Kisah Sahabat dan Seekor Onta dalam Hijrah Rasulullah
NU Online Ā· Rabu, 20 November 2013 | 23:00 WIB
Demikianlah akhirnya onta tunggangan Rasulullah saw sesampainya di Madinah, memilih berhenti di depan rumah yang sederhana milik seorang sahabat yang sederhana setelah melewati berbagai kediaman mewah milik bangsawan kota Madinah yang telah disediakan untuk Rasulullah sebagai rumah singgah.
<>
Ų§ŁŲŁ ŲÆ ŁŁŁ Ų£ŲŁ ŲÆŁ ŁŲ³ŲØŲŲ§ŁŁ ŁŲŖŲ¹Ų§ŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ¹Ł Ł Ų§ŁŲŗŲ²Ų§Ų±, Ų£Ų“ŁŲ±Ł Ų¹ŁŁ ŁŲ³Ł Ł Ų§ŁŁ ŲÆŲ±Ų§Ų±, . Ų£Ų“ŁŲÆ Ų§Ł ŁŲ§ Ų§ŁŁ Ų§ŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŲŲÆŁ ŁŲ§ Ų“Ų±ŁŁ ŁŁ. ŁŲ§Ų“ŁŲÆ Ų§Ł Ų³ŁŲÆŁŲ§ Ł ŲŁ ŲÆŲ§ Ų¹ŲØŲÆŁ Ł Ų±Ų³ŁŁŁ Ų§ŁŁŲØŁ Ų§ŁŁ Ų®ŲŖŲ§Ų±. Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁ Ų¹ŁŁ Ų³ŁŲÆŁŲ§ Ł ŲŁ ŲÆ ŁŲ¹ŁŁ Ų£ŁŁ Ų§ŁŲ£Ų·ŁŲ§Ų± ŁŲ£ŲµŲŲ§ŲØŁ Ų§ŁŲ£Ų®ŁŲ§Ų± ŁŲ³ŁŁ ŲŖŲ³ŁŁŁ Ų§ ŁŲ«ŁŲ±Ų§. أ٠ا ŲØŲ¹ŲÆ ŁŁŲ§Ų£ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲ§Ų³ Ų§ŲŖŁŁŲ§ŁŁŁ ŲŁ ŲŖŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŲŖŁ Ų§ŁŲ§ ŁŲ£ŁŲŖŁ Ł Ų³ŁŁ ŁŁ. ŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ : ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ“ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ§Ų·ŁŲØŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ§ Ų³ŁŁŁŲ§Ł ŁŲ§
Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah
Marilah kita bersama-sama meningkatkan kadar ketaqwaan dalam diri kita, semoga tahun baru ini menjadi awal yang baik menuju kehidupan yang lebih baik. Bagi kaum muslim Hijrah Rasulullah saw adalah momentum terpenting yang sarat akan makna dan penuh dengan hikmah.Hijrahnya Rasulullah saw sering dijadikan titik balik ataupun titik mula semangat perubahan menuju yang lebih baik. Apalagi jika peringatan Hijrah Rasulullah saw dihubungkan dengan tahun baru hijriyah. Maka tahun baru itu tentunya akan lebih bermakna.
Dua kisah Rasulullah saw yang akan disampaikan kali ini merupakan penggalan dari prosesi hijrah Rasulullah saw. yang sering dilewatkan, karena tokoh utama dalam kisah ini adalah seorang sahabat anshar yang bernama Abu Ayyub al-Anshari dan onta yang setia mengantarkan Rasulullah saw.
Setalah menempuh perjalanan dari Makkah, akhirnya Rasulullah saw pun sampai ke gerbang pintu kota Madinah. Sambutan kaum anshar sebagai penduduk Madinah amat sangatlah hangatnya. Sepanjang jalas dihias dengan warna-warni keceriaan. Sudut-sudut kota dibersihkan untuk menyambut kedatangannya. Rumah-rumah di sepanjang jalan telah bersiap menerima tamu agung. Setiap tuan rumah sibuk menyiapkan hidangan berbagai masakan. Ruang tamu ditata rapi lengkap dengan hidangan dan minuman tak ketinggalan permadani berbulu tebal dialaskan. Mereka semua mengharapkan Rasulullah saw akan sudi singgah dan menjadikan rumah mereka sebagai tempat tinggalnya. Bahkan dalam hati masing-masing pembesar anshar ini terbersit kebanggan diri bahwa "Rasulullah pasti akan senang tinggal di rumahku yang mewah dan nyaman, karena aku telang melengkapi segala macam fasilitasnya".
Akan tetapi ketika Rasulullah saw memasuki pintu gerbang kota Madinah beliau langsung turun dari ontanya, seperlu menyalami dan membalas sambutan hangat dari masyarakat kota. Mereka saling mendahului menyalami, memeluk dan mengelu-elukan Rasulullah saw. sebagai rembulan di tengah gelap malam. Sambutan itu terus mengalir hingga mereka saling berebut mempersilahkan Rasulullah saw. singgah dikediamannya. Demikian mereka saling serobot menggelendeng onta Rasulullah menuju rumah mereka, dengan harapan Rasulullah akan mengikutinya. Akan tetapi tidak demikian, karena Rasulullah saw. segera mesergah mereka dan memerintahkan agar ontanya dibiarkan memilih tempat istirahatnya sendiri, dan di sanalah Rasulullah saw akan singgah.
Para Hadirin Jam'ah Jum'ah yang Berbahagia
Sementara itu diantara rumah-rumah yang indah dan mewah di sepanjang jalan kota Madinah, terdapat sebuah rumah sederhana yang tidak dapat dikatakan mewah. Perabot sederhana dan permadani agak usang terpasang di ruang tamu. Itulah kediaman Abu Ayyub al-Anshari. Sahabat yang merasa rumahnya bukanlah standard yang pantas untuk disinggahi Utusan Allah Muahmmad saw. dalam hati kecilnya merasakan betapa besarnya rasa hormat-ta'dhim kepada Rasulullah saw yang amat sangat, sehingga ia merasa rumahnya terlalu sederhana dijadikan persinggahan manusia termulia di alam raya ini. Apalagi bila dipikir dirinya bukanlah salah seorang bangsawan terkemuka di Madinah. Dia merasa menjadi manusia hina apalagi jika dibandingkan Rasulullah saw. Begitulah keadaannya sehingga ia tidak berani menawarkan rumahnya untuk tempat persinggahan Rasul yang Mulia.
Namun apa yang terjadi, justru onta itu terus berjalan melewati rumah-rumah mewah, melewati bangunan-bangunan kokoh dan akhirnya malah memasuki pelataran rumah Abu Ayyub al-Anshari. Sehingga tempat itulah yang dipilih Rasulullah saw sebagai tempat singgahnya. Rumah sederhana dengan tuan rumah yang sangat merendahkan diri. Betapa bersukurnya Abu Ayyub al-Anshari atas anugrah yang diberikan oleh Allah kepadanya, sebagai tuan rumah dari Utusan yang Paling Mulia Rasulullah saw.
Jama'ah Rahimakumullah
Demikianlah kisah ini menunjukkan kebenaran sabda Rasulullah saw barang siapa merendahkan diri, merasa dirinya hina dibandingkan manusia lain (tawadhu') Allah swt akan menjunjung derjatnya. Begitu juga sebaliknya, barang siapa yang sombong, merasa dirinya lebih hebat dari yang lain (kibriya') pastilah Allah akan menjatuhkannya.
Ł Ł ŲŖŁŲ¶Ų¹ Ų±ŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŁ ŁŁ Ł ŲŖŁŲØŲ± ŁŲ¶Ų¹Ł Ų§ŁŁŁ
Abu Ayyub al-Anshari adalah orang yang tawadhu', orang yang merasa dirinya tidaklah semulia para bangsawan Madinah. Orang yang merasa kediamannya paling buruk dan paling tidak pantas untuk disinggahi manusia semulia Rasulillah saw. Jangankan menawarkan rumah untuk singgah Rasulullah saw sebagaimana yang dilakukan para bangsawan Madinah, merasa layakpun ia tidak berani. Itulah gambaran ketawadhuan Abu Ayyub al-Anshari yang Justru dipilih oleh Allah swt sebagai tuan rumah atas hijrah Rasulul-Nya.
Begitulah Allah memuliakan orang yang tawadhu' mengalahkan mereka yang sombong. Allah perintahkan Jibril menghentikan onta Rasulullah pas di depan rumah Abu Ayyub al-Anshari. Karena Rasulullah saw sebagai pribadi yang sangat merendahkan diri, hanya cocok dengan sahabat yang memiliki pribadi tawadhu pula.
Allah sendiri telah membuktikan ketawadhuan Rasulullah saw ketika beliau bersama para Nabi dan Rasul-Nya menjawab pertanyaan dari-Nya. Dikisahkan dalam sebuah percakapan Allah bertanya kepada Nabi Ibrahim as. "Wahai Ibrahim, siapakah dirimu?" Nabi Ibrahim menjawab "ana khalilullah" saya adalah kekasih Allah. Sebuah jawaban yang tepat dan tidak salah. Sesuai dengan julukannya sebagai khalilullah. Demikian pula jawaban Nabi Musa as. ketika ditanya oleh Allah "Wahai Musa siapakah kamu itu?" Nabi Musa menjawab "ana kalimullah" saya adalah orang yang diajak bicara oleh Allah, Sebuah jawaban yang tepat dan tidak salah. Sesuai dengan julukannya sebagai Kalimullah. Begitu pula jawaban Nabi Isa ketika ditanya oleh Allah "wahai Isa siapakah engaku?" Nabi Isa juga menjawa "ana ruhullah". Sebuah jawaban yang tepat dan tidak salah. Sesuai dengan julukannya sebagai ruhullah. Sesuai dengan mu'jizat yang dimilikinya mampu menghidupkan orang yang sudah meninggal.
Jama'ah Jum'ah Umat Rasululla saw
Giliran Rasulullah Muhammad saw ditanya oleh Allah "Hai Muhammad, siapakah Kamu?" Rasulullah menjawab "anal Yatim" saya adalah anak yatim. Sebuah jawaban yang sangat merendahkan diri. Rasulullah saw sebagai Nabi dan Rasul terakhir, manusia paling sempurna dan paling dicinta oleh Allah swt. tentunya bisa menjawab dengan sedikit lebih gagah, karena posisi Muhammad Rasulullah saw sebenarnya melebihi Rasul dan Nabi yang lain. Akan tetapi Muhammad Rasulullah saw memilih 'yatim' sebagai prediketnya. Sebuah posisi yang sering dihinakan dan disepele manusia di dunia, anal yatiim. Justru kerendahan diri Rasulullah inilah yang menjadi bukti ketinggian derajatnya diantara para nabi da Rasul yang lain.
Demikianlah dua kisah Rasulullah ini dapat menjadi tauladan bagi kita semua. Bahwa sudah sepantasnya kita merasa diri ini bukanlah siapa-siapa dihadapan Allah Yang Maha Kuasa. demikianlah yang diinginkan Allah swt atas hamba-hambanya, agar menjadi orang yang tawadhu bukan menjadi orang yang sombong. Sebagaimana disinggung oleh-Nya dalam al-Qur'an
ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŲ“ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲ¶Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų®ŁŲ§Ų·ŁŲØŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŲ§ Ų³ŁŁŁŲ§Ł ŁŲ§
Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan.
Artinya bahwa diantara tanda-tanda orang yang memiliki sifat tawadhu' selalu berjalan dengan menundukkan kepala. Seolah-olah tidak pernah melihat langit. Berjalan dengan santai tanpa membusungkan dada. Meskipun ia memiliki kuasa sebagai gubernur, jendral ataupun ulama misalnya. Hal ini berbeda dengan orang-orang yang sombong yang berjalan dengan mendongak ke atas tidak pernah melihat bumi. Bahkan ketika mereka disapa dan dikomentari, mereka hanya menjawab 'salama', yang artinya keselamatan atas kita semua, diantara kita tidak ada yang lebih baik, aku juga tidak lebih baik dari kamu begitu juga sebaliknya.
Demikianlah khotbah jum'ah kali ini. Semoga tahun baru ini menjadi titik awal perubahan diri kita mengurngi kesombongan diri menuju ketawadhua'an. Karena sesungguhnya Allah memuliakan mereka yang merendahkan dirinya.
ŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲ§ŁŁŁ Ł ŁŲØŁ ŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢ŁŲ§ŁŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŲ°ŁŁŲ± ŁŲ§ŁŁŲŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲŖŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŁŲ§ŁŁŁŲŖŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ł
Khutbah II
Ų§ŁŁŁŲŁŁ ŁŲÆŁ ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ ŁŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ§Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ¶ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł ŁŲŁŁ ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ł ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ ŁŲ§ ŁŁŲ«ŁŁŲ±ŁŲ§
Ų§ŁŁ
ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ ŁŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų§ŁŁ
ŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁ
ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŲÆŁŲ£Ł ŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŁŁ ŲØŁŁ
ŁŁŲ¢ Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŲŖŁŲ¹Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢ Ų¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁ ŁŲ¢ Ų§ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ų¢Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŲ§Ł Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ¢Ų¦ŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ±ŁŁŲØŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§Ų“ŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲØŁŁ ŲØŁŁŁŲ±ŁŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŲ¹ŁŲ«ŁŁ
ŁŲ§Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŲµŁŁŲŁŲ§ŲØŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁ Ų§ŁŲŖŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ±ŁŲŁŁ
Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁŁ
Ų§ŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŁŁŲ¢Ų”Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁ
ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŁŲ¹ŁŲ²ŁŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ³ŁŁŲ§ŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ°ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲŁŁŲÆŁŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŲµŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŲµŁŲ±Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų®ŁŲ°ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŲÆŁŁ
ŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ¹ŁŲÆŁŲ§Ų”ŁŲ§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ŲŖŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁ
ŁŁ Ų§ŲÆŁŁŁŲ¹Ł Ų¹ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲØŁŁŲ§ŁŲ”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲØŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁŲ§ŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ”Ł Ų§ŁŁŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŲŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŲøŁŁŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ·ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁŁŲ©Ł ŁŁŲ³ŁŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ Ų¹Ų¢Ł
ŁŁŲ©Ł ŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł. Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ ŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ±ŁŲŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ®ŁŲ§Ų³ŁŲ±ŁŁŁŁŁ. Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁŲ§ŁŁŁŁ ! Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŲŖŲ¢Ų”Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ“Ų¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŲ§Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§Ų“ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŲÆŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲØŁŲ±Ł
(Pen./Red. Ulil H)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua