Semarang, NU Online
Diakui, Gerakan Pemuda Ansor dengan pasukan Banser, sudah cukup kuat di darat, dalam arti di alam nyata. Dengan jumlah anggota lima juta, Ansor hampir tidak tertandingi oleh ormas pemuda manapun, sehingga tidak ada yang terang-terangan mengajak perang Ansor di darat.Â
Namun, di wilayah udara, yakni di media internet maupun media sosial, Ansor babak belur dihajar musuh musuhnya. Dan kekalahan itu juga dialami Nahdlatul Ulama (NU) sebagai induk organisasinya. Buktinya, situs-situs media intoleran dan media anti NU lebih dominan menguasai jagat maya daripada media milik NU maupun afiliasinya.Â
Demikian dikatakan Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (PPGP) Ansor Mujiburohman ketika menjadi pembicara dalam Seminar Teknologi Informasi Sebagai Sarana Jitu Gerakan Islam Ramah, di Aula Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) di Semarang, Sabtu (12/5).
"NU sangat banyak anggotanya. Sekira 95 juta warga kita. Kader Ansor saja ada 5 juta. Namun jumlah besar ini hanya terasa kuat di darat. Sedangkan di wilayah udara, yakni di dunia maya, kita masih babak belur. Lemah dan tampak kalah," terang Mujib yang menjadi koordinator wilayah PP GP Ansor untuk Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
Menyadari fakta itu, Mujib mengajak seluruh warga nahdliyin, lebih-lebih kader Ansor, untuk bangkit membangun kekuatan literasi media.Â
Ia menyambut baik kegiatan yang diselengggarakan Pimpinan Wilayah GP Ansor Jateng tersebut. Yakni Seminar yang dilanjutkan Workshop Jurnalistik dan Teknologi Informasi Digital bertema Sing Waras Ojo Ngalah selama dua hari, Sabtu-Ahad (12 13/5).Â
"Di internet, media berlabel Islam yang mendominasi adalah situs intoleran dan yang anti pemerintah. Jadi wajah Islam yang tampil di internet adalah yang radikal," ujar kader yang pernah aktif di Ikatan Pelajar Nahlatul Ulama (IPNU) Yogyakarta semasa kuliah di IAIN Sunan Kalijaga ini.
Wakil Komandan Densus 99 Anti Radikalisme GP Ansor ini mengaku prihatin atas sedikitnya warga NU membuka situs resmi PBNU, yaitu NU Online.Â
Menurutnya, dengan jumlah anggota sekira 100 juta, misal separuh yang menggunakan intenet, lalu separo saja membuka NU Online satu kali dalam satu bulan, maka mestinya tidak kurang dari 25 juta pengunjungnya.Â
Dengan data saat ini baru antara 2 sampai 5 juta pengunjung NU Online dalam satu bulan, kata dia, menunjukkan warga NU belum punya ghirah (gairah; semangat) memperkuat diri di ranah media. Sedangkan pihak musuh, begitu besar ghirahnya membuka situs afiliasi mereka dan menyiarkannya secara bangga.Â
"Pengunjung NU Online mencapai jutaan, itu termasuk karena telah ada instruksi dari GP Ansor kepada para kadernya. Maka sangat perlu kita gerakkan warga NU membuka situs NU Online," ucapnya seraya memekikkan yel yel yang disambut antusias hadirin.Â
Hadir dalam seminar tersebut, Kepala Bidang E-Goverment Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Jateng Agung Hikmati, dan Ketua Masyarakat Antihoaks Indonesia (Mafindo) Septiaji Eko Nugroho, dan Kasubdit III Sosial Budaya, Direktorat Intelijen dan Keamanan Polda Jateng, AKBP Bambang Purwadi.
Seminar dibuka oleh Sekretaris PWNU Jawa Tengah H Arja Imroni dan dihadiri Ketua Dewan Pelaksana Pengelola MAJT Dr Noor Achmad dan Ketua PW GP Ansor Jateng Sholahuddin Aly. (Ichwan/Muiz)