Nasional

4 Pedoman Etika dan Moral dalam Bermedia Sosial

Sen, 28 Agustus 2023 | 11:00 WIB

4 Pedoman Etika dan Moral dalam Bermedia Sosial

Ilustrasi bermedia sosial. (Foto: NU Online/Freepik)

Bandarlampung, NU Online
Kini manusia hidup di dua dunia yakni dunia nyata dan dunia maya. Etika dan moral harus dikedepankan dalam kehidupan dua dunia tersebut. Terlebih era digital yang serba canggih seperti media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. 


“Bersamaan dengan kemudahan komunikasi yang ditawarkannya, media sosial juga membawa berbagai tantangan etika dan moral. Salah satunya adalah bagaimana kita memperlakukan sesama pengguna media sosial dengan adab dan etika yang baik,” kata Ketua pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung H Puji Raharjo saat berdiskusi tentang Medsos dan Etika, Senin (28/8/2023).


Dalam bermedia sosial, lanjutnya, sangat penting menjaga lisan dan hati dari prasangka buruk, ghibah, dan mencari-cari kesalahan orang lain. Hal ini, terangnya, telah diingatkan Allah dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 yang melarang umat Islam prasangka buruk, mencari-cari kesalahan orang lain, dan menggunjing.


“Dalam konteks media sosial, ayat ini mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif terhadap sesama pengguna, tidak mudah percaya dengan informasi yang belum tentu kebenarannya, dan menghindari perilaku mencari-cari kesalahan atau kekurangan orang lain,” kata pria yang juga pengamat media sosial ini.


“Sebagai seorang Muslim, kita harus memahami bahwa setiap perkataan dan tindakan kita di media sosial akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak,” ingatnya.


Setidaknya, lanjut Kiai Puji, ada empat pedoman bermedia sosial yang memiliki relevansi dengan ayat Al-Qur’an tersebut. Pertama, adalah dengan menghindari prasangka buruk dengan memastikan informasi yang ada.


“Sebelum menilai seseorang atau sebuah informasi, pastikan kita memiliki data atau fakta yang akurat. Jangan mudah terpengaruh oleh opini atau berita yang belum tentu kebenarannya,” ungkapnya.


Kedua, untuk menjauhi ghibah dan fitnah, ia mengajak masyarakat untuk menghindari menyebarkan berita yang belum jelas sumber dan kebenarannya. Ketiga, sebelum memposting sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, apakah informasi atau pendapat yang akan kita bagikan bermanfaat bagi orang lain? Apakah sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai yang kita anut?


“Jadilah teladan. Sebagai seorang Muslim, kita harus menjadi teladan dalam bermedia sosial. Tunjukkan sikap yang baik, bijaksana, dan penuh pertimbangan dalam setiap tindakan di media sosial,” katanya mengungkapkan panduan keempat.


Di era informasi yang serba cepat ini, pengguna internet ditantang untuk selalu kritis dan bijaksana. Setiap individu harus memiliki kekuatan untuk memengaruhi banyak orang melalui media sosial menyebarkan kebaikan dan kebenaran. 


“Ingatlah selalu bahwa kita adalah duta Islam, dan setiap tindakan kita mencerminkan ajaran agama yang kita anut. Jadilah sumber inspirasi bagi banyak orang, dan tunjukkan bahwa Islam adalah agama yang penuh kasih dan kedamaian,” pungkasnya.