Hari ini adalah hari kedua bulan Muharram. Perkenankanlah khatib mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah 1434 H. tahun baru yang penuh harapan dan juga harus penuh sesalan. Marilah kita menyesali terlebih dahulu, berbagai kesalahan yang kita lakukan, maupun berbagai kebaikan yang belum sempat kita kerjakan.
<>
Berangkat dari penyesalan itulah kita bangun harapan setinggi-tingginya, harapan untuk mengurangi kesalahan dan menambah berbagai amal kebaikan.
ƧĆāĆĀĆā¦ĆĀÆ ĆāĆāĆ┠ùĆāĆā° Ćā ùĆā¦Ćā” ĆĀĆā° ĆĀ£ĆĖĆā ƧĆāĆĀ“Ćā”Ʊ Ćā¦Ćā ƧĆāóĆā ĆĀ© ƧĆāĆā”ƬƱĆĀ© ƧĆāĆªçĆā¦ĆĀ©, ƧĆāưĆⰠìùĆā Ćā”ưƧ ƧĆāĆÅ ĆĖĆ⦠Ćā¦Ćā Ć£ùĆĀøĆ⦠ƧĆāĆĀ£ĆŠçĆ⦠ƧĆāƱĆĀĆā¦ĆĀ©, ĆĀ£ĆĀĆā¦ĆĀÆĆā” ĆĀĆā¦ĆĀÆ ƧĆāĆĀƧĆā¦ĆĀÆĆÅ Ćā , ĆĖçóĆªùĆÅ Ćā Ćā” ĆĀ£Ćā Ćā” ĆĀ®ĆŠñçĆāĆā¦Ć¹ĆÅ Ćā , ĆĖĆĀ£ĆĀŖĆĖĆĘĆā ùĆāĆÅ Ć┠çĆā Ćā” ĆĀ«ĆāĆĀ© ƧĆāĆā¦ĆĀŖĆĖĆĘĆāĆÅ Ćā ĆĀ£ĆĀ“Ćā”ĆĀÆ ĆĀ£Ćā ĆāƧƧĆāĆ┠çĆāƧ ƧĆāĆāĆā” ĆĖĆĀĆĀÆĆā” ĆāƧĆ“ñĆÅ ĆĘ ĆāĆā” ĆĖĆĀ£ĆĀ“Ćā”ĆĀÆ ĆĀ£Ćā Ćā¦ĆĀĆā¦Ć¯ç ùĆĀØĆĀÆĆā” ĆĖñóĆĖĆāĆ┠çĆāĆā¦Ć¬ĆĀŖĆĀØĆā° ĆĖóĆÅ ĆĀÆ ƧĆāĆĖƱĆⰠñĆĀĆā¦ĆĀ© ĆāĆāùçĆāĆā¦ĆÅ Ćā . ƧĆāĆāĆā”Ć⦠ƵĆā ĆĖóĆāĆ⦠ùĆāĆⰠóĆÅ ĆĀÆĆā Ƨ Ćā¦ĆĀĆā¦ĆĀÆ ĆĖùĆāĆⰠçĆāĆā” ĆĖƵĆĀĆĀØĆ┠çìĆā¦Ć¹ĆÅ Ćā ĆĖóĆāĆ⦠ĆªóĆāĆÅ Ćā¦Ć§ ĆĘĆĀ«ĆŠñç...ƧĆā¦Ć§ ƨùĆĀÆ.
Maāasyiral Muslimin Rahimakumullah
Hari ini adalah hari pertama bulan Muharram. Perkenankanlah khatib mengucapkan selamat tahun baru Hijriyah 1434 H. tahun baru yang penuh harapan dan juga harus penuh sesalan. Marilah kita menyesali terlebih dahulu, berbagai kesalahan yang kita lakukan, maupun berbagai kebaikan yang belum sempat kita kerjakan. Berangkat dari penyesalan itulah kita bangun harapan setinggi-tingginya, harapan untuk mengurangi kesalahan dan menambah berbagai amal kebaikan.
Oleh karena itu janganlah sampai kita menjadi orang yang merugi. Oranng yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Kita harus optimis bahwa hari ini lebih baik dari hari kemarin dan besok akan lebih baik dari pada hari ini.
Jamaāah Jumāah yang Dirahmati Allah
Marilah di hari pertama tahun baru ini kita bersama-sama membulatkan sekuat tenaga saling menjaga diri dan jiwa kita agar tetap berada di jalan Ilahi. Ada baiknya penjagaan ini kita lakukan secara kolektif. Bukankah keamanan akan semakin mudah tercapai jika penjagaan itu dilakukan bersama-sama? Artinya, penjagaan diri dari berbagai kesalahan dan dosa alangkah baiknya jika kita lakukan bersama, dengan cara saling mengingatkan. Andaikan ada salah pada diri saya mohonlah ingatkan saya, dan jika saya mengingatkan anda janganlah anda tersinggung. Insyaallah saya juga tidak tersinggung bila diingatkan. Karena hanya mereka yang mau saling mengingatkanlah yang akan mendapatkan keuntungan. Bukankah surat al-Ashr mengajarkan hal yang demikian
Ā ĆĖƧĆāùõñ *Ā ĆĀ„Ćā ƧĆāĆĀ£Ćā óçĆā ĆāĆĀĆā° Ć®óñ * çĆāƧ ƧĆāưĆÅ Ćā ĆĀ£Ćā¦Ćā ĆĖƧ ĆĖùĆā¦ĆāĆĖƧĆāƵƧĆāĆĀƧĆĀŖ ĆĖĆĀŖĆĖƧƵĆĖƧ ƨçĆāĆĀĆā ĆĖĆĀŖĆĖƧƵĆĖƧ ƨçĆāƵƨñ *
Surat di atas seolah sangat kontekstual sekali dengan keadaan kita sekarang. Ayat pertama menegaskan āDemi masaā marilah di awal tahun yang sedang bergulir ini kita mulai kesepakatan baru untuk saling mengingatkan dan menasihati. Ā Jika benar kesepakatan ini telah kita tanamkan bersama di dalam hati, insyaallah ke depan hidup kita dapat terkontrol. Bukankah maraknya tawuran antar desa yang merebak akhir-akhir ini karena tak adanya kesadaran saling menasehati, andaikan adapun itu selalu diikuti dengan ketersinggungan sehingga mengakibatkan bentrokan? Semoga Allah memberi kita petunjuk dalam menjalani hari-hari di tahun mendatang.
Ā Para Jamaāah yang Berbahagia
Meski demikian, tidak berarti kita menggantungkan penjagaan diri kita seratus persen dengan orang lain. Dengan harapan mereka menegur kita ketika kita melakuka kesalahan, tidak. Demikian itu juga kurang bijak adanya. Baiknya kita sendiri harus mau menerima nasihat dari hati kecil kita. harus rela menerima nilai yang diberikan oleh hati kecil kita. Ketika hati kecil itu berkata āini burukā, Ā kita harus menghormati keputusan itu segera mengurungkan niat tersebut. begitu juga sebaliknya. Jika hati kita mengatakan āini baikā, segeralah kita lakukan walaupaun dalam keterpaksaan. Karena hati kecil selalu mengatakan kemurnian dan disitulah tempat tumbuhnya nilai universal.Ā Karena itu al-Ghazali berkata :
 çóĆĀŖĆĀĆĀŖ ĆāĆāĆĀØĆĘ ĆĖĆāĆĖ Ć§ĆĀĆĀŖĆĖƧĆĘ ĆĖƧĆĀĆĀŖĆĖƧĆĘ ĆĖƧĆĀĆĀŖĆĖƧĆĘ
Mintalah fatwa hati kecilmu walaupun mereka (orang lain) telah menasihatimu, menasehatimu dan menasehatimu.
Lantas bagaimana praktiknya mempermudah penjagaan diri itu? Mungkin kisah yang dihadirkan oleh Maāruf al-karkhi berikut ini bisa menjadi bahan renungan mengukur diri secara bertahap.
Maāasyiral Muslimin Rahimakumullah
Maāruf al-Karhi berkata bahwa manusia itu seringkali orang-orang mengakui tiga hal, tetapi sesering itu pula mereka menyalahinya. ā ƧĆāĆā çó ĆÅ ĆāĆĖĆāĆĖĆā ĆĀ«ĆāƧĆĀ«ĆĀ© ĆĀ£ĆāĆĖƧĆā, ĆĖĆāĆĀÆ ĆĀ®ĆāĆĀĆĖƧĆā”Ƨ ĆĀØĆ£ùĆā¦Ć§ĆāĆā”Ćā¦"Ā
Pertama ĆÅ ĆāĆĖĆāĆĖĆā Ćā ĆĀĆā ùĆĀØĆÅ ĆĀÆ ƧĆāĆāĆā” ĆĖĆā”Ć⦠ĆŠùĆāĆĖĆā ùĆā¦Ćā ƧĆāĆĀ£ĆĀƱƧƱ   mereka mengaku sebagai hamba Allah, tetapi kelakukannya sangat tercela.
Marilah kita raba diri kita bersama, apakah kita termasuk di dalamnya? Kalau tahun kemaren kita akui termasuk di dalam golongan ini. Maka sejak hari ini marilah kita berjanji akan segera keluar dari kelompok ini dan menjadi orang yang benar-benar āabidullahā.
Kedua, ĆĖĆÅ ĆÅ ĆāĆĖĆāĆĖĆā ĆĀ£Ćā ƧĆāĆāĆā” ĆĘĆĀĆÅ Ćā ĆĀØĆ£ñòçĆāĆā Ƨ ĆĖĆāƧĆĀŖĆĀ·Ćā¦Ć¦Ćā ĆāĆāĆĖĆĀØĆā”Ć⦠ƧĆāƧ ƨçĆāĆĀÆĆā ĆŠç ĆĖƬĆā¦Ć¹ ĆĀĆ·çĆā¦Ćā”Ƨ    mereka menegaskan bahwa Allahlah yang mencukupi kehidupannya, tetapi perhatian dan hati mereka terborgol dengan keduniawian.
Nah inilah yang kedua saudara. Betapa berat kita tidak mengakuinya. Namun demikian, kita wajib berusaha melatih diri untuk meninggalkan kelompok ini. Dan setahap demi setahap belajar menyandarkan kehidupan ini kepada Allah Yang Maha Kaya. Latihan itu dapat kita awali dengan hal-hal yang ringan semenjak bangun tidur. Misalkan semenjak mata melek hindari berpikir mengenai bendawi. Biasakan bertanya terlebih dahulu kepada istri sudah shalat subuh belum, lalu kepada anak sudah subuh belum. Lalu membaca al-qurāan semampunya, baru kita melakukan aktifitas segalanya. Itu adalah langkah terkecil yang dapat dikembangkan oleh masing-masing pribadi sesuai keadaannya.
Ketiga,ĆĖĆÅ ĆāĆĖĆāĆĖĆā ĆāƧĆĀØĆĀÆ ĆāĆā Ƨ Ćā¦Ćā ƧĆāĆā¦ĆĖĆĀŖ ĆĖĆā”Ć⦠ĆŠùĆā¦ĆāĆĖĆā Ć£ùĆā¦Ć§Ćā Ćā¦Ćā ĆāƧĆÅ Ćā¦ĆĖĆĀŖĀ Ā Ā mereka mengetahui bahwa kematian itu pasti, tetapi mereka bekerja seolah-olah akan hidup selamanya.
Jika kita berhasil keluar dari da golongan di atas, insyaallah langkah terakhir ini akan terasa lebih mudah. Minimal apa yang pernah terjadi pada Nabi Yaākun as. ini akan menjadi teladan bagi kita semua.
Hadirin Jamaāah Jumāah yang Dimuliakan Allah
Dikisahkan dalam Irsyadul Ibad bahwa Nabi Yaākub as. sedang asyik berbincang dengan Malaikat Maut. Diantara perbincangan itu membahas mengenai kematian. Dengan nada santai Nabi Yaākub berkata āaku tahu tugasmu sebagai pencabut nyawa. Alangkah baiknya, jika engkau mengabariku terlebih dahulu sebelum menjemput ajalku nanti. āGimana caranya?ā Tanya Malaikat Maut. āYa gampanglah, masak gitu aja bingung, kirim surat atau kirim utusan kan bisa!ā jawab Nabi Yaākub. Malaikat Mautpun menjawab āoke⦠nanti akan ku kirimkan Ā kepadamu dua atau tiga kabarā
Selang beberapa lama datanglah kemudian Malaikat Maut menemui Nabi Yaākub as. Sambil menyapa sekaligus bertanyalah Nabi Yaākub ākali ini kamu kesini mau mejemput ajalku, atau sekedar bertamu seperti biasanya?ā. āYa mencabut nyawaā jawaban singkat Malaikat maut. ālho bukankah aku pernah memesanmu untuk mengingatkanku sebelum kau mencabut nyawakuā? tuntut Nabi Yaākub. āUdah, Aku sudah kirimkan kepadamu pesan itu, tidak hanya satu bahkan tiga; pertama Ā rambutmu yang mulai memutih, dua badanmu yang mulai melemah dan ketiga badanmu yang mulai membungkuk. Itulah pesan yang ku kirimkan kepada semua manusia sebelum aku mendatangi mereka.
Begitulah sejatinya Allah telah memberikan peringatan kepada segenap manusia akan datangnya kematian, akan tetapi manusia lebih suka berpura-pura melupakannya.
Sepasang syair Arab patut disitir dalam khutbah kali ini
Ā Ćā¦Ć¶ĆⰠçĆāĆĀÆĆā”Ʊ ĆĖƧĆāĆĀ£ĆŠçĆ⦠ĆĖƧĆāưĆā ĆĀØ ĆĀƧƵĆāĀ Ā Ā Ā Ā *Ā Ā Ā Ā Ā Ā ĆĖƬƧĆĀ” ñóĆĖĆā ƧĆāĆā¦ĆĖĆĀŖ ĆĖƧĆāĆāĆāĆĀØ ĆºçĆĀĆā
Ćā ùĆÅ Ćā¦ĆĘ ĆĀĆⰠçĆāĆĀÆĆā ĆŠç ĆºñĆĖƱ ĆĖĆĀóĆā¬Ćā¬Ćā¬Ćā¬Ćā¬Ć±Ć©      *Ā Ā Ā Ā Ā Ā ĆĖùĆÅ ĆĀ“Ćā¬ĆĘ ĆĀĆⰠçĆāĆĀÆĆā ĆÅ Ćā¬Ć§ Ćā¦ĆĀĆā¬Ćā¬Ć§Ćā ĆĖĆĀØĆā¬Ć§ĆĀ·Ćā
Masa telah berlalu dan dosa-dosa semakin menumpuk, datanglah tanda-tanda kematian, Ā namun hati tidak mempedulikan.
Nikmatmu di dunia menjadi kesesatan dan kesalahan, dan hidupmu di dunia adalah sebuah kebathilanĀ
ƧĆāĆāĆā”Ć⦠ƱĆĀØĆā Ƨ ƧƵƱĆ ùĆā Ƨ ùðçĆĀØ ƬĆā”Ćā Ć⦠ĆĀ„Ćā ùðçĆĀØĆā”Ƨ ĆĘƧĆā ĆºñçĆā¦Ć§, ĆĀ„Ćā Ćā”Ƨ óçæĆĀŖ Ćā¦Ć³ĆĀŖĆāƱĆĖĆā¦ĆāƧĆā¦Ć§, ƱĆĀØĆā Ƨ Ćā”ĆĀØ ĆāĆā Ƨ Ćā¦Ćā Ć£òĆĖƧƬĆā Ƨ ĆĖưƱĆŠçĆĀŖĆā Ƨ ĆāƱĆĀ© Ć£ùĆÅ Ćā ĆĖçìùĆāĆā Ƨ ĆāĆāĆā¦ĆĀŖĆāĆÅ Ćā ĆĀ„Ćā¦Ć§Ćā¦Ć§, ĆĀØĆŽĆ§Ć±ĆŽĆĘĆŽ ƧĆāĆāĆā”ĆĀ ĆāĆĀĆÅ Ćā ĆĖĆŽĆāĆŽĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĀĆĀĆÅ Ćā ƧĆāĆāĆāĆĀƱĆāĆĀ¢Ćā Ć çĆāĆāĆ¹ĆŽĆĀøĆĀĆÅ ĆāĆā¦ĆĀ ĆĖĆŽĆā ĆŽĆĀĆŽĆ¹ĆŽĆā ĆĀĆÅ ĆĖĆŽĆĀ„ĆÅ ĆŽĆāƧĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĀĆĀØĆā¦ĆŽĆ§ ĆĀĆĀĆÅ ĆāĆā”ĆĀ Ćā¦ĆĀĆā ĆŽ ƧĆāĆāĆĀ¢ĆÅ Ć§ĆŽĆĀŖĆĀ ĆĖƎƧĆāưĆĘĆāƱ ĆĀƧĆāĆāĆĀĆŽĆĘĆĀĆÅ ĆāĆā¦ĆĀ ĆĖĆŽĆĀŖĆŽĆāĆŽĆĀØĆŽĆāĆāĆŽ Ćā¦ĆĀĆā ĆĀĆāĆÅ ĆĖĆŽĆā¦ĆĀĆā ĆāĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĀŖĆĀĆāƧƎĆĖĆŽĆĀŖĆŽĆā”ĆĀ ĆĀ„Ćā ĆŽĆāĆā”ĆĀ Ćā”ĆĀĆĖĆŽ ƧĆāĆ³ĆŽĆāĆā¦ĆĀĆÅ ĆāùĆ çĆāĆāĆ¹ĆŽĆāĆĀĆÅ ĆāĆā¦ĆĀ
Khutbah II
ƧƎĆāĆāĆĀĆŽĆā¦ĆāĆĀÆĆĀ ĆāĆāĆā”ĆĀ Ć¹ĆŽĆāĆā°ĆŽ Ć§ĆĀĆĀĆāĆ³ĆŽĆ§Ćā ĆĀĆā”ĆĀ ĆĖƎƧĆāĆĀ“ĆĀĆāĆĘĆāƱĆĀ ĆāĆŽĆā”ĆĀ Ć¹ĆŽĆāĆā°ĆŽ ĆĀŖĆŽĆĖĆāĆĀĆĀĆÅ ĆāĆāĆĀĆā”ĆĀ ĆĖƎƧĆĀĆā¦ĆāĆĀŖĆĀĆā ƎƧĆā ĆĀĆā”ĆĀ. ĆĖƎƧƎĆĀ“ĆāĆā”ĆŽĆĀÆĆĀ Ć§ĆŽĆā Ćā ĆāƧƎ ƧĆĀĆāĆŽĆā”ĆŽ ƧĆĀĆāƧƎĆā ƧĆāĆāĆā”ĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆĀĆāĆĀÆĆŽĆā”ĆĀ ĆāƧƎ ĆĀ“ĆŽĆ±ĆĀĆÅ ĆāĆĘĆŽ ĆāĆŽĆā”ĆĀ ĆĖƎƧƎĆĀ“ĆāĆā”ĆŽĆĀÆĆĀ Ć§ĆŽĆā ĆŽĆā Ć³ĆŽĆÅ ĆĀĆāĆĀÆĆŽĆā ƎƧ Ćā¦ĆĀĆĀĆŽĆā¦ĆŽĆāĆĀÆĆā¹Ć§ Ć¹ĆŽĆĀØĆāĆĀÆĆĀĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆ±ĆŽĆ³ĆĀĆĖĆāĆāĆĀĆā”Ć çĆāĆĀÆĆŽĆāçùĆĀĆⰠçĆĀĆāĆā°ĆŽ Ć±ĆĀƶĆāĆĖƎƧĆā ĆĀĆā”ĆĀ. ƧĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā ƵƎĆāĆĀĆā Ć¹ĆŽĆāĆŽĆā° Ć³ĆŽĆÅ ĆĀĆāĆĀÆĆĀĆā ƎƧ Ćā¦ĆĀĆĀĆŽĆā¦ĆŽĆāĆĀÆĆĀ ĆĖĆĀĆ¹ĆŽĆāĆŽĆā° Ć§ĆŽĆāĆĀĆā”ĆĀ ĆĖƎƧƎƵĆāĆĀƎƧĆĀØĆĀĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆ³ĆŽĆāĆĀĆāĆā¦Ćā ĆĀŖĆŽĆ³ĆāĆāĆĀĆÅ ĆāĆā¦Ćā¹Ć§ ĆĘĆĀĆĀ«ĆÅ ĆāƱĆā¹Ć§
ƧƎĆā¦ĆŽĆāƧ ĆĀØĆŽĆ¹ĆāĆĀÆĆĀ ĆĀĆŽĆÅ Ć§ĆŽ ƧƎĆÅ ĆĀĆāĆā”ƎƧ ƧĆāĆā ĆŽĆāçóĆ çĆĀĆĀŖĆŽĆāĆāĆĀĆĖƧƧĆāĆāĆā”ĆŽ ĆĀĆĀĆÅ ĆāĆā¦ĆŽĆ§ ƧƎĆā¦ĆŽĆ±ĆŽ ĆĖƎƧĆā ĆāĆĀŖĆŽĆā”ĆĀĆĖĆāƧ Ć¹ĆŽĆā¦ĆŽĆāƧ Ćā ĆŽĆā”ĆŽĆā° ĆĖĆŽĆ§Ć¹ĆāĆāĆŽĆā¦ĆĀĆĖĆāƧ ƧƎĆā ĆŽĆā ƧĆāĆāĆā”Ćā ƧƎĆā¦ĆŽĆ±ĆŽĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĀØĆĀƧƎĆā¦ĆāƱĆĀ ĆĀØĆŽĆĀÆĆŽĆĀ£ĆŽ ĆĀĆĀĆÅ ĆāĆā”ĆĀ ĆĀØĆĀĆā ĆŽĆĀĆāóĆĀĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆĀ«ĆŽĆā¬Ćā ĆŽĆā° ĆĀØĆĀĆā¦ĆŽĆāĆĀ¢ ƦĆĀĆĘĆŽĆĀŖĆĀĆā”ĆĀ ĆĀØĆĀĆāĆĀĆĀÆĆāóĆĀĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆāƎƧĆāĆŽ ĆĀŖĆŽĆ¹Ć§ĆŽĆāĆŽĆⰠçĆĀĆā ĆŽĆā ƧĆāĆāĆā”ĆŽ ĆĖĆŽĆā¦ĆŽĆāĆĀ¢ ƦĆĀĆĘĆŽĆĀŖĆŽĆā”ĆĀ ĆÅ ĆĀƵƎĆāĆĀĆāĆĖĆāĆā ĆŽ Ć¹ĆŽĆāĆā°ĆŽ Ć§ĆāĆā ĆŽĆāĆĀØĆĀĆā° ĆÅ ĆĀ¢ ƧƎĆÅ ĆĀĆāĆā”ƎƧ ƧĆāĆŽĆāưĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĀ¢Ćā¦ĆŽĆā ĆĀĆĖĆāƧ ƵƎĆāĆĀĆāĆĖĆāƧ Ć¹ĆŽĆāĆŽĆÅ ĆāĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆ³ĆŽĆāĆĀĆāĆā¦ĆĀĆĖĆāƧ ĆĀŖĆŽĆ³ĆāĆāĆĀĆÅ ĆāĆā¦Ćā¹Ć§. ƧĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā ƵƎĆāĆĀĆā Ć¹ĆŽĆāĆŽĆā° Ć³ĆŽĆÅ ĆĀĆāĆĀÆĆĀĆā ƎƧ Ćā¦ĆĀĆĀĆŽĆā¦ĆŽĆāĆĀÆĆĀ ĆµĆŽĆāĆŽĆāĆⰠçĆāĆāĆā”ĆĀ Ć¹ĆŽĆāĆŽĆÅ ĆāĆā”ĆĀ ĆĖĆŽĆ³ĆŽĆāĆĀĆāĆā¦Ćā ĆĖĆŽĆ¹ĆŽĆāĆŽĆā° ĆĀ¢ĆāĆĀ Ć³ĆŽĆÅ ĆĀĆāĆĀÆĆĀĆā ƧƎ Ćā¦ĆĀĆĀĆŽĆā¦ĆŽĆāĆĀÆĆĀ ĆĖĆŽĆ¹ĆŽĆāĆŽĆā° Ć§ĆŽĆā ĆāĆĀØĆĀĆŠâæĆĀĆĘĆŽ ĆĖƎƱĆĀóĆĀĆāĆĀĆĘĆŽ ĆĖĆŽĆā¦ĆŽĆāĆ¢æĆĀĆĘĆŽĆ©àçĆāĆāĆā¦ĆĀĆāƎƱƎĆāĆĀØĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧƱĆāƶƎ ƧĆāĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā Ć¹ĆŽĆā Ć çĆāĆāĆĀ®ĆĀĆāĆŽĆĀƎƧĆӈçĆāƱƎĆāƧĆĀ“ĆĀĆĀÆĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ƧƎĆĀØĆĀĆā° ĆĀØĆŽĆĘĆāƱĆĀĆĖĆŽĆ¹ĆĀĆā¦ĆŽĆ±ĆĖĆŽĆ¹ĆĀĆĀ«ĆāĆā¦ĆŽĆ§Ćā ĆĖĆŽĆ¹ĆŽĆāĆĀĆā° ĆĖĆŽĆ¹ĆŽĆā Ćā ĆĀØĆŽĆāĆĀĆÅ ĆŽĆāĆ©àçĆāƵƎĆāĆĀƎƧĆĀØĆŽĆĀ©ĆĀ ĆĖƎƧĆāĆĀŖĆŽĆāƧĆĀØĆĀùĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖĆŽĆĀŖĆŽĆ§ĆĀØĆĀùĆĀĆŠçĆāĆĀŖĆŽĆāƧĆĀØĆĀùĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆāĆŽĆā”ĆĀĆā¦Ćā ĆĀØĆĀƧĆĀĆĀĆāĆ³ĆŽĆ§Ćā Ć çĆĀĆāĆŽĆā°ĆÅ ĆŽĆĖĆāĆā¦Ć çĆāĆĀÆĆĀĆāĆÅ ĆāĆā ĆĀ ĆĖƎƧƱĆāƶƎ Ć¹ĆŽĆā ĆŽĆāƧ Ćā¦ĆŽĆ¹ĆŽĆā”ĆĀĆā¦Ćā ĆĀØĆĀƱƎĆĀĆāĆā¦ĆŽĆĀŖĆĀĆĘĆŽ ĆÅ ĆŽĆ§ ƧƎƱĆāĆĀĆŽĆā¦ĆŽ Ć§ĆāƱƎĆāƧĆĀĆĀĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ
ƧƎĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā ƧĆĀŗĆāĆĀĆĀƱĆā ĆāĆĀĆāĆāĆā¦ĆĀƤĆāĆā¦ĆĀĆā ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀƤĆāĆā¦ĆĀĆā ƎƧĆĀŖĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀóĆāĆāĆĀĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀóĆāĆāĆĀĆā¦ĆŽĆ§ĆĀŖĆĀ Ć§ĆŽĆāƧƎĆĀĆāĆÅ ĆĀ¢ĆĀ”ĆĀ Ćā¦ĆĀĆā ĆāĆā”ĆĀĆā¦Ćā ĆĖƎƧĆāĆāƧƎĆā¦ĆāĆĖƎƧĆĀŖĆ çĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā Ć§ĆŽĆ¹ĆĀĆ²ĆŽĆā ƧĆāĆāƧĆĀóĆāĆāƧƎĆā¦ĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀóĆāĆāĆĀĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖĆŽĆĀ£ĆŽĆ°ĆĀĆāĆŽĆā ƧĆāĆĀ“ĆĀĆāƱĆāĆĘĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀĆĀ“ĆāƱĆĀĆĘĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧĆā ĆāƵĆĀƱĆā ùĆĀĆĀØĆŽĆ§ĆĀÆĆŽĆĘĆŽ ƧĆāĆāĆā¦ĆĀĆĖĆŽĆĀĆĀĆāĆĀÆĆĀĆÅ ĆŽĆāĆĀ©ĆŽ ĆĖƎƧĆā ĆāƵĆĀƱĆā Ćā¦ĆŽĆā Ćā Ćā ƎƵƎƱƎ ƧĆāĆĀÆĆĀĆāĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧĆĀ®ĆāưĆĀĆāĆā Ćā¦ĆŽĆā Ćā ĆĀ®ĆŽĆ°ĆŽĆāĆŽ ƧĆāĆāĆā¦ĆĀóĆāĆāĆĀĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ĆĖĆŽ ĆĀÆĆŽĆā¦ĆĀĆāƱĆā Ć§ĆŽĆ¹ĆāĆĀÆĆŽĆ§ĆĀ”ĆŽĆ§ĆāĆĀÆĆĀĆāĆÅ ĆāĆā ĆĀ ĆĖĆŽĆ§Ć¹ĆāĆāĆĀ ĆĘĆŽĆāĆĀĆā¦ĆŽĆ§ĆĀŖĆĀĆĘĆŽ ƧĆĀĆāĆŽĆā° ĆÅ ĆŽĆĖĆāĆā¦ĆŽ Ć§ĆāĆĀÆĆĀĆāĆÅ ĆāĆā ĆĀ. ƧĆāĆāĆā”ĆĀĆā¦ĆŽĆā ƧĆĀÆĆāĆĀĆŽĆ¹Ćā Ć¹ĆŽĆā ĆŽĆāƧ ƧĆāĆāĆĀØĆŽĆāƧƎĆĀ”ĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆĖĆŽĆĀØĆŽĆ§ĆĀ”ĆŽ ĆĖƎƧĆāĆ²ĆŽĆāĆāĆ§ĆŽĆ²ĆĀĆāĆŽ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀĆĀĆŽĆā ĆŽ ĆĖĆŽĆ³ĆĀĆĖĆāĆĀ”ĆŽ ƧĆāĆāĆĀĆĀĆĀŖĆāĆā ĆŽĆĀ©ĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀĆĀĆŽĆā ĆŽ Ćā¦ĆŽĆ§ ĆĀøĆŽĆā”ƎƱƎ Ćā¦ĆĀĆā ĆāĆā”ƎƧ ĆĖĆŽĆā¦ĆŽĆ§ ĆĀØĆŽĆĀ·ĆŽĆā ĆŽ Ć¹ĆŽĆā Ćā ĆĀØĆŽĆāĆŽĆĀÆĆĀĆā ƎƧ ƧĆĀĆā ĆāĆĀÆĆĀĆĖĆā ĆĀĆÅ ĆāóĆĀĆÅ ĆŽĆāƧ ĆĀ®ĆĀ¢ĆµĆŽĆāĆĀ©Ćā¹ ĆĖĆŽĆ³ĆŽĆ§Ć¦ĆĀƱĆ çĆāĆāĆĀØĆĀĆāĆāĆĀÆĆŽĆ§Ćā Ć çĆāĆāĆā¦ĆĀóĆāĆāĆĀĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ ùĆĀ¢Ćā¦ĆŽĆāĆĀ©Ćā¹ ĆÅ ĆŽĆ§ ƱƎĆĀØĆŽĆā ƧĆāĆāĆ¹ĆŽĆ§ĆāĆŽĆā¦ĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ. ƱƎĆĀØĆŽĆāĆā ƎƧ ĆĀ¢ĆĀŖĆĀĆā ƧƎ ĆĀĆĀĆⰠçĆāĆĀÆĆĀĆāĆā ĆāĆÅ ĆŽĆ§ ĆĀĆŽĆ³ĆŽĆā ĆŽĆĀ©Ćā¹ ĆĖĆŽĆĀĆĀĆⰠçĆāĆāĆĀ¢ĆĀ®ĆĀƱƎĆĀ©ĆĀ ĆĀĆŽĆ³ĆŽĆā ĆŽĆĀ©Ćā¹ ĆĖĆŽĆāĆĀĆā ƎƧ Ć¹ĆŽĆ°ĆŽĆ§ĆĀØĆŽ ƧĆāĆā ĆŽĆāƧƱĆĀ. ƱƎĆĀØĆŽĆāĆā ƎƧ ĆĀøĆŽĆāĆŽĆā¦ĆāĆā ƎƧ ƧƎĆā ĆāĆĀĆĀĆ³ĆŽĆā ƎƧĆĖƎƧĆĀĆā Ćā ĆāĆŽĆā¦Ćā ĆĀŖĆŽĆĀŗĆāĆĀĆĀƱĆā ĆāĆŽĆā ƎƧ ĆĖĆŽĆĀŖĆŽĆ±ĆāĆĀĆŽĆā¦ĆāĆā ƎƧ ĆāĆŽĆā ĆŽĆĘĆĀĆĖĆāĆā ĆŽĆā ĆŽĆā Ćā¦ĆĀĆā ĆŽ ƧĆāĆāĆĀ®ĆŽĆ§Ć³ĆĀƱĆĀĆÅ ĆāĆā ĆŽ. ùĆĀĆĀØĆŽĆ§ĆĀÆĆŽĆ§ĆāĆāĆā”ĆĀ ! ƧĆĀĆā ĆŽĆā ƧĆāĆāĆā”ĆŽ ĆÅ ĆŽĆĀ£ĆāĆā¦ĆĀƱĆĀĆā ƎƧ ĆĀØĆĀƧĆāĆāĆ¹ĆŽĆĀÆĆāĆāĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāƧĆĀĆĀĆāĆ³ĆŽĆ§Ćā ĆĀ ĆĖĆŽĆĀ„ĆĀĆÅ ĆāĆĀŖĆĀ¢ĆӈðĆĀĆⰠçĆāĆāĆāĆĀƱĆāĆĀØĆā°ĆŽ ĆĖĆŽĆÅ ĆŽĆā ĆāĆā”ĆŽĆā° Ć¹ĆŽĆā Ć çĆāĆāĆĀĆŽĆĀĆāĆĀ“ĆĀ¢ĆĀ”ĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāĆā¦ĆĀĆā ĆāĆĘƎƱĆĀ ĆĖƎƧĆāĆāĆĀØĆŽĆĀŗĆāĆÅ ĆÅ ĆŽĆ¹ĆĀĆĀøĆĀĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆāĆŽĆ¹ĆŽĆāĆŽĆāĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĀŖĆŽĆ°ĆŽĆĘĆŽĆāƱĆĀĆĖĆāĆā ĆŽ ĆĖƎƧưĆāĆĘĆĀƱĆĀĆĖƧƧĆāĆāĆā”ĆŽ ƧĆāĆāĆ¹ĆŽĆĀøĆĀĆÅ ĆāĆā¦ĆŽ ĆÅ ĆŽĆ°ĆāĆĘĆĀƱĆāĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĖƎƧĆĀ“ĆāĆĘĆĀƱĆĀĆĖĆāĆā”ĆĀ Ć¹ĆŽĆāĆā°ĆŽ Ćā ĆĀĆ¹ĆŽĆā¦ĆĀĆā”ĆĀ ĆÅ ĆŽĆ²ĆĀĆĀÆĆāĆĘĆĀĆā¦Ćā ĆĖĆŽĆāƎưĆĀĆĘĆāƱĆ çĆāĆāĆā”ĆĀ Ć§ĆŽĆĘĆāĆĀØĆŽĆ±Ćā
Ā Redaktur: Ulil Hadrawy
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
6
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
Terkini
Lihat Semua