Nasional

Akademisi Harus Berikan Alternatif Paradigma Politik

NU Online  ·  Sabtu, 15 Desember 2018 | 10:00 WIB

Jakarta, NU Online
Tahun 2019 merupakan  tahun politik. Kampanye sudah dimulai. Hampir semua hal nyaris selalu dihubung-hubungkan  dengan realitas politik. Dua kubu, yakni pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin dan  Prabowo-Sandiaga Uno seolah begitu tajam berhadap-hadapan.

"Apapun yang muncul hari ini diartikan politik," kata Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),  H Ulil Abshar Hadrawi  saat memberikan sambutan pada Tadarus Islam Nusantara di aula Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Lantai 4,  Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta, Jumat (14/12).

Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengingatkan agar para intelektual dapat tampil menjadi penengah sebagai  poros baru dalam memberikan paradigma agar tidak semuanya bermuara pada dua kutub yang saling berseberangan itu.  Sebab jika itu terus terjadi, maka ‘perseteruan’  akan mengkristal begitu rupa.

"Akademisi harus memberikan alternatif paradigma dalam  politik," tegasnya.

Kegiatan yang rutin digelar dwi mingguan  oleh Pusat Kajian Islam Nusantara (PKIN) itu menghadirkan Budayawan NU,  Ngatawi al-Zastrouw.

Dalam tema Muhasabah Kebangsaan ini, Zastrouw menguraikan panjang lebar tentang pentingnya kehadiran Islam Nusantara (Syakir NF/Aryudi AR).