Nasional

Apa Motif Tulis La Ilaha Illallah pada Sang Saka Merah Putih?

NU Online  ·  Kamis, 26 Januari 2017 | 13:40 WIB

Jakarta, NU Online
Kasus penambahan lafal la ilaha illallah dan gambar dua pedang saling menyilang pada Sang Saka Merah Putih baru-baru ini mendapat respon dari Wakil Sekretaris Jendral PBNU H Abdul Mun’im DZ. Menurutnya, kasus yang ramai dibicarakan publik itu bisa dilihat dari tiga sudut pandang.

“Ada yang sunnah karena sebagai ekspresi cinta tanah air. Ada yang makruh karena digunakan untuk motif sempit. Ada yang haram karena bermaksud mau mengubah haluan NKRI yang berdasarkan Pancasila, ini subversif,” ujarnya via surat elektronik, Kamis (26/1).

Ia mengatakan, pelaksana dan penegakan hukum selalu melihat motif dalam menentukan hukum. Polisi sebagai penegak hukum dengan dibantu para ahli dan ulama yang tahu tentang anatomi politik, bisa memeriksa motif para pembuat tulisan tersebut.

Menurutnya, kelompok pertama bermotif seni. Kelompok kedua bermotif politik. Tetapi kelompok ketiga yang menuliskan kalimah thayibah itu bermotif subversif. “Hal itu bisa dilihat kelompok mana yang membuat, siapa pendukungnya, dan siapa pembelanya. Mereka para pendukung Khilafah Islamiyyah yang ingin mengganti Pancasila dan NKRI,” tuturnya.

Jadi, lanjut Mun’im, yang dilarang dan diperkarakan bukan kalimah thayibah, tetapi orang yang menyalahgunakan kalimat tersebut untuk tujuan subversi. Ia menegaskan, umat Islam Indonesia khususnya warga NU terikat oleh kesepakatan suci bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam Pancasila dan NKRI. “Janji ini wajib ditepati sebagai amanah dan wafa bil 'ahdi (menepati janji),” pintanya. (Mahbib)