Nasional SIMPOSIUM ISLAM NUSANTARA

Ahmad Suaedy: NU Lahir Bukan karena Kekuasaan

Sab, 8 Februari 2020 | 07:05 WIB

Ahmad Suaedy: NU Lahir Bukan karena Kekuasaan

Dekan Fakultas Islam Nusantara, UNUSIA, Ahmad Suaedy, Sabtu (8/2). (Foto: NU Online/Suwitno)

Jakarta, NU Online
Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) meggelar Simposium Nasional Islam Nusantara, Sabtu (8/2) siang. Simposium berlangsung di Gedung PBNU Kramat Raya 164 Jakarta Pusat.

Dekan Fakultas Islam Nusantara, UNUSIA, Ahmad Suaedy dalam pembukaan Simposium Nasional Islam Nusantara mengungkapkan bahwa NU lahir bukan karena kekuasaan,  tapi karena adanya masyarakat sipil.
 
"Salah satu prinsip Aswaja adalah kebenaran agama bukan didasarkan kekuasaan, tapi metodologi dan data yang akurat," kata Ahmad Suaedy.
 
Oleh karena itu Aswaja yang diikuti oleh NU bukan didasarkan oleh kekuasaan, tetapi karena adanya masyarakat sipil. Untuk membangun argumentasi ini perlu dilakukan kajian secara akademis.

Ia juga menyatakan bahwa penulisan sejarah Indonesia masih mengalami discontinuity, di mana seolah-olah gambaran tentang Indonesia baru tumbuh pada abad ke-20 atau akhir abad ke-19.
 
Dalam hal ini, menurutnya Fakultas Islam Nusantara UNUSIA memiliki tanggung jawab untuk meluruskan perspektif ini.
 
Oleh karena itu, kajian mengenai isu-isu Islam dan sosial politik perlu dilihat dengan perspektif historis dan kultural agar sejarah Indonesia dapat dibaca secara berkelanjutan. Kajian ini tidak hanya dimulai dari Nusantara tapi juga sejak tumbuhnya Aswaja, yang itu berati sejak masa Nabi Muhammad Saw.
 
Selain Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj sebagai pembicara utama, simposium juga dihadiri KH Yahya Cholil Staquf, Azyumardi Azra, Fachri Aly, K Ng H Agus Sunyoto, Susanto Zuhdi.

Simposium dilanjutkan dengan diskusi panel yang terbagi dalam empat materi. Saat berita ini diturunkan, simposium masih berlangsung dalam sesi pleno. 
 
Kontributor: Nuri Farikhatin
Editor: Kendi Setiawan