Bahas Muktamar, Sejumlah Ulama Bertemu Rais ‘Aam dan Ketum PBNU
NU Online · Senin, 6 Desember 2021 | 16:38 WIB

Majma Buhuts An-Nahdliyah di Pesantren Asshodiqiyah Semarang, jawa Tengah (5/12/2021). (Foto: Istimewa)
Aru Lego Triono
Kontributor
Jakarta, NU Online
Sejumlah ulama karismatik Nahdlatul Ulama melakukan pertemuan di Pesantren Asshodiqiyah Semarang, jawa Tengah (5/12/2021). Pertemuan tersebut merupakan upaya untuk menemukan jalan tengah dari perbedaan pendapat dalam penentuan waktu pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang akan digelar di Provinsi Lampung.
Sebelumnya, Muktamar seyogyanya bakal digelar pada 23-25 Desember 2021. Namun pemerintah bakal menerapkan PPKM Level 3 di seluruh wilayah Indonesia sehingga Muktamar harus dijadwal ulang.
Pertemuan di pesantren yang diasuh KH Shodiq Hamzah tersebut dihadiri antara lain oleh KH Mustofa Bisri (Gus Mus), KH As'ad Said Ali, KH Asep Saifuddin Chalim, KH Abdul Hakim Mahfud (Gus Kikin), KH Dimyati Rois dan kiai sepuh lainnya. Pertemuan ini bertajuk Majma Buhuts An-Nahdliyah dan menghadirkan Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Ada yang berbeda dan mencuri perhatian dalam pertemuan tersebut. Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Munawaroh Wahid juga hadir dan menjadi satu-satunya perempuan yang menjadi bagian dalam pertemuan tersebut.
Sebagai satu-satunya perempuan di antara para ulama NU yang melakukan pertemuan itu, Sekretaris Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu tiba-tiba teringat sang nenek, yakni Nyai Hj Solichah Wahid Hasyim.
“Di tahun 1995, saya menonton berita tentang musyawarah para ulama NU, di mana Nyai Solichah Wahid Hasyim menjadi satu-satunya perempuan yang hadir. Saya sangat mengagumi Eyang Putri saya, yang menjadi sosok Muslimah pemimpin,” kata Alissa dalam keterangan foto di Instagram pribadinya, dikutip Senin (6/12/2021).
Saat menghadiri pertemuan tersebut, Alissa mengaku seperti sedang menapaki jejak Nyai Solichah Wahid lantaran menjadi seorang perempuan sendirian di tengah para masyayikh, para ulama, dan tokoh NU. Ke depan, ia berharap agar lebih banyak perempuan yang bisa hadir dalam setiap perjumpaan para ulama NU.
“Semoga lebih banyak perempuan yang hadir di kemudian hari, memasuki gerbang yang telah dibuka oleh Nyai Solichah binti KH Bisri Syansuri. Untuk beliau, lahal fatihah,” harap Alissa.
Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Jadwal Puasa Sunnah Sepanjang Bulan September 2025
2
Koalisi Masyarakat Sipil Nilai Pidato Prabowo Tak Singgung Ketidakadilan Sosial dan Kebrutalan Aparat
3
DPR Jelaskan Alasan RUU Perampasan Aset Masih Perlu Dibahas, Kapan Disahkan?
4
Prof. Moh. Koesnoe, Cendekiawan NU Kaliber Dunia: Ahli Hukum Adat dan Pendidikan
5
Prabowo Sebut Polisi yang Langgar Hukum dalam Penanganan Demo Akan Ditindak
6
Penangkapan Direktur Lokataru Delpedro Marhaen oleh Polisi Dinilai Keliru dan Salah Sasaran
Terkini
Lihat Semua