Nasional

Berharap Fadli Zon Minta Maaf, Ratusan Kader Ansor Banten Doa Bersama

NU Online  ·  Rabu, 13 Februari 2019 | 14:45 WIB

Berharap Fadli Zon Minta Maaf, Ratusan Kader Ansor Banten Doa Bersama

Doa bersama oeh Ansor Banten, Rabu (13/2)

Serang, NU Online
Ratusan kader Ansor dari semua derah di Provinsi Banten melakukan doa bersama di Gedung PWNU Banten di Kemang Kota Serang, Rabu (13/2). Kegiatan dilakukan merespons penistaan terhadap kiai sepuh NU yakni KH Maimoen Zubair oleh Wakil Ketua DPR, Fadli Zon beberapa waktu yang lalu.

Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua PWNU Banten, KH Benyamin; Rais Syuriyah PWNU Banten, KH Ariman Anwar; Ketua PW Ansor Banten, Ahmad Nuri, para Ketua Cabang Ansor dari seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Banten dan ratusan kader Banser. Doa bersama tersebut juga termasuk rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakowil) VI PW Ansor Banten.

Ketua PW Ansor Banten, Ahmad Nuri menuturkan siapa pun yang melakukan penistaan kepada ulama ulama NU untuk segera meminta maaf. Menurut dia, aktivitas kebangsaan harus dilakukan atas dasar persatuan dan penghormatan kepada ulama sebagai orang yang berperan penting dalam pendirian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Siapa pun yang menista ulama mudah-mudahan diberi hidayah dan diberikan kesadaran roh akal budi sehingga dia minta maaf pada kami. Apalagi di tengah proses bangsa ke depan ini perlu persatuan dan penghormatan termasuk penghormatan pada ulama," ujarnya.

(Baca: PWNU Banten: Mengurus NU Perlu Niat yang Kuat)
(Baca: Puisi Fadli Zon Dibalas Pesan Cinta untuk Negeri)

Ia menilai puisi yang dibuat politisi Partai Gerindra itu tidak memiliki penghormatan sama sekali kepada KH Maimoen Zubair. Sebab, di NU termasuk di kalangan umat Islam ulama adalah seseorang yang terhormat dan dimuliakan.

"Karena ulama yang kita hormati kita Tazimi tapi tiba tiba dituduh sebagai pembajak doa dan lain  hal. Oleh karena itu saya kira kepada Fadli zon untuk minta maaflah," ucapnya.

Selain doa bersama sejumlah kader Ansor dan Kiai NU membacakan puisi untuk menjawab puisi yang dibacakan Fadli Zon. (Abdul Rahman Ahdori/Kendi Setiawan)