Nasional

Banser Jabar Sayangkan Bentrok FPI dan GMBI Meluas ke Daerah

NU Online  ·  Sabtu, 14 Januari 2017 | 02:03 WIB

Bandung, NU Online
Komandan Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serbaguna (Danstakorwil Banser) Jawa Barat, Yudi Nurcahyadi menyayangkan bentrokan antara FPI dan GMBI meluas hingga ke daerah di Jabar. Pasalnya segala bentuk anarkisme tidak bisa dibenarkan oleh siapa pun dengan alasan apapun.

"Kami tak mau tanah Jawa Barat jadi arena peperangan. Urang Islam, urang Sunda mah teu kitu (orang Islam dan orang Sunda tidak seperti itu)," kata Yudi selepas menghadiri undangan Kapolda Jabar, Inspektur Jenderal (Irjen) Polisi Anton Carliyan, Jumat (13/1).

Menurut Yudi, Banser Jabar juga mengkritik gaya yang dipakai FPI dalam mengawal Rizieq Shihab. Sebagai warga negara yang baik, tak perlu "abring-abringan" seperti itu karena siapa pun sama kedudukannya di mata hukum.

"Begitu juga ke GMBI. Serahkan saja kepada kepolisian kasus ini meski memang berdemonstrasi dijamin Undang-Undang," ujar Yudi yang menegaskan bahwa anarkisme kedua kelompok tersebut tidak dibenarkan.

Maka, tuturnya, kesan yang tersiar ke publik pemanggilan Rizieq Shihab sampai dikawal ribuan massa FPI seolah unjuk kekuatan sebagai intervensi hukum, dan adanya massa diluar FPI seolah menandingi gerakan FPI tadi.

"Ya jadi bentrok karena yang namanya kerumunan massa lebih dari dua orang akan menimbulkan keberanian yang tak akan terkendali. Coba kalau Rizieq Shihab datangnya biasa, dan massa GMBI juga menunggu respon kepolisian," ucapnya.

Atas insiden yang telah mencoreng Bumi Parahyangan ini, Banser Jabar mengintruksikan kepada Banser di Kota/Kabupaten se-Jabar untuk terus menjaga kenyamanan warga, terutama warga NU.

"Ada apa dibalik semua itu, kita harus jeli," kata Yudi. 

Sebelumnya buntut dari bentrokan di Jalan Soekarno Hatta Bandung, sejumlah Sekretariat GMBI diberbagai daerah seperti Bogor, Tasikmalaya, dan Ciamis dirusak massa. (Nurjani/Fathoni)