen dari jumlah tersebut.

Di antara usaha ke sana yaitu peningkatan kualitas internal melalui pengiriman mahasiswa Unwaha untuk mengikuti kuliah six-in (6 sks) di Thailand dan Malaysia, pengiriman dosen Unwaha magang di beberapa perguruan tinggi di Jepang, Thailand dan Korea Selatan yang selama ini telah dilakukan secara rutin.

Dikatakannya, produktifitas riset perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Kementerian Hukum dan HAM, jumlah Haki yang dihasilkan perguruan tinggi di Indonesia jauh di bawah negara-negara Asia lain seperti Tiongkok, India, Pakistan, Jepang dan Korea. 

“Salah alah satu hasil dari program ini, mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Unwaha berhasil menemukan software yang bisa mendeteksi kecocokan tanaman dan jenis tanah berdasarkan analisis satu unsur tertentu. Ini juga sudah kita daftarkan Haki," kata Anton.

Pendaftaran 101 HAKI pada tahun 2019 ini merupakan prestasi l luar biasa bagi Perguruan Tinggi di Indonesia, terutama yang berbasis pesantren seperti Unwaha yang berada di lingkungan Pesantren Bahrul Ulum.

“Ini membuktikan bahwa dengan konsep yang benar dan strategi riset yang baik, maka perguruan tinggi berbasis pesantren bisa berprestasi bagi bangsa,” tandas Anton.
 
Pewarta : Syarif Abdurrahman
Editor : Zunus Muhammad