Banyak Santri Tidak Mengerti Sejarah dan Kiprah Kiai Wahab
NU Online · Jumat, 5 September 2014 | 22:01 WIB
Jombang, NU Online
Sebelum menjadi pembicara saresehan dalam rangka haul KH Abdul Wahab Chasbullah, narasumber ini menyempatkan berdialog dengan sejumlah santri. Sangat memprihatinkan, ternyata kebanyakan mereka tidak paham sejarah Nahdlatul Ulama (NU).
<>
“Padahal mereka hidup di pesantren, dimana sang pengasuh adalah pelaku sejarah Nahdlatul Ulama dan tokoh pergerakan nasional,” kata Prof Dr Anhar Gonggong (3/9). Sejarawan dan dosen Universitas Indonesia ini menyampaikan keprihatinan ini pada kegiatan sarasehan nasional dalam rangkaian haul KH Abdul Wahab Chasbullah (Kiai Wahab) yang ke 43 di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang Jawa Timur.
Di samping karena minimnya buku sejarah yang diterbitkan untuk mengungkap sosok dan kiprah para ulama dan kiai serta umat Islam dalam pergolakan pra-kemerdekaan hingga perjalanan dinamika bangsa selanjutnya, juga diperparah kebijakan politik penjajah yang memang mengeliminir peran umat Islam. “Terjadi deislamisasi dalam sejarah kebangsaan kita, “ kata Drs H Choirul Anam yang juga tampil sebagai narasumber.
Kalau kemudian banyak generasi muda, termasuk di dalamnya adalah para santri yang tidak mengetahui dengan baik sejarah bangsa secara benar, itu adalah sebuah kesalahan kolektif. Apalagi pada saat yang sama, sangat minim para sejarawan muslim khususnya dari NU yang berhasrat untuk menelusuri kiprah para kiai dan ulama pada masanya.
“Jangankan para santri, saya saja tidak mengenal dengan baik siapa Kiai Wahab,” kata Nyai Hj Aisyah Muhammad, salah seorang cucu Kiai Wahab saat sessi tanya jawab. Bagi Bu Is, sapaan akrabnya, terasingnya para santri dan umat Islam sehingga tidak mengenal secara utuh sosok dan kiprah Kiai Wahab lantaran materi sejarah di sekolah juga tidak mendukung.
“Saya menyarankan, PBNU membuat buku yang lebih lengkap sehingga bisa didistribusikan kepada sejumlah sekolah dan madrasah maupun pesantren agar bisa mengisi kekosongan ini,” tandas Ketua PC Muslimat NU Jombang ini.
H Abdul Mun’im DZ yang Wakil Sekretaris Jendral PBNU menandaskan bahwa dirinya telah menyiapkan setidaknya empat judul buku dalam mengungkap sepak terjang Kiai Wahab.
“Paling tidak akan ada empat buku yang akan kami terbitkan dalam rangka menyingkap ide dan gagasan Kiai Wahab,” tandas Mun’im yang juga tampil sebagai pembicara sarasehan. Bahkan bukan tidak mungkin akan muncul akademi politik Kiai Wahab yang merupakan intisari dari sejumlah pemikiran dan ide beliau, lanjutnya.
Lewat kepiawaian Kiai Wahab, hingga kini NU tetap disegani sejumlah kalangan. Ketika banyak negara masih gamang membincang Islam dan nasionalisme, pembahasan ini telah tuntas pada Muktamar NU tahun 1936 di Banjarmasin.
“Sekarang, negara Timur Tengah banyak belajar kepada Indonesia dalam membicarakan Islam dan nasionalime,” terang Mun’im. Karena ketika melihat negara-negara Islam tersebut, yang mengemuka adalah sejumlah gejolak dan konflik. Dan lewat kepiawaian Kiai Wahab, persoalan Islam dan nasionalime di Indonesia menjadi tuntas, lanjutnya.
Sarasehan yang dipandu KH Mujib Imron, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Yasini Pasuruan ini diantaranya merekomendasikan agar segera diterbitkan buku sejarah yang menyeluruh tentang kiprah Kiai Wahab dan juga NU. Buku tersebut nantinya menjadi bacaan wajib para santri di berbagai pesantren dan sekolah. (Syaifullah/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
4
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
5
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
6
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
Terkini
Lihat Semua