Jakarta, NU Online
Hingga Desember 2016 Bank Sampah Nusantara (BSN) LPBINU telah memiliki asset sebesar 206 juta rupiah. Keuntungan ini diperoleh dari penjualan sampah dan produk  Hal ini marupakan capaian yang sangat baik, mengingat BSN sendiri baru didirikan April 2016. Artinya dalam kurun waktu 8 bulan BSN berhasil menunjukkan eksistensi dan prestasinya di bidang lingkungan dan bisnis ekonomi)
Hasil ini tidak lepas dari peran aktif seluruh elemen BSN LPBINU. Di bawah kepemimpinan direktur utama Fitria Ariyani, BSN menerapkan beberapa strategi yang dibagi ke masing-masing manajer yang ada di dalamnya.
Awalnya operasional BSN hanyalah testing, artinya BSN hanya mengumpulkan sampah dari masyarakat, Lembaga/Banom NU, dan Institusi Pemerintahan. Kemudian dijual ke pengepul dan pabrik. Keuntungan yang diperoleh tidak banyak, hanya sekitar 8 jutaan.Â
Tidak bisa dipungkiri, karena keuntungan ini hanya berbasis penjualan sampah yang ada. Begitu juga dengan strategi jemput bola yang masih tradisional, yaitu mengambil sampah secara bertahap (sedikit demi sedikit) dari nasabah ke gudang penyimpanan barang. Â
Hasil ini menjadi perhatian serius bagi BSN LPBINU, terlebih lagi dikarenakan BSN mempunyai pegawai dan karyawan yang menangani operasionalisasi teknis. Karena kalau tidak beroperasi, tujuan utama menjaga kelestarian lingkungan oleh BSN tidak bisa dilakukan.Â
Oleh karenanya, pada bulan berikutnya keuntungan tidak lagi harus berbasis penjualan sampah, namun harus berbasis pada penjualan produk yang dibuat dari  pemanfaatan sampah nasabah dan pelatihan berbayar untuk daur ulang dan ecobricks.
Langkah pertama adalah penentuan produk, dan pada hasil rapat dewan pimpinan BSN LPBINU pada bulan Mei 2016, beberapa produk yang dimiliki oleh BSN terdiri dari:
a. Produk seni murni seperti lukisan abstrak, lukisan sketsa wajah, miniatur transportasi, grafika koran bekas, dan lain-lain.Â
b. Produk fungsional, yaitu produk yang bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya gelas, bak sampah, hiasan lampu, gantungan kunci, buku diary, dan lain-lain yang terbuat dari koran bekas.
c. Produk even, misalnya plakat penghargaan, blocknote, dan lain-lain.
Selanjutnya adalah strategi pemasaran, BSN gencar mengikuti pameran yang diadakan di beberapa event. Salah satu tujuannya adalah BSN memperoleh galeri (tempat berjualan produk) di galeri SMESCO-Kementerian UMKM.Â
Hal ini membuat trend penjualan produk BSN mengalami peningkatan. Pasalnya, BSN tidak perlu lagi kesulitan untuk memasarkan produk, cukup memproduksi dan di letakkan di SMESCO dan menunggu produk terjual.Â
Hasilnya hampir setiap minggu, produk BSN selalu dibeli oleh pengunjung. Dengan begitu profit BSN bisa mengubah  keuntungan yang berbasis penjualan sampah menjadi keuntungan yang juga berbasis dengan penjualan produk.
Sebagai mitra Galeri SMESCO, BSN juga diberi kesempatan untuk menjadi pelatih atau trainer mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Jakarta yang ingin mengikuti pelatihan atau workshop terkait produk daur ulang.Â
Ini juga yang menjadi salah satu sumber pemasukan untuk BSN. Ke depan, BSN juga akan membuka kelas workshop untuk produk daur ulang di kantor BSN.
Penjualan BSN terus meningkat, tidak hanya di galeri SMESCO saja, produk BSN merambah institusi pemerintahan dan lain-lain. Pesanan demi pesanan datang, mulai dari Kemensos RI, Kuehne Foundation, dan bahkan jajaran Pimpinan PBNU sendiri. Hingga Agustus 2016, aset yang diperoleh BSN sudah mencapai 71 juta rupiah.Â
Untuk memperbanyak varian produk, BSN menggaet mitra dengan beberapa individu, komunitas maupun pesantren yang bergerak di bidang hasil karya seni dengan memanfaatkan sampah sebagai bahan bakunya. Mitra ini dikumpulkan dengan alasan bahwa mereka belum mempunyai wadah untuk memasarkan produknya.Â
Sehingga BSN melihat potensi yang begitu besarnya. Hal ini tidak di sia-siakan oleh BSN, produk-produk dari mitra yang tergabung dengan BSN tersebut dipasarkan di pasar yang telah dimiliki oleh BSN.Â
Bertambahnya aset BSN tidak hanya berupa omset penjualan saja, namun pemberian fasilitas bantuan berupa barang dari beberapa funding terus berdatangan, beberapa menyatakan bahwa BSN mempunyai prespek yang cukup bagus apalagi BSN sendiri dibawah nama besar NU, tentu hal ini menambah keyakinan juga bagi para funding.Â
Dengan begitu aset BSN di tiap bulannya mempunyai trend penjualan yang sangat bagus, dan tujuan BSN dalam pelestarian lingkungan pun bisa berlanjut secara konsisten. (Red: Fathoni)