Jakarta, NU Online
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menyampaikan bahwa apel yang diikuti oleh lima ribu peserta dari anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), dan Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan apel bersejarah. Pasalnya apel lintas organisasi pelajar ini baru kali pertama terlaksana.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan amanat pada apel kebangsaan di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PPPON), Cibubur, Jakarta, Rabu (2/5).
Ia menegaskan bahwa perjumpaan antara sejumlah organisasi dari latar belakang sosial yang berbeda ini merupakan sebuah rahmat. Ia mendasarkan pernyataannya pada hadis Nabi, ikhtilafu ummati rahmat, perbedaan umatku adalah rahmat.
Perbedaan, menurutnya, harus dijunjung dan dihormati. Bukan malah atas dasar itu, seseorang atau kelompok bebas mencaci, menista, atau menyakiti satu sama lain.
Tantangan Pemuda Lebih Kompleks
Selain lima ribu pelajar yang hadir, apel kebangsaan ini juga dihadiri oleh 75 peserta dari 21 negara yang tergabung dalam acara ASEAN Plus Youth Camp. Kehadiran mereka bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan pelajar Indonesia dengan pelajar dari negara lain di tengah era teknologi.
“Terlebih seiring dengan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menghilangkan sekat pola komunikasi antarnegara. Artinya (era sekarang) sudah borderless,” kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora, Asrorun Niam Sholeh.
Di era digital saat ini, lanjut Niam, tantangan pemuda Indonesia lebih kompleks. Maka dari itu, ia meyakini dengan memahami budaya negara lain akan ada komitmen persaudaraan yang lebih universal. Tidak hanya disekat dengan kepentingan kelompok, kepentingan organisasi yang bersifat sektoral, tetapi bisa diperluas pada tingkat kepentingan nasional.
Indonesia Gemilang di Masa Depan
Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Asep Irfan Mujahid berharap agar substansi kegiatan tersebut bisa tersampaikan kepada seluruh kader di daerah-daerah.
Melihat antusiasme peserta, Asep yakin Indonesia di masa depan akan semakin gemilang. “Dengan optimisme dan tekad yang semakin kuat, saya melihat kegemilangan Indonesia di masa yang akan datang dapat kita capai. Bahkan capaian itu lebih dari apa yang sudah dicapai dari bangsa hari ini,” katanya.
Tapi hal itu tentu tidak cuma-cuma. Ia memberikan catatan, bahwa pelajar hari ini harus dijaga dan dibina sedemikian mungkin oleh masing-masing organisasi. Hal ini harus tetap bertumpu pada prinsip yang dipegang teguh. (Syakir NF/Fathoni)