Jakarta, NU Online
Kepala Satuan Koordinasi Barisan Ansor Serbaguna (Kasatkornas) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) H Alfa Isnaeni mengatakan walaupun media sosial itu kadang sering disebut dunia remeh-temeh, tapi isinya bisa menjadi negatif juga bila isinya itu penghinaan.
“Cara mengingatkan kepada orang yang menghina ulama itu banyak cara. Di antaranya didatangi dalam rangka tabayun (klarifikasi), dinasihati,” ujar Alfa ketika ditanya bagaimana seharusnya sikap kader GP Ansor dan Banser jika menemukan akun medsos yang menghina kiai di kantor Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor, Jakarta, Selasa malam (10/1).
Kalau dinasihati masih tidak bisa, lanjutnya, harus dinasihati sampai tiga kali. Jika masih tidak menerima, tidak salah jika kader GP Ansor dan Banser melaporkan pemilik akun tersebut kepada pihak yang berwajib (polisi).
Menurut dia, upaya tabayun dan menasihati kepada akun penghina seharusnya tidak hanya dilakukan kader Ansor dan Banser. Namun, seluruh pihak.
“Yang penting jangan melakukan kekerasan. Tapi tabayun pasti. Kalau sudah ditabayuni, lalu dinasihati,” lanjutnya.
Ia mengimbau, sebaiknya siapa pun jangan melakukan penghinaan kepada siapa pun. Kalau terlanjur menghina, segeralah meminta maaf.
“Kalau minta maaf saja tidak mau, tidak salah dong, terpaksa dilaporkan,” katanya.
Menurut dia, tidak baik dan tidak benar peradaban sebuah bangsa dibangun dengan saling menghina satu sama lain.
“Kami belajar juga dalam upaya memperbaiki diri. Kami juga mengajak pihak lain untuk sama-sama belajar dan berbuat baik. Jadi berimbang, kalau diajak berbuat baik tidak mau, hukumlah yang berbicara,” pungkasnya. (Abdullah Alawi)