Nasional

Alissa Wahid Tegaskan Sikap Adil, Berimbang, dan Taat Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa

Kam, 16 Maret 2023 | 19:00 WIB

Alissa Wahid Tegaskan Sikap Adil, Berimbang, dan Taat Konstitusi dalam Kehidupan Berbangsa

Ketua PBNU, Alissa Wahid. (Foto: Dok. istimewa)

Jakarta, NU Online

Moderasi beragama merupakan cara pandang, sikap, dan praktek beragama dalam kehidupan bersama. Pada Webinar Milad Al-Azhar ke-1083 dengan tema Masyarakat Sipil dan Moderasi Beragama: Visi, Strategi, Aksi Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menjelaskan tentang moderasi beragama dalam konteks negara dan bangsa.


"Karena kita bicara dalam konteks negara bangsa, maka kemudian moderasi beragama ini membutuhkan beberapa prinsip nilai instrumental yang memungkinkan yaitu prinsip adil, muadalah, berimbang muwazanah, dan juga menaati konstitusi sebagai warga negara. Jadi ini sebetulnya konteks moderasi beragama yang ingin kita tumbuhkan di Indonesia," ujar Ketua PBNU itu.


Ia menjelaskan jika berbicara tentang moderasi beragama, maka fokusnya adalah apa yang kita ingin panen, bukan apa yang kita ingin basmi. Dengan kata lain mewujudkan keberagamaan yang memang akan menghidupi bangsa dan negara. Sehingga akan muncul sikap-sikap cinta tanah air, toleransi, antikekerasan, dan penghormatan terhadap tradisi.


"Nah, tetapi sayangnya ini tidak mudah begitu. Maka kemudian pertanyaannya apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat sipil. Kita memang membutuhkan masyarakat sipil kenapa? Karena masyarakat sipil itu salah satu komponen penting di dalam penguatan moderasi beragama itu sendiri. Kalau kita ingin membuat sebuah gerakan, maka sebetulnya ada 4 aspek," terangnya.


Pertama sense of urgency atau dorongan perubahan apakah dorongan perubahan ini dirasakan atau tidak. Lalu yang kedua visa yang jelas dan disepakati, maksudnya wujudnya seperti apa yang disebut sebagai wasathiyah. Ketiga perlu memperbanyak orang-orang yang memiliki kapasitas organisasi-organisasi untuk mendorong perubahan. Keempat membutuhkan langkah-langkah yang lebih konkrit.


"Yang paling menyedihkan menurut saya kita seringkali berhenti di ruang diskusi seperti ini  kita menganggap ruang diskusi sudah menjalankan fungsinya untuk mendorong praktek agama yang ada. Padahal itu tidak seperti itu kita sekarang berdiskusi, seharusnya kita berdiskusi fokusnya pada apa yang bisa kita lakukan, dan setelah itu menyusun langkah melakukannya," terangnya


Menurutnya cara yang bisa dilakukan yaitu dengan mendorong masjid-masjid untuk bisa memperkuat praktik beragama yang moderat. Kemudian menanamkan nilai-nilai moderasi beragama dalam keluarga.


"Nah, itu yang harus kita lakukan. Nah karena itu saya berharap teman-teman bekerja bersama merumuskan langkah konkrit apa yang bisa teman-teman lakukan," terang Alissa.


Kontributor: Malik Ibnu Zaman

Editor: Fathoni Ahmad