Nasional

800 Tahun Islam Susah Diterima Penduduk Nusantara

NU Online  ·  Sabtu, 29 Juli 2017 | 22:02 WIB

Jakarta, NU Online 
Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto mengatakan, Islam diterima penduduk Indonesia membutuhkan waktu yang sangat lama. Ia menyebutkan kira-kira 800 tahun. Islam kemudian diterima, terutama di Jawa, ketika disebarkan Wali Songo dengan pendekatan budaya.  

Menurut dia, tahun 670 orang Arab telah datang Nusantara pada zaman Kerajaan Kalingga. “Tapi setelah itu tidak ada informasi lagi Islam berkembang dianut pribumi,” katanya pada pada Silaturahim Kebudayaan di gedung PBNU, Jakarta, Jumat (28/7) bertema “Meneguhkan Kebudayaan, Memperkuat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia” yang digelar Lesbumi PBNU. 

Marco Polo, ratusan tahun kemudian, pada tahun 1292 singgah di Pelabuahn Perlak, Aceh. Ia mengatakan, di pelabuhan itu ada penduduk China, semuanya beragama Islam. Penduduk pribumi masih menyembah batu, pohon, di goa-goa. Artinya belum muslim. 

Seratus tahun kemudian, Laksamana Cheng Ho dari China yang telah memeluk Islam bersama pasukannya tiba di pelabuhan Tuban. Ia menemukan China Muslim. Singgah di Gresik, bertemu China Muslim. 

Cheng Ho memerintahkan pasukannya untuk mgnhitung penduduk China Muslim itu. “Di Gresik ada 1000 kepala keluarga di situ. Di surabaya ada 1000 keluarga. 

Pada 1443, Cheng Ho yang sudah tua, untuk ketujuh kalinya datang kembali ke Nusantara. Ia mengajak seorang juru tulis, Ma Huan. Ia dan pasukann singgah di pelabuhan pantai utara Jawa mulai Cirebon, Tegal, Semarang, Jepara, Tuban. 

Menurut laporan Ma Huan, di pantai utara Jawa waktu itu ada tiga golongan penduduk. Pertama, orang-orang china Muslim. Kedua, orang-orang Persia dan Arab yang juga beragama Muslim. Dan ketiga, penduduk pribumi yang kafir. 

“Pribumi itu belakangan masuk Islam setelah Wali Songo,” tegasnya. (Abdulah Alawi)