Nasional HARI PRAMUKA

Anggota Pramuka Harus Terus Perkuat Diri sebagai Manusia Pancasila

Jum, 14 Agustus 2020 | 09:15 WIB

Anggota Pramuka Harus Terus Perkuat Diri sebagai Manusia Pancasila

Ilustrasi anggota Gerakan Pramuka. (Foto: Antara)

Jakarta, NU Online

Hari Pramuka jatuh pada setiap 14 Agustus. Di Indonesia, kepanduan Pramuka memiliki hymne yang diciptakan oleh seorang ulama kenamaan, Habib Husein Mutahar. Di awal, teks dalam hymne itu berbunyi, “Kami Pramuka Indonesia, Manusia Pancasila.” Prinsip manusia Pancasila harus terus diperkuat oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka.


Hal tersebut dituturkan oleh Komandan Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Corp Barisan Pelajar (CBP) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Sodikin, melalui pesan singkat, pada Jumat (14/8) pagi. 


“Bagi saya, potongan bait dalam hymne Pramuka yang diciptakan oleh seorang habaib kelahiran Semarang itu mengingatkan kita semua soal pemahaman tentang posisi Pancasila di negeri ini,” tuturnya. 


Manusia Pancasila, menurut Sodikin, adalah suatu penegasan bagi kewajiban seorang kepanduan di Indonesia, agar harus benar-benar mengamalkan, mendalami, memahami, dan menjaga keutuhan Pancasila sebagai dasar negara.


“Dalam perilaku sehari-hari misalnya, kita (Manusia Pancasila) dituntut untuk menjalankan perintah agama sesuai dengan ajaran yang dianut masing-masing. Semua umat beragama harus saling menghormati, tak boleh memaksakan kehendak. Kita punya hak dan kewajiban yang sama,” jelas Ketua Dewan Kerja Satuan Komunitas (Sako) Pramuka LP Maarif NU Jawa Tengah ini. 


Selain itu, ia menegaskan bahwa Manusia Pancasila berarti bersedia untuk selalu menjaga nama baik bangsa dan negara. Tidak membanggakan bangsa lain seraya merendahkan bangsa sendiri. 


“Kita harus ikut serta dalam ketertiban lingkungan, menjunjung tinggi persatuan bangsa, mengutamakan kepentingan bangsa-negara di atas kepentingan kelompok dan golongan,” tegasnya. 


Sodikin melanjutkan bahwa masa pandemi adalah salah satu ujian dan tuntutan bagi Pramuka untuk selalu mendarmakan diri, baik tenaga, harta, maupun pikiran. Seperti berbagi bahan makanan dan ikut serta sebagai relawan Gugus Tugas Penanganan Covid-19.


“Dan yang paling terpenting adalah Pramuka harus terus berperan dalam rangka New Normal. Seperti upacara renungan di malam tanggal 14 Agustus dengan tidak meninggalkan protokol kesehatan,” lanjutnya. 


Terakhir, ia berharap agar seluruh anggota Pramuka di Indonesia dapat menangkal gerakan-gerakan yang ingin mencoba memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa. Pramuka harus bisa memberikan teladan baik, kapan pun dan di mana pun.


“Kita harus membuktikan gerakan Pramuka bersih dari penyusup yang akan menghancurkan generasi bangsa dan sekaligus merongrong Pancasila. Pembuktian itu dilakukan seperti dengan memperketat pendampingan di  Pramuka Satuan Komunitas atau sekolah-sekolah negeri,” pungkasnya.


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad