Khutbah Jumat: Larangan Saling Ejek dan Hina dalam Islam
NU Online Ā· Jumat, 12 Januari 2024 | 06:00 WIB
Materi Khutbah Jumat ini mengingatkan kepada jamaah untuk menghindari prilaku dan sifat negatif seperti suka mengejek dan menghina orang lain. Dalam Islam, sikap ini merupakan larangan karena akan menimbulkan dampak negatif berkepanjangan dan memunculkan ketidakrukunan, jauh dari kemaslahatan.Ā
Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul āKhutbah Jumat:Ā Larangan Saling Ejek dan Hina dalam Islamā. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³ŁŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³ŁŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŲ°Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁŁŁŲ³ŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲ¦ŁŲ§ŲŖŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ§ŁŁŁŁŲ§Ų Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŁŲÆŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲ¶ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŲ¶ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŲÆŁŁŁ ŁŁŁŁ. Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŲŁŲØŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁ ŲŖŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ Ų£ŁŁ
ŁŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ. ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŲŁŲ§Ų¶ŁŲ±ŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ ŲŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŲ§ŲŖŁŁŁ ŁŁŁŁŲ§ ŲŖŁŁ
ŁŁŁŲŖŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŁŁŲŖŁŁ
Ł Ł
ŁŲ³ŁŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲŖŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų±ŁŲØŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŲ°ŁŁŁŁ Ų®ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŲ§ŲŁŲÆŁŲ©Ł ŁŁŲ®ŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ Ų²ŁŁŁŲ¬ŁŁŁŲ§ ŁŁŲØŁŲ«ŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų±ŁŲ¬ŁŲ§ŁŁŲ§ ŁŁŲ«ŁŁŁŲ±ŁŲ§ ŁŁŁŁŲ³ŁŲ¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŲŖŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ ŲŖŁŲ³ŁŲ¢Ų”ŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ£ŁŲ±ŁŲŁŲ§Ł
Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų±ŁŁŁŁŁŲØŁŲ§
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Baca Juga
Rukun-Rukun Khutbah dan Penjelasannya
Puji syukur hanyalah milik Allah, Dzat yang telah memberikan nikmat iman, Islam, dan kesehatan bagi kita semua. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi BesarĀ Nabi Muhammad saw, panutan hidup terbaik bagi umat manusia.Ā
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri kami pribadi, dan umumnya kepada jamaah kesemuanya untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah taāala, yakni dengan cara senantiasa menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi larangan-Nya.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Tak selang lama, usai debat Capres-Cawapres 2024, media sosial dipenuhi beragam ujaran dan komentar yang bukan sajaĀ bernada positif namun juga negatif. Suasana panas dan tegangĀ tidak hanya di arena debat Capres-Cawapres. Namun lebih dari itu, meluas dan menyebar di kanal-kanal media sosial. Berbagai konten bernada sentimen diviralkan masing-masing tim pemenangan untuk 'menyerang' calon lain dan di satu sisi terus mengelu-elukan jagoannyaĀ masing-masing. Tidak sedikit, sebagian dari kita berlebihan. Merendahkan atau bahkan mencela pasangan lain.
Di titik inilah kita patut prihatin dan tentu ini menjadi perhatian yang harus ditangani bersama. Akankah saling ejek dan umpat menjadi kebiasaan kita bersama?.Ā Lantas bagaimana Islam memandu kita?.Ā
Sebagai orang tua, kita pasti tidak rela jika terjadi saling ejek, umpat dan praktik bullyingĀ atau perundungan di sekolah anak-anak kita. Hanya saja, tanpa kita sadari, saling ejek dan bully ternyata juga menjangkiti perilaku kita sebagai orang dewasa ataupun sebagai orang tua. Bahkan hal ini bisa lebih memprihatinkan terlebih lagi di media sosial.Ā
Jika hal ini tidak segera kita sadari bersama, tentu akan membawa kemadlaratanĀ besar dalam kehidupan bermasyarakat kita. Ikatan sosial antar sesama anak bangsa akan tersandera. Perbedaan afiliasi partai yang diniatkan untuk mewadahi keragaman aspirasi politik, berubah menjadi pengabsahan untuk saling benci.
Padahal, secara sadar atau tidak, kebiasaan saling ejek dan umpat ini sebenarnya sudah banyak kita rasakan dampak negatifnya. Sebagai misal, perbedaan pilihan politik, lantas memudahkan kita untuk tidak bertegur sapa. Perbedaan ras dan golongan memudahkan kita untuk saling curiga. Perbedaan pemahaman agama mendorong kita untuk saling menyalahkan. Mulai dari saling membidāahkan hingga saling mengafirkan. Jika hal ini kita teruskan, tentu tidak baik untuk masa depan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Pada prinsipnya, Islam melarang umatnya untuk saling menghina dan merendahkan. Baik antar sesama Muslim ataupun dengan penganut agama lain. Dalam hubungan sesama Muslim, saling mencaci ataupun merendahkan adalah perbuatan terlarang. Perbedaan tidak lantas harus saling mengejek. Tetapi untuk saling bermusyawarah, memahami, dan saling menasihati.
Terkait hal ini, Rasulullah saw pernah bersabda bahwa derajat seseorang bisa dilihat dari kebiasaannya. Kerendahan diri seseorang adalah ketika ia mudah merendahkan derajat orang lain. Sebaliknya, seseorang akan dinilai tinggi derajatnya jika menghormati sesama. Menghargai pendapat dan keberadaan orang lain. Hal ini sebagaimana termaktub dalam kitab Sunan Ibni Majah karya Imam Ibnu Majah (207-275 H) yang bersumber dari sahabat Abi Hurairah.
Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁ ŲŁŲ³ŁŲØŁ Ų§Ł
ŁŲ±ŁŁŲ”Ł Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŲŁŁŁŲ±Ł Ų£ŁŲ®ŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
Ł (Ų±ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲØŁŁŁ Ł
ŁŲ§Ų¬ŁŁ)
Artinya: "Diriwayatkan dari Abi Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: āCukuplah keburukan seseorang jika ia menghina saudaranya sesama muslim.ā (HR. Ibnu Majah)
Karena itu, penting kiranya kita sadari bersama bahwa mengejek dan menghina adalah kebiasaan yang mesti kita hindari. Perbedaan pilihan politik, agama, ras, suku, ustadz idola, ataupun pasangan Capres-Cawapres jangan sampai menjadi penyebab untuk saling mengejek. Saling merendahkan dan apalagi mencari kesalahan-kesalahan pihak lain.Ā
Perbedaan adalah sebuah keniscayaan. Keragaman Indonesia harus menjadi pangkal untuk saling erat bergandeng tangan. Bertukar ide dan gagasan untuk membangun kemajuan bangsa. Jika terdapat silang pendapat, maka harus diselesaikan dengan jalan yang bermartabat. Kritik sangat dibutuhkan. Namun kritik yang konstruktif, bukan kritik yang sumir dan nyiyir.
Selain itu, jika terdapat kesalahan dan kekhilafan sesama saudara Muslim, Islam mengajarkan umatnya untuk saling menasihati dan mengingatkan. Akan tetapi, perlu kita ingat bahwa nasihat ini harus disampaikan dengan cara yang baik dan beradab. Jangankan antar sesama Muslim, nasihat dan dakwah kepada non-Muslim pun harus disampaikan dengan cara yang baik.Ā Allah taāala berfirman:
Ų§ŲÆŁŲ¹Ł Ų„ŁŁŁŁ Ų³ŁŲØŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ¹ŁŲøŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŲ¬ŁŲ§ŲÆŁŁŁŁŁŁ
ŲØŁŲ§ŁŁŁŲŖŁŁ ŁŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲ³ŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŁ
ŁŁ Ų¶ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ų³ŁŲØŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ¹ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŲŖŁŲÆŁŁŁŁ (Ų§ŁŁŲŁ: 125)
Artinya: āSerulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.ā (Q.S. al-Nahl: 125)
Sekali lagi, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk mengajak kepada kebenaran dengan cara terbaik. Saling menasihati dan berwasiat dalam kebaikan adalah sebuah keniscayaan. Harus dengan jalan yang penuh adab dan sopan santun. Bukan dengan cara saling merasa benar, kemudian saling ejek dan menyudutkan.Ā
Ā Ā
Terkait dengan ramainya saling ejek di media sosial dalam menyikapi debat Capres-Cawapres, baik kiranya kita jadikan pelajaran. Dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan mudahnya akses teknologi dan jejaring internet, kita secara tak sadar hampir menganggap wajar saling ejek dan mengumpat di media sosial. Baik karena perbedaan pilihan politik ataupun praktik beragama. Padahal, hal ini jauh dari ajaran agama. Sebaliknya, Islam memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai. Saling mencintai dan mengasihi.
Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,
Dengan sangat indahnya, Nabi Muhammad saw mengibaratkan umatnya laksana satu jasad. Jika ada salah satu bagian yang mengalami sakit, maka seluruh badan ikut merasakannya. Hal ini sebagaimana hadits shahih riwayat Imam Muslim (204-261 H) dalam kitab Shahih Muslim:
Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ¹ŁŁ
ŁŲ§ŁŁ ŲØŁŁŁ ŲØŁŲ“ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŲ«ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¤ŁŁ
ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŲŖŁŁŁŲ§ŲÆŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲŖŁŲ±ŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲŖŁŲ¹ŁŲ§Ų·ŁŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŲ«ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ³ŁŲÆŁ Ų„ŁŲ°ŁŲ§ Ų§Ų“ŁŲŖŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŲ¶ŁŁŁ ŲŖŁŲÆŁŲ§Ų¹ŁŁ ŁŁŁŁ Ų³ŁŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ³ŁŲÆŁ ŲØŁŲ§ŁŁŲ³ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲŁŁ
ŁŁŁ (Ų±ŁŲ§Ł Ł
Ų³ŁŁ
)
Artinya: "Diriwayatkan dari al-Nuāman bin Basyir ra, Rasulullah saw bersabda: āPerumpamaan orang Mukmin di dalam saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi itu ibarat satu jasad. Ketika ada satu bagian yang merasa sakit, maka sekujur tubuh yang lainnya juga ikut merasakan demam dan tidak bisa tidur.ā (HR. Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa saling hormat menghormati antar sesama Muslim adalah sebuah keniscayaan. Antar sesama Muslim harus saling mencintai dan mengasihi. Ibarat satu jasad yang saling menopang. Di balik perbedaan bentuk dan fungsinya, setiap bagian tubuh sangatlah berguna bagi bagian yang lain. Demikian pula sesama saudara Muslim, kita harus mengejawantahkan nilai-nilai saling penghormatan ini. Meskipun tidak dapat dimungkiri bahwa kita berbeda ras, suku, budaya, ataupun pilihan politik.
Imam al-Nawawi (631-676 H) dalam kitab Syarah Shahih Muslim menjelaskan bahwa hadits ini merupakan pijakan yang nyata bagi orang Muslim untuk saling menjaga dan melindungi hak dan kewajiban sesama. Jika kita ingin dicintai orang lain, maka kita juga harus mencintai orang lain. Jika kita ingin dihargai dan dihormati orang lain, maka kita juga harus suka menghormati orang lain. Begitu pula jika kita tidak ingin diganggu dan direndahkan orang lain, maka kita jangan mudah mengganggu dan merendahkan orang lain.
Dari titik ini, dapat kita pertegas kembali bahwa saling ejek dan merendahkan bukanlah ajaran Islam. Bahkan menjadi hal yang harus dijauhi. Termasuk dalam menyikapi pilihan politik. Termasuk dalam mengusung dan mendukung Capres-Cawapresnya masing-masing. Sebaliknya, Islam memerintahkan umatnya untuk saling menghormati dan menghargai.Ā
Semoga kita senantiasa dalam petunjuk-Nya. Amin ya rabbal āalamin.
ŲØŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲ¢ŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŁŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¢ŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŲ°ŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŲŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ ŁŁŲŖŁŁŁŲØŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŁŁŲ§ŁŁŲŖŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŁŁ
ŁŁŁŲ¹Ł Ų§ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ
Ł. ŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§Ų±ŁŲŁŁ
Ł ŁŁŲ£ŁŁŁŲŖŁ Ų®ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ§ŲŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§Ų³ŁŲŖŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŗŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁŁŁ
Khutbah II
Ų§ŁŁŁŲŁŁ
ŁŲÆŁ ŁŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŲØŁŲ§ŁŁŲ§ŁŲŖŁŁŲŁŲ§ŲÆŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŲ¹ŁŲŖŁŲµŁŲ§Ł
Ł ŲØŁŲŁŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲŖŁŁŁŁŁ. Ų£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁ ŁŲ§Ł Ų„ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲŁŲÆŁŁŁ ŁŲ§ŁŲ“ŁŲ±ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲØŁŲÆŁ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŲ¹ŁŁŁŁŁ. ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŁŁŲÆŁ Ų£ŁŁŁŁ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁŲ§ Ų¹ŁŲØŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ±ŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŲ Ų§ŁŁŁŁ
ŁŲØŁŲ¹ŁŁŁŲ«Ł Ų±ŁŲŁŁ
ŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ
ŁŁ ŲµŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲµŁŲŁŲ§ŲØŁŁŁ Ų£ŁŲ¬ŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ. Ų§ŁŲŖŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ł
ŁŲ§ Ų§Ų³ŁŲŖŁŲ·ŁŲ¹ŁŲŖŁŁ
Ł ŁŁŲ³ŁŲ§Ų±ŁŲ¹ŁŁŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁ Ł
ŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų±ŁŲØŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁ. Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŁ
ŁŁŲ§ŁŲ¦ŁŁŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲµŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§Ų£ŁŁŁŁŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁŁ Ų”ŁŲ§Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ ŲµŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ§ ŲŖŁŲ³ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ§. ŁŁŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŲÆŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ§ Ł
ŁŲŁŁ
ŁŁŲÆŁ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁŁŁ ŁŁŲµŁŲŁŲØŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł
Ų§ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŲŗŁŁŁŲ±Ł ŁŁŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ¤ŁŁ ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŁŲ§ŁŲŁŁŁŲ§Ų”Ł Ł ŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŲ§ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŲ§ŲŖŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŁ ŁŁŁŲ¹Ł ŁŁŲ±ŁŁŁŲØŁ Ł ŁŲ¬ŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ¹ŁŁŁŲ§ŲŖŁ ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§Ų¶ŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲ§Ų¬ŁŲ§ŲŖŁ ŲØŁŲ±ŁŲŁŁ ŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ±ŁŲŁŁ Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲŁŁ ŁŁŁŁŁ
Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų¬ŁŁŁŁŁŁŁ Ł ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŲ±Ł ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁŲŁ Ų§ŁŲÆŁŁŲ¬ŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ ŁŲŁŁŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŁ ŁŁ ŁŲ§ŲŖŁŲ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁ Ų„ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁ ŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲ¬ŁŲ²Ł ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁ ŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŲØŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲ®ŁŁŁ ŁŁŁŁŲ¹ŁŁŲ°Ł ŲØŁŁŁ Ł ŁŁŁ ŲŗŁŁŁŲØŁŲ©Ł Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŲ±ŁŁŲ¬ŁŲ§ŁŁ Ā Ų±ŁŲØŁŁŁŁŲ§ Ų¢ŲŖŁŁŁŲ§ ŁŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ¢Ų®ŁŲ±ŁŲ©Ł ŲŁŲ³ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų¹ŁŲ°ŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų±Ł
Ų¹ŁŲØŁŲ§ŲÆŁ Ų§ŁŁŁŁŲ Ų„ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ§ŁŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁŲ„ŁŲŁŲ³ŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ„ŁŁŲŖŁŲ¢Ų¦Ł Ų°ŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲ±ŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲŁŲ“ŁŲ¢Ų”Ł ŁŁŲ§ŁŁŁ
ŁŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ§ŁŁŲØŁŲŗŁŁŁ ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁŁŁ. ŁŁŲ§Ų°ŁŁŁŲ±ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ¹ŁŲøŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ°ŁŁŁŲ±ŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŲÆŁŲ¹ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŲŖŁŲ¬ŁŲØŁ ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ°ŁŁŁŲ±Ł Ų§ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁŲØŁŲ±Ł
Ā
Muhammad Hanifuddin, Dosen Ma'had Darus-Sunnah Jakarta dan Ketua LBM PCNU Tangerang Selatan
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua