Nasional

ANRI Ajak Perpustakaan PBNU Kolaborasi Digitalisasi Arsip

Kam, 18 Maret 2021 | 10:30 WIB

ANRI Ajak Perpustakaan PBNU Kolaborasi Digitalisasi Arsip

(Foto: NU Online/Aru Lego Triono)

Jakarta, NU Online
Perpustakaan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan silaturahim Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) M Taufik, Kamis (18/3). Pada kesempatan itu, Taufik membawa arsip yang pernah diserahkan PBNU kepada ANRI pada 1985 di era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

 

Di samping itu, PBNU juga diajak kerja sama oleh ANRI untuk melakukan digitalisasi terhadap berbagai arsip, manuskrip, buku, dan berbagai karya ulama NU. Hal ini bertujuan untuk memudahkan Nahdliyin dalam mengakses informasi.

 

“Tujuan pertama adalah silaturahim. Kedua, ingin membangun sinergisitas dan kolaborasi mengenai kearsipan. Khususnya kita kembangkan perpustakaan untuk saling berbagi. Tujuannya untuk memberikan kesadaran kepada seluruh warga NU tentang pentingnya kearsipan dalam kehidupan,” beber Taufik. 

 

“Jadi arsip itu harus hidup dan dihidupkan. Karena arsip itu adalah data dalam bentuk fisik maupun digital. Di dalam fisik itu, ada informasi. Kalau bicara arsip harus bicara otentik, tidak asal,” lanjutnya. 

 

ANRI ingin mengetahui berbagai aktivitas PBNU, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia dalam mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dinilai penting sehingga perlu digaungkan melalui informasi dan berbasis ilmu serta pengetahuan bagi masyarakat. 

 

“Nah mengedukasi masyarakat, baik di dalam lingkungan NU maupun di luar NU, menjadi tugas kita bersama, sehingga kemanfaatan dan kemaslahatan umat bisa dirasakan sehingga generasi mendatang dapat tercerdaskan. Mereka sebagai generasi pengganti pemimpin nasional NU ke depan yang religius dan konsep kebangsaan yang baik,” kata Taufik.

 

Ke depan, akan ada kerja sama yang disepakati untuk menggali berbagai arsip yang masih tersimpan, sehingga kemanfaatan dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Karena itu, ANRI akan membantu PBNU dalam hal melakukan digitalisasi berbagai arsip yang ada.  

 

“Kami akan membantu agar arsip-arsip yang ada di sini didigitalisasi, termasuk buku-buku yang masih perlu kami bantu. Nanti kita mencoba untuk menjembatani baik arsip maupun buku untuk didigitalisasi dan bisa realtime disajikan kepada masyarakat ke depannya,” tutur Taufik.

 

“Sebab tugas kami adalah penyelamatan dan pelestarian arsip. Di dalamnya juga buku juga tidak hanya harus arsip. Manuskrip dan catatan-catatan lain, yang sifatnya pendokumentasian,” imbuhnya. 

 

Ajakan tersebut disambut baik oleh Kepala Perpustakaan PBNU H Syatiri Ahmad. Ia mengaku ingin meningkatkan kerja sama dengan ANRI yang memang sudah lama terbangun sejak lama. Hal tersebut dibuktikan dengan arsip PBNU era Gus Dur yang dibawa oleh M Taufik. 

 

“Jadi arsip yang dibawa oleh Pak Kepala dan diserahkan ke saya itu adalah milik NU yang pernah menyerahkan dokumen pada 1985. Ketika itu Ketua Umum PBNU Gus Dur dan Sekretaris Jenderal adalah KH Munasir Ali. Lalu dilanjut saat Sekjen Pak Anwar Nuris,” jelas Syatiri.

 

“Kemudian dilanjutkan lagi, saya sebagai Kepala Perpustakaan PBNU menyerahkan arsip 15 tahun kertas kerja Gus Dur sebagai Ketum PBNU. Tadi ada bukti arsip hasil akuisisi. Arsip primernya sudah dibawa ke ANRI,” tambahnya.

 

Syatiri mengaku bakal menindaklanjuti kerja sama antara PBNU dengan ANRI. Bahkan, ia berharap kerja sama ini bisa menambah nilai manfaat kepada masyarakat agar arsip dan dokumentasi bisa bermanfaat untuk masyarakat. 

 

Arsip yang terdapat di Perpustakaan PBNU, secara umum, berisi berbagai khazanah intelektual tokoh NU dan organisasi. Karenanya, perpustakaan ini berfungsi untuk mendukung kelancaran program-program NU. Selain itu, Perpustakaan PBNU senantiasa memberikan layanan informasi kepada masyarakat.

 

“Saya kira arsip begitu juga. Tidak lepas dari itu. Nah ini ada satu hal yang menggembirakan buat prospek ke depan. Kita ingin mengangkat level dari yang tradisional menjadi digital,” kata Syatiri.

 

“Jadi nanti untuk mendapat informasi ke-NU-an, mengenal tokoh-tokoh NU, biografi dan karya ulama NU tidak harus datang ke PBNU tetapi bisa diakses online. Itu luar biasa kalau betul-betul terjadi. Artinya memudahkan masyarakat untuk mendapatkan akses arsip ke-NU-an,” tambahnya. 

 

Tak hanya itu, Perpustakaan PBNU memiliki komitmen untuk memberikan edukasi. Karenanya, Syatiri berharap ANRI dapat melakukan sosialisasi tentang kearsipan. Tujuannya agar para tokoh dan masyarakat NU bisa sama-sama peduli untuk menyelamatkan serta melestarikan arsip karena merupakan khazanah organisasi yang harus dijaga. 

 

“Maka saya berharap, ke depan dokumentasi dan arsip NU bisa lebih maju dan lebih modern. Mudah-mudahan apa yang saya inginkan sejak dari zaman KH Hasyim Muzadi yaitu ingin punya galeri sejarah perjalanan dari masa ke masa dan ingin punya museum arsip atau karya tokoh NU dan kiai-kiai pesantren bisa terwujud,” tutur Syatiri. 

 

Langkah selanjutnya usai pertemuan ini, ia akan meminta izin kepada Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj atas rencana kerja sama antara Perpustakaan PBNU dengan ANRI ini. Kemudian, akan dibuat nota kesepakatan di antara kedua belah pihak. 

 

“Saya kira beliau (Kiai Said) pasti setuju dengan kerja sama ini,” pungkas Syatiri.

 

Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Kendi Setiawan