Nasional

Animo Masyarakat Lakukan Permainan Tradisional Masih Tinggi

NU Online  ·  Senin, 26 Maret 2018 | 00:15 WIB

Animo Masyarakat Lakukan Permainan Tradisional Masih Tinggi

Rendra tengah asyik bermain engklek

Jakarta, NU Online
Animo masyarakat melakuan permainan tradisional terbilang tinggi. Hal itu tampak dengan kehadiran dan keaktifan mereka di arena kampanye Jam Main Kita, di Silang Timur Monas, Jakarta, Ahad (25/3).

Pengamatan NU Online arena beragam permainan tradisional seperti gobak sodor, lompat tali, benteng, engkleng dipenuhi warga. Masyaralat dari beragam usia terlihat mencoba permainan-permainan tersebut. 

Hj Yoyoh misalnya, yang sengaja datang dari Tangerang, Banten, mengajak anak dan empat orang cucunya. HjYoyoh terlihat telaten menemani para cucunya bermain engklek.

“Bagus, permaian yang dulu-dulu ada lagi,” kata Hajah Yoyoh kepada NU Online.

Ia mengaku sewaktu kecil sering melakukan beragam permainan tradisional. Ia menyesal sekarang permainan tradisional semakin ditinggalkan orang dan akhirnya mulai hilang. 

“Di rumah pernah sih cucu-cucu saya bermain petak umpet,” kata dia. 

Karenanya ia pun antusias mendatangi arena Jam Main Kita dengan mengajak cucu-cucunya.

“Bagus untuk kesehatan dengan permainan yang lama, nggak main hp melulu,” ujarnya.

Rendra Bagus Sugara, salah satu cucu Hj Yoyoh menceritakan bermain engklek terbilang gampang. Ia pun mengaku senang.

Siswa kelas dua SD itu menyebut permaianan engklek dengan taplak gunung.

“Karena ada gunungnya," kata Rendra.

Taplak gunung yang dimaksud sebenarnya adalah karena di ujung kotak-kotak engklek berbentuk gunung. Jika dilihat dari atas, media bermain engklek terlihat seperti taplak dengan ujungnya berupa gunung.

Selain engklek, Rendra dan saudara kembarnya Rendri, juga mencoba permainan lainnya.

Ketua Umum Fatayat NU, Anggia Ermarini mengungkapkan permainan tradisional tidak hanya membuat anak merasa senang, tapi juga sebagai proses sosialisasi mereka.

“Juga ini sesuai dengan Gerakan Masyarakat Sehat (Germas) karena ada sisi-sisi kesehatan yang dibangun melalui permainan tradisional,” kata Anggia. (Kendi Setiawan)