Nasional

Alissa Wahid Paparkan Cara Menangkal Kelompok Ekstremis

NU Online  ·  Senin, 31 Juli 2017 | 14:30 WIB

Jakarta, NU Online
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menjelaskan, ada dua hal yang harus dilakukan untuk menangkal dan melawan kelompok-kelompok jihadis ekstremis yang terorganisir dengan sistematis. Pertama, membangun aliansi antar semua elemen bangsa, baik ormas Islam, LSM, dan elemen lainnya.

“Kemudian membangun kerja sama. Misalnya NU bekerjasama dengan Muhammadiyah, dengan komunitas lintas iman, dan dengan komunitas-komunitas lainnya yang senafas,” kata Alissa selepas acara diskusi Meredam Ekstremisme-Kekerasan dengan Buku di Cikini Jakarta, Senin (31/7).

Kedua, membangun narasi-narasi Islam Indonesia. Menurut dia, ormas-ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, dan lainnya yang sejalan memiliki tugas dan tanggungjawab untuk membuat dan mengkampanyekan model Islam Indonesia.
 
“Narasi Islam Indonesia itu yang seperti apa. Menjadi orang Islam di Indonesia itu seperti apa. Itu harus disiapin. Kalau tidak, kita tidak akan bisa menjawab tantangan narasi yang usung oleh gerakan Islamis radikal,” urainya.
   
Semangat yang diusung oleh gerakan Islam radikal, jelas Alissa, yaitu orang Islam harus bersatu untuk memperjuangkan sistem yang Islami melalui gerakan Islam politik. Ia tidak sepakat dengan narasi ini. Baginya, Islam menjadi kuat di Indonesia bukan karena lewat politik, tetapi tumbuh dari sosial masyarakat.
 
“Kalaupun gerakan politik, gerakan politiknya bukan Islam sebagai agama tetapi Islam sebagai semangat. Semangat keadilan sosial, semangat kemaslahatan umat,” terangnya.

Selain itu, lanjut Alissa, mengungkapkan ada dua narasi besar yang dikampanyekan oleh kelompok-kelompok jihadis. Pertama, umat Islam Indonesia sedang tertindas. Baginya itu tidak lah jelas karena orang Islam Indonesia memiliki ekspresi keagamaan yang besar di Indonesia.
  
“Yang kedua, hanya ada satu Islam yaitu Islam yang murni. Praktik Islam di Indonesia dianggap tidak murni dan harus dimurnikan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Putri Sulung KH Abdurrahman Wahid itu menyebutkan bahwa narasi-narasi tersebut berujung dan mengajak umat Islam untuk memusuhi demokrasi, masyarakat yang ada saat ini, dan sesama muslim yang tidak sejalan dengan mereka. Oleh karena itu, permusuhan antar sesama umat Islam tidak terhindarkan lagi. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)