Anggie Sebut 40% Rakyat Indonesia Kurang Gizi
NU Online · Senin, 22 Februari 2016 | 14:10 WIB
Ketua Umum PP Fatayat NU Anggi Ermarini mengatakan, kondisi masyarakat Indonesia saat ini tercatat 40 persen dinyatakan kekurangan gizi. Menurut Anggi, kondisi ini diperparah dengan tingginya tingkat kematian ibu dan bayi sehingga target Millinium Development Goal's (MD'G) tidak tercapai di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Anggi Ermarini pada pelantikan Fatayat NU Kabupaten/Kota se-Sulawesi Utara, di Hotel Sahid Kawanua Manado, Ahad (21/02).
"Karena itu menjadi tugas Fatayat NU untuk memperkuat program di bidang kesehatan. Kalau ibunya sehat, sudah pasti anak dan suami akan sehat."
Ia menyampaikan bahwa bulan Juli mendatang Fatayat NU diundang menjadi salah satu pembicara di forum PBB. “Karena itu kita patut berbangga dengan kepercayaan ini," ujar Anggi.
Anggi yang ditemani Efri Nasution dan Enung Maryati dari pengurus PP Fatayat NU menegaskan beberapa hal terkait program kerjanya selama memimpin Fatayat NU hingga lima tahun mendatang.
Selain persoalan gizi, masalah kekerasan terhadap anak makin marak akhir-akhir ini. Untuk itu Fatayat bertekad membebaskan perempuan Indonesia dari perlakuan diskriminatif yang dialami di berbagai lapangan kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial dan budaya. Serta memberikan kesempatan perempuan kita untuk mengembangkan kapasitas dirinya sebagai manusia.
“Untuk merealisasikan semua itu tentu ada syaratnya, yakni makan makanan yang cukup, kesehatan yang baik, pendidikan, dan kemerdekaan untuk mengambil keputusan untuk dirinya sendiri," tegas Anggi.
Terkait dengan maraknya LGBT, peredaran narkoba dan prostitusi online, Anggi tak ingin berkomentar banyak. "Semua itu kembali kepada diri kita masing-masing sebagai perempuan. Kalau memang hal tersebut dilarang, sebaiknya jangan dilakukan dan sebisa mungkin dijauhi.” (Asep Sabar/Alhafiz K)
Terpopuler
1
Kemenag Tetapkan Gelar Akademik Baru untuk Lulusan Ma’had Aly
2
LKKNU Jakarta Perkuat Kesehatan Mental Keluarga
3
Mahasiswa Gelar Aksi Indonesia Cemas, Menyoal Politisasi Sejarah hingga RUU Perampasan Aset
4
3 Alasan Bulan Kedua Hijriah Dinamakan Safar
5
Kopri PB PMII Luncurkan Beasiswa Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk 2.000 Kader Perempuan
6
Anggapan Safar sebagai Bulan Sial Berseberangan dengan Pandangan Ulama
Terkini
Lihat Semua