Khutbah

Khutbah Jumat: Oleh-oleh Haji dan Umrah

NU Online  Ā·  Kamis, 6 Agustus 2020 | 14:20 WIB

Khutbah Jumat: Oleh-oleh Haji dan Umrah

Ada beberapa oleh-oleh yang biasanya dihadiahkan para jamaah haji dan umrah kepada para tamu sesampainya mereka di tanah air. (Ilustrasi: Saudi Gazette)

Khutbah I


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŁŽŲ§Ł‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŽŁ‡ŁŲŒ Ł€
Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł في Ł…ŁŲ­Ł’ŁƒŁŽŁ…Ł ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł: ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ°ŁŁ‘Ł†Ł’ فِي Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ¬ŁŁ‘ ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁˆŁƒŁŽ Ų±ŁŲ¬ŁŽŲ§Ł„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰Ł° ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų¶ŁŽŲ§Ł…ŁŲ±Ł ŁŠŁŽŲ£Ł’ŲŖŁŁŠŁ†ŁŽ مِنْ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ ŁŁŽŲ¬ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ…ŁŁŠŁ‚Ł Ā 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.


Hadirin rahimakumullah,

Tema khutbah kali ini adalah tentang buah tangan atau oleh-oleh yang biasa dibawa oleh jamaah haji dan umrah dan dihadiahkan kepada para tamu sekembalinya mereka dari Tanah Suci. Meskipun tahun ini tidak ada pemberangkatan jamaah haji asal Indonesia ke Tanah Suci (akibat pandemi Covid-19), namun khatib akan menyampaikan tema ini dengan maksud untuk mengobati kerinduan kita akan Tanah Suci dan hal-hal yang berkaitan dengan haji dan umrah.


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Ada beberapa oleh-oleh yang biasanya dihadiahkan para jamaah haji dan umrah kepada para tamu sesampainya mereka di tanah air. Di antaranya adalah:


Pertama, siwak.

Mengenai keutamaan siwak, Nabi shallallhu ā€˜alaihi wa sallam bersabda:


Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŁˆŁŽŲ§ŁƒŁ Ł…ŁŽŲ·Ł’Ł‡ŁŽŲ±ŁŽŲ©ŁŒ Ł„ŁŁ„Ł’ŁŁŽŁ…Ł Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų¶ŁŽŲ§Ų©ŁŒ Ł„ŁŁ„Ų±Ł‘ŁŽŲØŁ‘Ł (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŁ‘) Ł€


Maknanya: ā€œSiwak adalah alat yang membersihkan mulut dan sebab untuk mendapatkan ridha Allahā€ (HR al-Bukhari).Ā 


Nabi shallallĆ¢hu ā€˜alaihi wa sallam juga bersabda:


Ų±ŁŽŁƒŁ’Ų¹ŁŽŲŖŁŽŲ§Ł†Ł ŲØŁŲ³ŁŁˆŁŽŲ§ŁƒŁ Ų£ŁŽŁŁ’Ų¶ŁŽŁ„Ł مِنْ Ų³ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų±ŁŽŁƒŁ’Ų¹ŁŽŲ©Ł‹ مِنْ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų³ŁŁˆŁŽŲ§ŁƒŁ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ ابن ماجه) Ł€


Maknanya: ā€œDua rakaat yang disertai dengan siwak itu lebih utama dari 70 rakaat tanpa disertai dengan siwakā€ (HR Ibnu Majah).Ā 


Siwak adalah kayu atau semacamnya yang digunakan untuk membersihkan gigi dan mulut. Boleh menggunakan semua jenis kayu. Namun yang paling utama digunakan adalah kayu Arak (Ų§Ł„Ų£Ų±Ų§Łƒ). Disunnahkan bersiwak ketika hendak melaksanakan shalat, ketika akan berwudlu’, setelah membasuh kedua telapak tangan saat wudlu’, sebelum tayamum, sebelum membaca al Qur`an, pada saat gigi menguning, pada saat tawaf dan ketika bangun dari tidur. Disunnahkan bersiwak dengan tangan kanan, memulai dari bagian kanan mulut kemudian kembali ke tengah lalu dijalankan ke arah kiri mulut lalu kembali lagi ke tengah, setelah itu dijalankan di langit-langit mulut dengan lembut, disertai niat ingin memperoleh kesunnahan. Di antara manfaat siwak adalah membersihkan mulut, meraih ridha Allah, menguatkan gusi, melipatgandakan pahala, memutihkan gigi, membantu mengeluarkan huruf-huruf dari makhrajnya dan mengingatkan dua kalimat syahadat menjelang kematian. Siapakah di antara kita yang tidak berharap mampu mengucapkan dua kalimat syahadat ketika maut menjelang?. Oleh karenanya, marilah kita jaga dan pelihara sunnah yang agung ini.


Kedua, air zamzam.Ā 

Disunnahkan meminum air zamzam. Seseorang yang memiliki hajat atau keperluan tertentu, hendaklah minum air zamzam dengan niat agar dikabulkan hajatnya dan hendaklah membaca doa berikut ini sebelum meminumnya:Ā 


اللهم Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŽŁ„ŁŽŲŗŁŽŁ†ŁŁŠ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŽŁƒŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ł…ŁŽŲ§Ų”Ł Ų²ŁŽŁ…Ł’Ų²ŁŽŁ…ŁŽ Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŲØŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ اللهم Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŁ€ŁŠ Ų£ŁŽŲ“Ł’Ų±ŁŽŲØŁŁ‡Ł Ų³ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ų§Ł‹ عِلْمًا Ł†ŁŽŲ§ŁŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ²Ł’Ł‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų³ŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ“ŁŁŁŽŲ§Ų”Ł‹ مِنْ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł ŲÆŁŽŲ§Ų”Ł


ā€œYa Allah, sungguh telah sampai kepadaku berita bahwa Nabi-Mu bersabda: ā€œAir zamzam bermanfaat untuk tercapainya tujuan sesuai dengan niat orang yang meminumnya,ā€ Ya Allah sungguh aku meminumnya untuk memohon ilmu yang Ā bermanfaat, rezeki yang lapang dan kesembuhan dari segala macam penyakit.ā€


Setelah itu, memohon hajat apa pun yang diinginkan.


Ketiga, kurma.

Kurma sangatlah banyak jenisnya. Di antara sekian banyak jenis kurma, kurma yang paling banyak mengandung manfaat dan khasiat adalah kurma ā€˜ajwah Madinah (Ų¹ŁŽŲ¬Ł’ŁˆŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ©Ł). Baginda Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda:

Ā 
Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲµŁŽŲØŁ‘ŁŽŲ­ŁŽ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų³ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŽ ŲŖŁŽŁ€Ł…ŁŽŲ±ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų¹ŁŽŲ¬Ł’ŁˆŁŽŲ©Ł Ł„ŁŽŁ€Ł…Ł’ ŁŠŁŽŲ¶ŁŲ±Ł‘ŁŽŁ‡Ł فِي Ų°Ł„ŁŁƒŁŽ Ų§Ł„ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų³ŁŁ…Ł‘ŁŒ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ Ų³ŁŲ­Ł’Ų±ŁŒ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲØŲ®Ų§Ų±ŁŠŁ‘) Ł€


Maknanya: ā€œBarangsiapa makan setiap pagi hari 7 buah kurma ā€˜Ajwah, maka di hari itu ia tidak akan terkena bahaya oleh racun maupun sihirā€ (HR al Bukhari).


Keempat, tasbih.Ā 

Di antara hadiah haji dan umrah adalah tasbih. Para ulama Ahlussunnah menegaskan bahwa tidak mengapa menggunakan tasbih untuk berdzikir, karena ia selalu mengingatkan orang yang membawanya untuk mengingat Allah dan mengagungkan-Nya. Suatu ketika, salah seorang istri Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam meletakkan di hadapannya empat ribu biji kurma untuk bertasbih. Rasulullah melihatnya dan sama sekali tidak mengingkarinya. Berdasarkan ini, para ulama memahami bahwa berdzikir dengan tasbih hukumnya boleh, bukan bid’ah dan tidak haram sebagaimana didengungkan oleh sebagian kalangan. Hanya saja berdzikir dengan menggunakan jari-jari tangan lebih utama berdasarkan sabda Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam:

Ā 
Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ³Ł’ŲØŁŁŠŁ’Ų­Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł’ŲÆŁŁŠŁ’Ų³Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł‚ŁŲÆŁ’Ł†ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…ŁŁ„Ł ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ€Ł‡ŁŁ†Ł‘ Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų¤ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§ŲŖŁŒ Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ†Ł’Ų·ŁŽŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŒ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų§Ł„ŲŖŲ±Ł…Ų°ŁŠŁ‘) Ł€


Maknanya: ā€œHendaklah kalian bertasbih, bertahlil serta menyucikan Allah dan hitunglah dengan jari-jari tangan karena di hari kiamat jari-jari tangan itu akan ditanya dan disuruh berbicara memberikan kesaksiannyaā€ (HR at Tirmidzi).


Pada hari kiamat, Allah akan memberikan kemampuan berbicara kepada jari-jari tangan untuk bersaksi bagi para pemiliknya mengenai apa yang mereka lakukan di dunia, yaitu berdzikir dan menyebut asma Allah disertai menghitung jumlah dzikir itu dengan jari-jari tangan mereka.


Bahkan di dunia hal semacam itu pernah terjadi. Al Hafizh Ibnu ā€˜Asakir menceritakan dalam kitab Tarikh Dimasyq bahwa suatu ketika, Abu Muslim al-Khaulani, salah seorang wali di kalangan tabi’in tengah berdzikir dengan tasbih. Kemudian ia tertidur. Tasbih itu pun lalu berputar sendiri di tangannya pada saat ia tidur sembari tasbih itu berucap:Ā 


Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’ŲØŁŲŖŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…ŁŽ Ų§Ł„Ų«Ł‘ŁŽŲØŁŽŲ§ŲŖŁ


ā€œMahasuci Engkau Ya Allah, Dzat yang menumbuhkan tumbuhan dan Mahakekal.ā€Ā 


Ketika Abu Muslim terbangun, ia memanggil istrinya dan mengatakan: ā€œWahai Ummu Muslim, kemarilah, lihatlah keajaiban yang luar biasa ini.ā€ Pada waktu Ummu Muslim tiba dan melihat tasbih itu berputar sembari membaca dzikir, sesaat setelah itu tasbih tersebut diam dan berhenti berputar. Peristiwa ini telah terjadi di dunia dan merupakan bukti yang menguatkan apa yang akan terjadi di hari kiamat kelak, saat jari-jari tangan akan berbicara dan bersaksi untuk para pemiliknya.Ā 


Hadirin rahimakumullah,

Kelima, buku-buku gratis.

Para jamaah haji dan umrah ketika menunaikan ibadah di Tanah Suci, biasanya mendapatkan hadiah buku-buku terjemahan berbahasa Indonesia. Buku-buku itu dibagikan kepada para jamaah dengan cuma-cuma. Jika kita baca dengan seksama, buku-buku itu umumnya memuat aqidah dan ajaran yang bertentangan dengan apa yang diyakini, diamalkan, dan diajarkan oleh para ulama kita di Indonesia.


Di antara yang disebutkan dalam buku-buku itu adalah pengkafiran terhadap para pelaku tawassul, tabarruk dan ziarah makam para wali. Padahal mayoritas umat Islam, tidak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia yang lain, adalah para pengamal tawassul, tabarruk dan ziarah kubur. Di buku-buku itu juga disebutkan pembid’ahan terhadap beberapa amaliah yang telah mentradisi di kalangan umat Islam, seperti peringatan maulid nabi dan peringatan hari-hari besar yang lain. Oleh karena itulah, buku-buku tersebut tidak layak dibaca, tidak layak disebarluaskan dan tidak layak dijadikan oleh-oleh dan hadiah. Ā  Ā Ā 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.Ā 


Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡Ł°Ų°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ­ŁŁŠŁ’Ł…Ł


Khutbah II


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ ŁˆŁŽŁƒŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ£ŁŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲµŁ’Ų·ŁŽŁŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁŁŽŲ§ŲŒŁ€
Ā Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁŁ‘ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’Ų±Ł Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŲ§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ…Ł‹Ų§ŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŲØŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲŒ ŁŁŁŠŁ’ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų­ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ Ł…ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’ŲÆŁŒ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ اللهم Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŁŠŁŁˆŁ’ŁŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŁŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŲÆŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽŲŒ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽŲŒ مِنْ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ Ų®ŁŽŲ§ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”Ł Ł‚ŁŽŲÆŁŁŠŁ’Ų±ŁŒ
Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„Ł†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„Ų­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŁŽŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁŲŒ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł



Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto