Nasional

Akibat Warisan Almarhum Tertunda Dibagikan

NU Online  ·  Ahad, 18 September 2016 | 13:05 WIB

Jombang, NU Online
Pengasuh Pondok Pesantren Al Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur KH Jamaludin Ahmad menceritakan pentingnya pembagian warisan. Jika gegabah, akan ada hal di belakangnya.

’’Saat Kiai Fattah, mertua saya meninggal, yang sambutan pada peringatan tujuh harinya adalah KH Bisri Syansuri (salah satu pendiri NU dan pendiri Pesantren Mambaul Maarif Denanyar),’’ kata Kiai Jamal pada pengajian Saat ngaji rutinan Senin (12/9/).

Kiai Fattah ini menantunya Kiai Bisri. Tapi Kiai Fattah meninggal lebih dulu dari pada Kiai Bisri. Saat sambutan tujuh harinya itu, Kiai Bisri memerintahkan keluarga menyelesaikan pembagian warisnya sebelum peringatan 40 hari,’’ paparnya.

Keluarga, kata Kiai Jamal, akhirnya bekerja keras menjalankan amanah tersebut. ’’Tepat 40 harinya, pembagian waris akhirnya selesai,’’ jelasnya. ’’Semuanya diwaris. Sampai-sampai pakaian Kiai Fattah yang masih layak pakai pun diwaris,’’ tambahnya.

Hal itu menunjukkan pentingnya pembagian waris. ’’Kiai Bisri itu ahli fikih, ahli syariah, dan beliau sangat mementingkan pembagian waris. Berarti perkara waris ini sangat penting,’’ tandasnya.

Lalu apa hikmahnya pembagian warisan? Kiai Jamal lantas menceritakan tentang pakdenya, yakni KH Shodiq pendiri Pesantren Mambaul Huda Genukwatu Ngoro Jombang.

“Suatu ketika, saya diajak Kiai Shodiq ziarah makam sahabatnya di Tulungagung,’’ kata Kiai Jamal. Selama di makam, Kiai Shodiq menangis. Kiai Jamal pun bertanya kenapa Kiai Shodiq menangis.

’’Koncoku wis dicepaki (temanku sudah disediakan) kasur sutra permadani, Mal. Wis dicepaki panganan sing uwenak-uwenak. Tapi tangane dibondo (sudah disediakan makanan lezat-lezat tapi dalam keadaan tangan terikat) sehingga tidak bisa ndemok (nyentuh),’’ cerita Kiai Jamal menirukan jawaban Kiai Shodiq. Kiai Shodiq menangis karena kasihan sahabatnya belum bisa menikmati nikmat yang diberikan Allah di taman surga yakni alam barzah.

Selesai dari makam, Kiai Shodiq mengajak Kiai Jamal menemui keluarga temannya tersebut. Kiai Shodiq bertanya apakah warisannya sudah dibagi. ’’Sudah dua tahun meninggal ternyata warisannya belum dibagi,’’ tuturnya.

Akhirnya sama Kiai Shodiq diminta mengumpulkan semua anggota keluarga. Untuk diberi tahu cara pembagian warisnya. Pembagian waris pun akhirnya dilakukan. (Rojiful Mamduh/Abdullah Alawi)