Bangun Madura, Para Kiai Harap Pemerintah Prioritaskan SDM Lokal
NU Online · Sabtu, 21 Desember 2013 | 02:03 WIB
Bangkalan, NU Online
Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, KH Abdul Fattah Ahmad Faqih mengharapkan penguatan sumber daya manusia (SDM) Madura diprioritaskan. Hal ini ditempuh sebelum pemerintah melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dan industrialisasi di “Bumi Karapan Sapi”.
<>
Menurut Ra Fattah, sapaan akrabnya, sejak pulau Madura terhubung dengan pulau Jawa melalui jembatan Suramadu, gelora pembangunan di pulau yang berada di sebelah utara Surabaya ini mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini terbukti dari dibukanya lahan persawahan dan tanah kosong menjadi bangunan perumahan dan kawasan bisnis.
“Persoalannya, kebutuhan kami saat ini adalah pembangunan SDM. Makanya, ketika pemerintah akan menggelontorkan tambahan dana untuk pembangunan infrastruktur di sini langsung kami tolak. Mendingan ditahan dulu, kecuali kalau diarahkan untuk pembangunan manusianya,” ujarnya saat menerima kunjungan tim kecil PT Pahala Kencana dalam acara Roadshow Goes To Pesantren di Bangkalan, Kamis (19/12).
Menurut pengasuh Pondok Pesantren Nurul Karomah, Paterongan, Galis, Bangkalan ini, pembangunan SDM lebih penting agar dalam menghadapi era globalisasi dan industrialisasi masyarakat Madura tidak sekadar menjadi penonton saja. Dengan pemberian beasiswa kepada para generasi muda, lanjutnya, kemajuan Madura akan lebih cemerlang.
“Dengan dibangunnya SDM maka warga Madura tidak menjadi tamu di negeri sendiri. Jadi, warga bisa turut serta dan ambil bagian dalam memajukan wilayahnya. Patut dicatat, pembangunan manusia ini harus dititikberatkan pada nilai-nilai agama. Artinya, jadi apapun dia jika memiliki basic agama yang kuat Insyaallah masih bisa selamat,” kata saudara sepupu KH A Malik Madani, Katib ‘Aam Syuriah PBNU ini.
Senada dengan Ra Fattah, Pengasuh Pesantren Ibnu Kholil Mlajo Bangkalan KH Imam Bukhori Cholil juga mengatakan boleh saja Madura dibangun layaknya pulau Batam. Akan tetapi, budaya dan tradisinya mesti tetap dipertahankan layaknya negara Jepang. Terpisah, para kiai kampung dan pengasuh pesantren di beberapa daerah pelosok di Madura juga sepakat dengan kedua pemimpin pesantren tersebut. (Ali Musthofa Asrori/Mahbib)
Terpopuler
1
40 Hari Wafat Gus Alam, KH Said Aqil Siroj: Pesantren Harus Tetap Hidup!
2
Mendaki Puncak Jabal Nur, Napak Tilas Kanjeng Nabi di Gua Hira
3
Waktu Terbaik untuk Resepsi Pernikahan menurut Islam
4
Mulai Agustus, PBNU dan BGN Realisasikan Program MBG di Pesantren
5
Terima Dubes Afghanistan, PBNU Siap Beri Beasiswa bagi Mahasiswa yang Ingin Studi di Indonesia
6
Eskalasi Konflik Iran-Israel, Saling Serang Titik Vital di Berbagai Wilayah
Terkini
Lihat Semua