Nasional SOWAN KIAI (4)

Ajengan Menggerakkan Ayat Jadi Klinik

NU Online  ·  Rabu, 20 Juli 2016 | 23:01 WIB

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin Cicurug Sukabumi Ajengan KH Abdul Basith mengatakan, sebuah negara yang merdeka adalah ketika ada seorang masyarakat sakit, kemudian datang ke rumah sakit, ia tidak perlu membayar, tapi gratis.

Sekarang memang pemerintah Indonesia mengupayakan pelayanan kesehatan melalui BPJS, tapi program tersebut masih berbayar.

Tak hanya itu, harga sandang pangan di negara merdeka seharusnya murah atau terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kalau bisa gratis.

“Sekarang ada beras raskin, itu bukan gratis, tapi masih membayar, itu namanya jualan,” katanya dalam bahasa Sunda ketika ditemui di kediamannya pada Senin (18/7).  

Ajengan yang Ketua PCNU Kabupaten Sukabumi ini, tak hanya diam dengan keadaan itu. Ia mencari akal agar, tetangganya di desa ia tinggal, bisa gratis dalam pengobatan apabila ada yang sakit. Juga bisa membayar beras raskin bagi orang miskin.

Ia pun teringat akan ayat dalam Al-Qur’an bahwa ciri orang yang bertakwa adalah orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit (QS 3 Ali 'Imron ayat 134)

Tidak hanya mengetahui atau berbicara, dari ayat itu, ia mengupayakannya. Caranya adalah mendekati tokoh masyarakat untuk mengajak warga menyisihkan uang 500 rupiah per hari.

Ajakan Ajengan Basith itu gayung bersambut, setelah diadakan pertemuan warga sedesa, mereka sepakat dan melakukannya. Dan hasilnya mencengangkan, warga di Desa Nanggerang bisa mengumpulkan uang 25 juta per bulan.

Ketika uang itu dikumpulkan selama 2 tahun, warga Nanggerang mampu membeli mobil ambulans satu, klinik gratis satu, sekretariat Zakat Infak dan Sedekah, serta membebaskan pembelian raskin bagi warga tidak mampu. (Abdullah Alawi)