Surabaya, NU Online
Sejumlah perempuan pesantren dan mereka yang memiliki perhatian serius terkait penyebaran Islam rahmatan lil alamin akan menyelenggarakan pertemuan. Kegiatan difasilitasi Pengurus Wilayah (PW) Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Nahdlatul Ulama Jawa Timur.
“Dinamika sosial keagamaan di Indonesia sudah demikian kompleks dan membutuhkan perhatian serius dari para pengasuh pesantren,” kata H Muhammad Zaki Hadzik,kamis (11/7).
Ketua PW RMI NU Jatim tersebut mengemukakan bahwa pesantren sebagai pusat pendidikan keagamaan di Indonesia sejak berdirinya selalu memperhatikan dinamika sosial dalam berdakwah.
“Sudah banyak peran dan jasa pesantren dalam membangun masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Dan peran ini diharapkan terus berlanjut sampai kapanpun,” ungkap Gus Zaki, sapaan akrabnya.
Dirinya tidak menampik bahwa dinamika keagamaan di Indonesia, akhir-akhir ini menunjukkan gejala yang cukup menarik. “Yaitu masyarakat mencari dan memperoleh ajaran agama tidak dari sumber yang kredibel dan kompeten,” kata Pengasuh Pesantren Putri Al-Masruriyyah, Tebuireng, Jombang tersebut.
Dalam rangka merespons dinamika sosial keagamaan seperti itu, sejak Sabtu hingga Ahad (13-14/7), sejumlah ibu nyai sebagai pengasuh pesantren dan majelis taklim mengadakan silaturahmi nasional.
“Acara digagas dan diselenggarakan PW RMI NU Jawa Timur sebagai momen sangat spesial dan penting,” terangnya.
Karena dalam pandangan alumnus Pesantren Nurul Jadid, Paiton, Probolinggo tersebut, para ibu nyai selama ini dipersepsikan berada di belakang layar. “Namun peran mereka sangat besar dalam pengelolaan pesantren dan mengasuh umat,” jelasnya.
Menyadari dinamika sosial keagamaan di Indonesia sekarang ini, mereka berusaha menyempatkan berkumpul dan bermusyawarah untuk mencari berbagai solusi atas kebutuhan umat.
“Kami siap menyambut para ibu nyai se-Nusantara, memfasilitasi mereka bersilaturahim dan berdiskusi tentang berbagai hal yang sudah direncanakan,” jelas Gus Zaki.
Menurutnya, PW RMI NU Jatim memang yang menginisiasi dan mengorganisir kegiatan. “Tetapi para ibu nyai yang sebenarnya memiliki acaranya,” ungkapnya.
Menurutnya, kegiatan diorganisir oleh Bidang Pemberdayaan Pesantren Putri RMI NU Jatim yang diketuai oleh Hj Maslachatul Ammah Sholeh, sekaligus sebagai ketua panitia Silatnas Bu Nyai Nusantara.
Silatnas Bu Nyai Nusantara ini akan dihadiri oleh lebih dari 400 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Selain itu, para tokoh nasional, ahli, praktisi yang kompeten di bidangnya juga hadir untuk memberikan masukan kepada para peserta sebagai bahan berdiskusi.
Dengan mengambil tema Meneguhkan Peran dan Eksistensi Bu Nyai dalam Merespons Perkembangan Sosial Keagamaan diharapkan bisa memberikan berbagai solusi yang dihadapi masyarakat. "Tidak hanya urusan keagamaan, tetapi juga masalah lain,” tandas Gus Zaki. (Ibnu Nawawi)