Amar Ma'ruf Nahi Munkar itu kepada Islam yang Kuat
NU Online · Ahad, 13 Oktober 2013 | 18:00 WIB
Jakarta, NU Online
KH Said Aqil Siroj menegaskan, Islam harus disebarkan dengan cara damai dan santun, karena dengan sikap semacam itu, akan membuat orang lain tertarik dengan Islam. Ketua Umum PBNU tersebut menyampaikan hal itu di Pesantren Ats-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta, Sabtu (12/10).
<>
"Ud'u ila sabili rabbika bilhikmah wa mau'idzatil hasanah wa jadilhum billati hiya ahsan,” kiai asal Cirebon tersebut menukil ayat Al-Quran.
Ia menambahkan, terang sekali Al-Quran mengatakanØ› da'wahlah dengan hikmah, dengan bijak, dengan wisdom, dengan tutur kata yang baik. “Bukan dengan pentungan. Itu malah mencoreng, menghancurkan nama Islam, dikira hebat apa? Orang malah lari semua nanti," tambahnya.
Karena, lanjut Kang Said, dakwah diperuntukan kepada orang nonmuslim atau orang muslim yang masih belum taat sepenuhnya. Kepada umat Islam yang sudah benar-benar taat, baru beranjak kepada amar ma'ruf nahi munkar.
"Kalau sudah Islam semua, mantap Islamnya, baru amar ma'ruf nahi munkar. Kiai kepada santrinya baru keras tuh; Shalat! ayo Shalat! Itu perintah namanya. Bagus, karena sudah jelas pengkaderan. Kalau masih dakwah, itu masih 'marketing'," tambahnya.
Kiai yang pernah nyantri di pesantren Kempek, Lirboyo dan Krapyak tersebut menceritakan peristiwa Fathu Makkah, Nabi Muhammad "mengkritik" sahabatnya yang mengkampanyekan malhamah (berdarah-darah, asal kata daging yang dicincang-cincang), sebagai bentuk balas dendam kepada orang-orang yang memusuhi dan mendzalami Nabi Muhammad.
Seketika itu pula, lanjut Kiai Said, Nabi Muhammad menggantinya dengan marhamah (menyambung ikatan silaturahmi dan persaudaraan), karena Nabi Muhammad sudah memaafkan kaum kafir dan mengajak mereka untuk hidup berdampingan dengan aman dan tentram.
"Kalau orang Islam tidak bisa beri contoh baik, orang malah takut dengan Islam. Yang sekarang perang saudara Islam semua, memang gak menarik kan? Mana ajaran Islam? Kok orang jadi berantakan kaya gitu?"
Untuk itu, Kang Said kembali menegaskan agar berdakwah dengan cara santun, seperti dakwahnya Wali Songo yang berhasil mengislamkan Jawa dan sekitarnya tanpa menggunakan kekerasan. (Aiz Luthfi/Abdullah Alawi)
Terpopuler
1
Innalillahi, Nyai Nafisah Ali Maksum, Pengasuh Pesantren Krapyak Meninggal Dunia
2
Keutamaan Bulan Muharram dan Amalan Paling Utama di Dalamnya
3
Innalillahi, Buya Bagindo Leter Ulama NU Minang Meninggal Dunia dalam Usia 91 Tahun
4
Sosok Nabi Daniel, Utusan Allah yang Dimakamkan di Era Umar Bin Khattab
5
Waketum PBNU Jelaskan Keistimewaan Belajar di Pesantren dengan Sanad
6
Khutbah Jumat: Menyadari Hakikat Harta dan Mengelolanya dengan Baik
Terkini
Lihat Semua