Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Wudhu

NU Online  Ā·  Kamis, 23 November 2023 | 06:30 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Wudhu

Wudhu. (Foto: NU Online/Freepik)

Khutbah Jumat ini menjelaskan bahwa selain sebagai sarana bersuci dan menjadi syarat sahnya shalat, wudhu memiliki beberapa keutamaan, khususnya bagi orang yang terus menerus berupaya menjaga wudhunya.Ā 


Khutbah Jumat ini berjudul: "Khutbah Jumat: Keutamaan Menjaga Wudhu". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).



Khutbah I


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ للهِ Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŲ§Ł‹ ŁŠŁŁˆŁŽŲ§ŁŁŁŠ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŁƒŁŽŲ§ŁŁŲ¦Ł Ł…ŁŽŲ²ŁŁŠŁ’ŲÆŁŽŁ‡ŲŒ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†Ł’ŲØŁŽŲŗŁŁŠ Ł„ŁŲ¬ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ¬Ł’Ł‡ŁŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł Ų³ŁŁ„Ł’Ų·ŁŽŲ§Ł†ŁŁƒ. Ų³ŁŲØŁ’Ų­ŁŽŲ§Ł†ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŲ§ Ų£ŁŲ­Ł’ŲµŁŁŠ Ų«ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ų”Ł‹ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŽ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ«Ł’Ł†ŁŽŁŠŁ’ŲŖŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁƒ. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„Ł‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ الله ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŲ§Ł‹ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲµŁŽŁŁŁŠŁ‘ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł„ŁŁ‡. Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ‡. Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…Ł ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŁ‡Ł ŲØŁŽŲ“ŁŁŠŲ±Ł’Ų§Ł‹ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ų±Ų§Ł‹. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų±ŁŁƒŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ų§Ł‹ ŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ł…ŁŲŖŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁŠŁ’Ł†. Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŲ„Ł†ŁŁ‘ŁŠ Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„Ł فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł: ŪšŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŲ­ŁŲØŁ‘Ł Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ§ŲØŁŁŠŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŲ­ŁŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁŽŲ·ŁŽŁ‡Ł‘ŁŲ±ŁŁŠŁ†ŁŽ


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk memuji Allah swtĀ dan bershalawat kepada Rasulullah saw, serta senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.Ā 


Semoga dengan ketakwaan tersebut, kita diberikan solusi pada masalah yang sedang dihadapi dan kita juga dilimpahi rezeki yang tidak kita sangka-sangka, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an surah At-Talaq Ayat 2 dan 3:


ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬Ł‹Ų§ * ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł‡Ł مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ­Ł’ŲŖŁŽŲ³ŁŲØŁ ۚ


Artinya, "Siapa pun yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS At-Talaq: 2-3).


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Sebagaimana kita ketahuiĀ bahwa penentu sahnya shalat adalah sahnya wudhu yang kita lakukan. Apabila wudhu kita tidak sah, maka shalat pun otomatis tidak sah. Oleh karena itu, penting sekali bagi kita untuk teliti dalam berwudhu, jangan sampai ada sesuatu yang menjadikan wudhu kita tidak sah sehingga berpengaruh kepada shalat kita.


Setelah kita melakukan ketelitian dalam berwudhu, ada suatu amalan yang memiliki keutamaan dalam Islam yang berkaitan dengan hal ini, yaitu menjaga wudhu. Memang menjaga wudhu terus menerus tidaklah diwajibkan, namun ada keutamaan dan kesunnahan di balik amalan ini.


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Menjaga wudhu adalah salah satu ciri dari seorang yang beriman, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits Nabi saw:


Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų«ŁŽŁˆŁ’ŲØŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŁŠŁ…ŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŲ­Ł’ŲµŁŁˆŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽ Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ­ŁŽŲ§ŁŁŲøŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŲ¶ŁŁˆŲ”Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŒ


Artinya, ā€œDari Tsauban, ia berkata: ā€˜Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Istiqamahlah kalian, dan sekali-kali kalian tidak akan dapat menghitungnya. Beramallah, sesungguhnya amalan kalian yang paling utama adalah shalat, dan tidak ada yang menjaga wudlu kecuali orang mukmin.ā€ (HR Ibnu Majah).


Hadits ini menjelaskan bahwa tidak ada orang yang yang selalu menjaga wudhunya kecuali orang mukmin. Menjaga wudhu sendiri artinya adalah memperbaharui wudhu kita apabila dirasa berhadats atau batal. Lantas, apakah melestarikan wudhu yang kita miliki pernah dilakukan orang-orang sebelum kita?


Rasulullah saw pernah menceritakan bahwa ketika beliau diperlihatkan surga, salah satu yang didengarnyaĀ adalah suara sandal kaki Bilal. Bilal adalah salah seorang Sahabat yang selalu mendawamkan atau terus menerus memperbaharui wudhunya ketika berhadats. Disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Al-Hakim:


Ų£ŁŽŲµŁ’ŲØŁŽŲ­ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł اللهِ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ŲŒ ŁŁŽŲÆŁŽŲ¹ŁŽŲ§ ŲØŁŁ„Ų§ŁŽŁ„Ų§Ł‹ŲŒ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ā€œŁŠŁŽŲ§ ŲØŁŁ„Ų§ŁŽŁ„Ł ŲØŁŁ…ŁŽ Ų³ŁŽŲØŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŽŁ†ŁŁŠ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų¬ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų©ŁŲŸ Ų„ŁŁ†ŁŁ‘ŁŠ ŲÆŁŽŲ®ŁŽŁ„Ł’ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŲ­ŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ų¬ŁŽŁ†ŁŽŁ‘Ų©ŁŽ ŁŁŽŲ³ŁŽŁ…ŁŲ¹Ł’ŲŖŁ Ų®ŁŽŲ“Ł’Ų®ŁŽŲ“ŁŽŲŖŁŽŁƒŁŽ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł…ŁŁŠā€. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲØŁŁ„Ų§ŁŽŁ„ŁŒ: ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ł…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲ°ŁŽŁ‘Ł†Ł’ŲŖŁ Ł‚ŁŽŲ·ŁŁ‘ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŽŁ‘ŁŠŁ’ŲŖŁ Ų±ŁŽŁƒŁ’Ų¹ŁŽŲŖŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲµŁŽŲ§ŲØŁŽŁ†ŁŁŠ Ų­ŁŽŲÆŁŽŲ«ŁŒ Ł‚ŁŽŲ·ŁŁ‘ Ų„ŁŁ„Ų§ŁŽŁ‘ ŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶ŁŽŁ‘Ų£Ł’ŲŖŁ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ„Ł اللهِ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł…: ā€œŲØŁŁ‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ā€


Artinya, ā€œSuatu pagi Rasulullah sawĀ memanggil Bilal. Kemudian beliau bersabda, 'Wahai Bilal, dengan amal apa kamu mendahului diriku di surga? Sungguh semalam aku memasuki surga. Aku mendengar derap suara sandalmu di depanku." Bilal menjawab, "Wahai Rasulullah, tidaklah aku melakukan suatu dosa sama sekali melainkan setelahnya aku shalat dua rakaat. Dan tidaklah diriku berhadats (batal wudhu), melainkan aku langsung wudhu lagi dan shalat dua rakaat.ā€ Rasulullah sawĀ berkata, ā€˜Dengan amalan inilah (engkau mendahuluiku masuk surga)’.ā€ (HR Al-Hakim).


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Perlu diketahui bahwa wudhu adalah bagian dari ibadah, sehingga ada ganjaran bagi orang yang menjaga wudhunya, meskipun ia wudhu bukan dalam rangka melaksanakan shalat saja. Syekh Badruddin al-ā€˜Ayni dalam ā€˜Umdatul Qari jilid I halaman 59 menyebutkan:


Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁˆŲ¶ŁŁˆŲ” Ų¹ŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ© ŁˆŁŽŲ„ŁŁ† لم ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘Ł بِهِ


Artinya, ā€œSesungguhnya wudhu adalah ibadah meskipun bukan dalam rangka melaksanakan shalat.ā€


Imam at-Tirmidzi pernah meriwayatkan dalam Sunan-nya dengan sanad yang dha’if:


Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŲ£ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų·ŁŁ‡Ł’Ų±Ł ŁƒŁŽŲŖŁŽŲØŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁ‡Ł بِهِ Ų¹ŁŽŲ“Ł’Ų±ŁŽ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ


Artinya, ā€œSiapa yang berwudhu dalam keadaan masih suci, Allah akan menuliskan baginya sepuluh kebaikan.ā€ (HR at-Tirmidzi).


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Di antara manfaat menjaga wudhu adalah menjauhi godaan dan gangguan setan. Rasulullah sawĀ bersabda:


Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŲ¶ŁŽŲØŁŽ مِنْ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų®ŁŁ„ŁŁ‚ŁŽ مِنْ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲŖŁŲ·Ł’ŁŁŽŲ£Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ§Ų”Ł ŁŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ ŲŗŁŽŲ¶ŁŲØŁŽ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŽŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŲ£Ł’


Artinya, ā€œSesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu.ā€ (HR Abu Dawud).


Imam al-Bujairami dalam Tuhfatul Habib ā€˜ala Syarhil Khathib jilid I halaman 179 menjelaskan bahwa ketika seseorang marah, sebagaimana hadits yang telah disebutkan tadi, maka ambillah wudhu sebagaimana wudhu orang ketika mau shalat, yaitu wudhu yang sempurna.


Selain itu, wudhu juga dapat menggugurkan dosa sebagaimana riwayat Imam Ahmad dalam Musnad-nya, Nabi sawĀ bersabda:


Ų„ŁŲ°ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŲ£ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…Ł Ų°ŁŽŁ‡ŁŽŲØŁŽ Ų§Ł„Ų„ŁŲ«Ł’Ł…Ł مِنْ Ų³ŁŽŁ…Ł’Ų¹ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲØŁŽŲµŁŽŲ±ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŲ¬Ł’Ł„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł


Artinya: ā€œJika seorang Muslim berwudlu, niscaya dosa akan hilang dari pendengarannya, penglihatannya, kedua tangannya dan kedua kakinya.ā€ (HR Ahmad).


Dalam hadits riwayat Muslim Rasulullah saw bersabda:


Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŲ¶ŁŁˆŲ”ŁŽ Ų®ŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽŲŖŁ’ Ų®ŁŽŲ·ŁŽŲ§ŁŠŁŽŲ§Ł‡Ł مِنْ Ų¬ŁŽŲ³ŁŽŲÆŁŁ‡Ł Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ ŲŖŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŲ¬ŁŽ مِنْ ŲŖŁŽŲ­Ł’ŲŖŁ Ų£ŁŽŲøŁ’ŁŁŽŲ§Ų±ŁŁ‡Ł


Artinya, ā€œSiapapun yang berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, maka keluarlah kesalahan-kesalahannya dari tubuhnya, kemudian keluar dari bawah kuku-kukunya.ā€ (HR Muslim).


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Apabila kita melihat hikmah yang ada dalam pensyari’atan wudhu, kita mendapati bahwa ketika seseorang mau menghadap raja, maka ia pun berusaha membersihkan badan sehingga dapat menghadap raja dalam keadaan yang indah dan enak dipandang. Apalagi seorang Muslim hendak menghadap Allah, tidak patut kecuali dalam keadaan yang bersih, suci dan indah dipandang.


Wudhu juga menjadi washilah bagi umat Islam agar menghadap Allah dengan tidak bermalas-malasan. Pasalnya dengan berwudhu dan bersentuhan dengan air, rasa malas dan enggan bergerak pun akan hilang sehingga kita melaksanakan shalat dengan penuh upaya, semangat dan kekhusukan.


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Hikmah menjaga wudhu secara terus menerus, sehingga apabila batal pun langsung mengambil wudhu, adalah kesadaran akan ketidaksucian batin kita, sedangkan Allah memperhatikan hamba-Nya setiap waktu. Sudah menjadi etika yang baik, dalam pengawasan Allah, kita selalu dalam keadaan menjaga wudhu. Ā 


Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah swt.

Demikianlah penjelasan mengenai keutamaan menjaga dan mendawamkan wudhu yang ada dalam keterangan hadits-hadits Nabi sawĀ dan kitab para ulama. Semoga kita dapat mengamalkan dawam wudhu, sehingga senantiasa dosa-dosa kita dihapuskan oleh Allah ta’ala, amiin..


ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ الله Ł„ŁŁŠ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ Ų¢ŁŠŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł. Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁŁŽŲ£Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ų„ŁŁ†ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±ŁŽŁ‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…Ā 


Khutbah II


Ā Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ أنْ لآ Ų„Ł„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ ŲØŲ¹ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł
Ā Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁ°Ų£ŁŽ ŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ.Ā 
Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł‚ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ
Ā Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ‚Ł‘ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚Ł‘Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§ŲŖŁ‘ŁŲØŁŽŲ§Ų¹ŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„ŁŽ ŲØŁŽŲ§Ų·ŁŁ„Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų§Ų¬Ł’ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŽŁ‡Ł. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†Ų§ŁŽ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹Ł°Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ
Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’


Ustadz Amien Nurhakim, Musyrif Pesantren Ilmu Hadits Darus-Sunnah