Nasional

Ansor Sidoarjo Sikapi Berbagai Berita Miring di Medsos

NU Online  ·  Senin, 6 Maret 2017 | 09:50 WIB

Sidoarjo, NU Online
Pasca aksi penolakan penceramah Khalid Basalamah, oleh GP Ansor dan Banser Sidoarjo pada acara pengajian di masjid Shalahuddin, Gedangan, Sidoarjo, Sabtu (4/3) kemarin, banyak bermunculan berita miring di media sosial terkait adanya aksi tersebut.

Menyikapi adanya berita yang tidak benar itu, Ketua GP Ansor Sidoarjo, H Rizza Ali Faizin mengklarifikasi dan menjelaskan kronologi sebenarnya. Pasalnya, disengaja atau tidak, namun itulah gaya mereka dalam berdakwah, menyebarkan berita yang tidak sebenarnya, mendramatisir bahkan keluar dari konteks kejadian dengan tujuan menjelekkan kelompok lain dan mengambil simpati.

Rizza menegaskan, penolakan itu sebenarnya bukanlah acara pengajian atau majlis ilmunya. Namun, ceramah Khalid Basalamah yang dianggap memprovaksi dan rentan menimbulkan konflik itulah yang kemudian menjadi pokok persoalan. Padahal, sebelumnya sudah ada kesepakatan, bahwa panitia tidak akan menghadirkan Khalid Basalamah.

"Yang kita tolak bukanlah majlis ilmunya, sebagai bukti ketika Basalamah turun, diganti Ustadz lain, kita tidak mempermasalahkan. Bukan perbedaan madzhabnya, tapi bagaimana menghargai perbedaan. Ansor dan NU sudah terbiasa berbeda faham dengan Muhammadiyah dan aliran lain yang seiman, bahkan dengan agama lain. Namun tidak ada provokasi dan tetap hidup dengan rukun dan damai," kata Rizza dalam releasenya kepada NU Online, Ahad (5/3).

Rizza mengungkapkan, pada saat forum mediasi oleh Kapolresta antara MWCNU, Ansor, panitia dan pengurus masjid, Kapolresta meminta bukti rekaman atau contoh ceramah Khalid Basalamah yang dianggap memprovaksi dan rentan menimbulkan konflik?. Ansor sudah menyiapkan 3 video bagaimana Khalid Basalamah menelanjangi ajaran lain, menyalahkan aliran lain tanpa memahami duduk permasalah, mensyirikkan tampa perbandingan dalil.

Sebelumnya, terjadi negoiasi dengan Kapolresta, panitia menyatakan bahwa yang ceramah bukan Khalid Basalamah melainkan CD rekaman. Inilah gaya mereka berbohong. Dan ketika mengetahui bahwa yang berceramah adalah asli Khalid Basalamah, maka Ansor merasa dibohongi. Namun, Ansor dan Banser tetap sabar. Dan tetap pada koridor negoisasi dan percaya pada pihak kepolisian.

"Namun apa yang terjadi? berita yang beredar di media kita melakukan pembubaran, bentrok bahkan merusak masjid, gereja dijaga namun kegiatan ilmu sesama Muslim dibubarkan dan banyak berita miring yang muncul. Masyallah, tidak ada satupun aset rumah Allah yang dirusak dan dikotori oleh Ansor Banser NU," tegas Rizza.

Justru, lanjut Rizza, saat situasi sudah tenang dan selesai karena ada kesepakatan MoU bahwa panitia akan menghentikan ceramah Khalid Basalamah serta tidak akan menaikkan mimbar lagi, bahkan pengurus masjid tidak akan mengundangnya dikemudian hari. Tiba-tiba ada laporan bahwa Ketua PAC Ansor Tulangan, Zaini, dipukul jamaah pegajian. Dan pemukulnya sudah diamankan polisi.

"Saat di Mapolsek Gedangan, Zaini tidak melawan, justru Zaini memaafkannya, kerena Islam yang diajarkan para pendiri NU adalah Islam yang ramah. Atas nama Ukhuwah Islamiyah pelaku yang mengaku warga Kamal dimaafkan," tuturnya.

Selain melakukan penolakan terhadap penceramah Khalid Basalamah, PC GP Ansor Sidoarjo juga meminta untuk melakukan Tabayyun, berdialog dan berbagi ilmu dengan Khalid Basalamah, tujuannya adalah menjaga tradisi keilmuan sekaligus ingin menghilangkan kesalahfahaman.

Namun permintaan ditengah negoisasi itu tidak kesampaian, karena Ansor konsentrasi atas hasil kesepakatan (MoU) untuk mendinginkan suasana. Rizza berharap, ke depan cita-cita mempertemukan antara Khalid Basalamah dengan Kiai NU akan terselenggara. (Moh Kholidun/Fathoni)