Memanfaatkan media sosial sebagai sarana pemasaran produk adalah keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi Nahdliyin. Hal tersebut bertujuan agar warga NU tidak hanya jumawa membanggakan jumlah, namun pada kenyataan jauh panggang dari api.
Demikian disampaikan aktivis media sosial Abdul Wahab pada Madrasah Amil, di Tamansari, Bogor, Jawa Barat, Ahad (18/3) siang.
Wahab menyebut jumlah pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 17 juta orang. Jika jumlah warga NU mencapai 91 juta maka mungkin 5 jutanya adalah pengguna internet. Ini adalah pasar yang sangat potensial dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi umat.
"Ironisnya hasil penjualan kaos NU, songkok NU, sarung NU, dan identitas NU yang lain tidak sebanding dengan besarnya jumlah warga NU. Bahkan hasil penjualannya belum mencapai angka satu persennya," papar Wahab.
Ia mendorong anak-anak muda NU harus belajar kepada kelompok lain yang tidak punya background ormas dengan masa besar, tetapi berhasil menggalang dana dalam jumlah yang sangat besar.
"Mereka mempunyai tim anak-anak muda yang solid, inovatif, kreatif, dan gigih mengembangkan inovasi terus menerus tanpa henti," ujar dia.
Selain itu, konten mereka juga update terus menerus, kemampuan mendekati psikologi orang dikembangkan dan dipertajam, lalu monitoring dan evaluasi terus dilakukan tanpa henti.Â
"Kesungguhan mereka dan semangat besar mereka itulah yang harus dicontoh," Wahab menegaskan.
Nahdlatul Ulama sebagai organisasi besar dengan masa besar, lanjutnya, seyogianya mempunyai potensi ekonomi yang sangat besar. Sayangnya, potensi besar tersebut tidak dikelola profesional, terkesan asal-asalan, sporadis, dan hanya bersifat jangka pendek.
"Pemasaran berbasis media sosial menjadi terobosan menarik di tengah banjirnya pengguna Internet di Indonesia," kata pemuda yang sukses mengembangkan kanal Santri Online.
Wahab juga menyebut hal itu sebaga tantangan bagi generasi muda NU yang harus dijawab dengan kerja sungguh-sungguh, dan sebagai bentuk berkhidmah bagi jamiyah Nahdlatul Ulama. Khidmah harus dilakukan secara serius, sungguh-sungguh, all-out.
"Sehingga menghasilkan prestasi yang membanggakan bagi seluruh warga NU, khususnya para ulama dan warganya dan bagi seluruh bangsa Indonesia yang menginginkan tampilnya anak-anak muda kreatif dan mampu menciptakan terobosan bagi peningkatan ekonomi bangsa," pungkasnya. (Kendi Setiawan)