Nasional

Ali Fauzi Tidak Kuat Dengar Cerita Penyintas Aksi Teror

NU Online  ·  Kamis, 26 Mei 2016 | 23:02 WIB

Jakarta, NU Online
Ali mengaku hatinya teriris saat pada satu kesempatan ia mendengar cerita para korban aksi teror. Keadaan tangan atau tubuh mereka melepuh akibat serangan bom teroris. Ia menyesali perbuatannya.

Ia menyadari apa yang dilakukan teroris itu salah. Bagaimana dapat diterima akal, bom dirakit, dibawa dengan mobil dan diledakkan di tempat umum?

”Selama seminggu saya tidak bisa tidur,” tutur Ali Fauzi pada pendidikan singkat Penguatan Perspektif Korban dalam Peliputan Isu Terorisme bagi Insan Media yang diinisiasi Aliasni Indonesia Damai (Aida) bekerja sama dengan Yayasan Penyintas Indonesia (YPI) di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (25/5) malam.

Faktor itulah yang mengubah Ali. Bukan hanya sadar bahwa aksi teror itu salah, tetapi juga keberaniannya menentang aksi yang dilakukan kelompok teror.

Akibatnya ia sendiri menerima ancaman nyata dari pihak teman-teman lamanya yakni kalangan teroris,

Tahun 2011 pintu rumahnya pernah dipasangi bom. Bila ia membuka pintu tersebut, bom akan meledak dan sangat mungkin menghancurkan rumah dan dirinya.

Beruntung, ia ditolong oleh burung-burung perkutut yang dimilikinya. Di rumahnya, ia memelihara lebih dari 200 burung perkutut. Burung-burung itu tampak beterbangan dan gaduh di sekitar rumah.

Ali keluar melalui pintu belakang. Saat mendekati pintu depan dari arah luar, Ali melihat ada bungkusan yang ternyata bom. Ali pun menjinakkan bom tersebut, juga menghubungi pihak kepolisian. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)