Khutbah

Khutbah Jumat: Kehidupan Dunia adalah Permainan Belaka

NU Online  Ā·  Rabu, 14 Juni 2023 | 11:00 WIB

Khutbah Jumat: Kehidupan Dunia adalah Permainan Belaka

Ilustrasi dunia dan akhirat. (Foto: NU Online)

Materi khutbah Jumat kali ini mengingatkan jamaah untuk menyadari bahwa kehidupan dunia ini tidaklah kekal abadi. Kehidupan dunia merupakan senda gurau dan permainan yang akan berakhir dengan pertanggungjawaban yang harus dipikul tiap-tiap manusia. Kehidupan akhirat yang hakiki dan abadi harus menjadi pengingat kita untuk senantiasa mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin.

 

Teks khutbah Jumat berikut ini dengan judul "Khutbah Jumat: Kehidupan Dunia adalah Permainan Belaka". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

 

Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŁ†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŲ³Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł°Ł‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ„Ł°Ł‡ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲÆŁ‘ŁŁˆŁ’Ų³Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŲØŁŁŠŁ’ŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŲ±ŁŽŁŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲ­Ł’ŲŖŁŲ±ŁŽŲ§Ł… Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ: ŁŁŽŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ, Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽ Ų­ŁŽŁ‚ŁŽŁ‘ ŲŖŁŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ…ŁŁˆŁ’ŲŖŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’ŲŖŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ, ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŽŲ§ Ł‡ŁŽŲÆŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŁ„Ų„ŁŲ³Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁˆŁ’Ł„Ų§ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ¶Ł’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų„ŁŁ†Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ مِنْ Ų£ŁŁ…ŁŽŁ‘Ų©Ł Ų°ŁŽŁˆŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų­ŁŽŲ§Ł…Ł. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ : ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ هٰذِهِ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‡Ł’ŁˆŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ¹ŁŲØŁŒŪ— ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų±ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁŽŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŪ˜ Ł„ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ 
Ā 
Ā 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Pada momentum mulia ini, khatib berwasiat dan mengajak seluruh jamaah untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. Wujud hasil dari ketakwaan tersebut adalah kita bisa menjalankan semua perintah Allah dan mampu meninggalkan larangan-laranganNya. Mari kita evaluasi diri kita, apakah kita sudah mampu menjalankan apa yang diperintahkan Allah? apakah kita sudah bisa menghindari dan meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah?.

 

Mari tanyakan pada diri kita. Misalnya, Bagaimana dengan shalat kita?. Apakah kita bisa menjalankannya secara utuh? Bagaimana dengan kewajiban-kewajiban lainnya yang telah diwajibkan pula kepada kita? Apakah kita bisa istiqamah melakukannya? Apa mungkin malah sebaliknya, kita malah meninggalkan kewajiban dan melakukan apa yang dilarang oleh Allah? Kita malah bergelimang dosa dengan keangkuhan, kedzaliman, dan merasa bakal hidup abadi di dunia?Ā Naudzubillah min dzalik.

 

Hati sanubari kita pasti tidak akan bisa berbohong menjawab pertanyaan-pertanyaan ini. Sebagai umat yang beragama, kita pasti ingin menjadi hamba yang bertakwa dan menjadi orang-orang yang mulia di sisi-Nya. Allah berfirman:

 

Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŽŁ…ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽ اللّٰهِ Ų§ŁŽŲŖŁ’Ł‚Ł°Ł‰ŁƒŁŁ…Ł’ Ū—Ā 

 

Artinya: ā€œSesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.ā€ (Al-Hujurat: 13).

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut ayat 64:

 

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ هٰذِهِ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁ‡Ł’ŁˆŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ¹ŁŲØŁŒŪ— ŁˆŁŽŲ§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ§Ų±ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁŽŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŪ˜ Ł„ŁŽŁˆŁ’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŁˆŁ’Ų§ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ 

 

Artinya: ā€œDan kehidupan dunia ini hanya senda gurau dan permainan. Dan sesungguhnya negeri akhirat itulah kehidupan yang sebenarnya, sekiranya mereka mengetahui."

 

Ayat ini mengingatkan kita untuk menyadari kembali tentang hakikat kehidupan di dunia. Dunia ini tidaklah kekal dan abadi. Hidup di dunia ini bukanlah merupakan kehidupan yang sebenarnya. Apa yang kita miliki saat ini hanyalah titipan yang sewaktu-waktu nanti pasti akan diambil oleh pemilik abadinya. Allah mengingatkan bahwa kehidupan duniawi ini hanyalah permainan dan senda gurau saja. Jangan sampai kita terlena dan disibukkan oleh urusan duniawi saja dengan berlomba-lomba mencari harta kekayaan, kekuasaan, kesenangan, dan kelezatan dunia.

 

Kita tahu, bahwa sebuah permainan dan senda gurau bukanlah aktivitas yang abadi. Keduanya akan berakhir pada waktu tertentu. Permainan bukan merupakan sebuah keseriusan yang harus dipertahankan mati-matian.

 

Perlu kita ketahui, bukan hanya satu kali Allah mengingatkan bahwa dunia ini adalah permainan dan senda gurau. Dalam ayat 20 surat Al-Hadid, Allah juga kembali mengingatkan kita. Perhatikan ayat ini:

 

Ų§ŁŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…ŁŁˆŁ’Ł“Ų§ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ł„ŁŽŲ¹ŁŲØŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŁ‡Ł’ŁˆŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŲ²ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ©ŁŒ ŁˆŁ‘ŁŽŲŖŁŽŁŁŽŲ§Ų®ŁŲ±ŁŒŪ¢ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁƒŁŽŲ§Ų«ŁŲ±ŁŒ فِى Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§ŲÆŁŪ—Ā 

 

ā€œKetahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan,ā€

 

ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ«ŁŽŁ„Ł ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų«Ł Ų§ŁŽŲ¹Ł’Ų¬ŁŽŲØŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŁŁ‘ŁŽŲ§Ų±ŁŽ Ł†ŁŽŲØŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł— Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŠŁŽŁ‡ŁŁŠŁ’Ų¬Ł ŁŁŽŲŖŁŽŲ±Ł°Ł‰Ł‡Ł Ł…ŁŲµŁ’ŁŁŽŲ±Ł‘Ł‹Ų§ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†Ł Ų­ŁŲ·ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§Ū—Ā 

 

"seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur.ā€

 

ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŒ Ų“ŁŽŲÆŁŁŠŁ’ŲÆŁŒŪ™ ŁˆŁ‘ŁŽŁ…ŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŽŲ©ŁŒ Ł…Ł‘ŁŁ†ŁŽ اللّٰهِ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†ŁŒĀ 

 

"Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya."

 

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲŖŁŽŲ§Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŲ±ŁŁˆŁ’Ų±ŁĀ 

 

"Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.ā€

 

Rasulullah pun mengibaratkan kehidupan di dunia ini ibarat mampir sebentar untuk beristirahat. Kita hanya seperti pengembara atau musafir yang berhenti bukan di rumah sendiri. Rasulullah bersabda dalam hadits riwayat Imam Bukhari:

 

ŁƒŁŁ†Ł’ فِي Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁƒŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ ŲŗŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŲØŁŒ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų¹ŁŽŲ§ŲØŁŲ±Ł Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł„ŁĀ 

 

Artinya: ā€œJadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau pengembara.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Firman Allah dan hadits ini sudah seharusnya cukup menyadarkan kita bahwa kehidupan yang hakiki itu adalah kehidupan akhirat yang diliputi oleh kebenaran yang mutlak. Sementara, kehidupan dunia adalah kehidupan yang di dalamnya bercampur baur antara kebenaran dan kebatilan. Dalam kehidupan akhirat, kebenaran dan kebatilan telah dipisahkan. Kehidupan akhirat nanti akan banyak ditentukan oleh kehidupan dunia yang dijalani kita. Kehidupan akhirat akan tergantung kepada amal dan usaha kita saat masih hidup di dunia.

 

Dalam Tafsir Kementerian Agama RI disebutkan bahwa kehidupan dunia dapat diibaratkan dengan kehidupan masa kanak-kanak. Sedang kehidupan akhirat dapat diibaratkan dengan kehidupan masa dewasa. Jika seseorang pada masa kanak-kanak mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh, seperti belajar dan bekerja dengan tekun, maka kehidupan masa dewasanya akan menjadi kehidupan yang cerah. Sebaliknya jika ia banyak bermain-main dan tidak menggunakan waktu sebaik-baiknya, maka ia akan mempunyai masa dewasa yang suram.

 

Dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 24, Allah mengibaratkan kehidupan seperti air hujan. Mari resapi ayat ini:

 

Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ«ŁŽŁ„Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁ°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁƒŁŽŁ…ŁŽŲ§Ū¤Ų”Ł Ų§ŁŽŁ†Ł’Ų²ŁŽŁ„Ł’Ł†Ł°Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ū¤Ų”Ł ŁŁŽŲ§Ų®Ł’ŲŖŁŽŁ„ŁŽŲ·ŁŽ بِهٖ Ł†ŁŽŲØŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁ„Ł Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł…Ł Ū—

 

"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, hanya seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah tanaman-tanaman bumi dengan subur (karena air itu), di antaranya ada yang dimakan manusia dan hewan ternak.

 

Ų­ŁŽŲŖŁ‘Ł°Ł“Ł‰ Ų§ŁŲ°ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŽŲ®ŁŽŲ°ŁŽŲŖŁ Ų§Ł„Ł’Ų§ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų²ŁŲ®Ł’Ų±ŁŁŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ų²Ł‘ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲŖŁ’ ŁˆŁŽŲøŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų§ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁ‡ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ Ł‚Ł°ŲÆŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŽŲŖŁ°Ł‰Ł‡ŁŽŲ§Ł“ Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų±ŁŁ†ŁŽŲ§ Ł„ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł‹Ų§ Ų§ŁŽŁˆŁ’ Ł†ŁŽŁ‡ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ ŁŁŽŲ¬ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł’Ł†Ł°Ł‡ŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲµŁŁŠŁ’ŲÆŁ‹Ų§ ŁƒŁŽŲ§ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ł‘ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲŗŁ’Ł†ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’Ų³ŁŪ—Ā 

 

Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan berhias, dan pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (memetik hasilnya), datanglah kepadanya azab Kami pada waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman)nya seperti tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin.

 

ŁƒŁŽŲ°Ł°Ł„ŁŁƒŁŽ Ł†ŁŁŁŽŲµŁ‘ŁŁ„Ł Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°ŁŠŁ°ŲŖŁ Ł„ŁŁ‚ŁŽŁˆŁ’Ł…Ł ŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŽŁŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ 

 

Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda (kekuasaan Kami) kepada orang yang berpikir.

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikian ayat dan hadits Nabi yang harus kita renungi bersama tentang kehidupan sementara di dunia ini. Semoga kita akan menjadi hamba Allah yang senantiasa sadar bahwa kehidupan akhirat adalah yang kekal selamanya.

 

ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲØŁ’Ł‚ŁŽŁ‰Ł°

 

Artinya,: ā€œKehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal.ā€ (QS. Al’Ala: 17)

 

ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų§Ł°Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ§ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų§Ł°ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°Ł‘ŁŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…Ł ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ ŁŁŽŁˆŁ’Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ¬ŁŽŲ§Ų©ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŲ§Ų¦ŁŲØŁŁŠŁ’Ł†

 

Khutbah II

 

Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ ŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ Ł„ŁŁ„ŁŽŁ‘Ł‡Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ أنْ لآ Ų„Ł„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£Ł†ŁŽŁ‘ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ł„ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ ŲØŲ¹ŲÆŁŽŁ‡Ł. Ų§ŁŽŁ„Ł„ŁŽŁ‘Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł†ŁŽŲØŁŁŠŁŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŲŖŁŽŲØŁŲ¹ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł Ų£ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁ ŁŁŽŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁ’Ų³ŁŁŠŁ’ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰: Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁ°Ų£ŁŽ ŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¢Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§

 

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŁ„Ł Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…ŁŽŁ‘ŲÆŁ. Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų£ŁŽŲ­Ł’ŁŠŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų§ŲÆŁ’ŁŁŽŲ¹Ł’ Ų¹ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł’Ł„ŲØŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ”ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŁˆŁŽŲØŁŽŲ§Ų”ŁŽ ŁˆŲ§Ł„Ł‚ŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ²ŁŁ„ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ų”ŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁŁŲŖŁŽŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŁ†ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŲ·ŁŽŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ ŲØŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł’ŲÆŁŁˆŁ†ŁŁŠŁ’Ų³ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ Ų®Ų¢ŲµŁ‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł’Ł„ŲØŁŁ„Ł’ŲÆŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł’Ł„Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų¹Ų§Ł…Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

 

Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ų±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų”ŁŽŲ§Ł†Ł. ŁˆŁŽŲ§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’Ł‡Ł Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ…ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ†ŁŁˆŲ±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ‡ŁŲÆŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹. Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų°ŁŽŁƒŁ‘ŁŲ±Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł Ł…ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ³ŁŁŠŁ†ŁŽŲ§. ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł Ł…ŁŽŲ§ Ų¬ŁŽŁ‡ŁŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§. ŁˆŁŽŲ§Ų±Ł’Ų²ŁŁ‚Ł’Ł†ŁŽŲ§ ŲŖŁŁ„ŁŽŲ§ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł Ų”ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ¢Ų”ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ·Ł’Ų±ŁŽŲ§ŁŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§Ų±Ł. ŁˆŁŽŲ§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’Ł‡Ł Ł„ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų­ŁŲ¬Ł‘ŁŽŲ©Ł‹ ŁŠŁŽŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ. Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁ‰ Ų§Ł’Ł„Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł. ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹Ł°Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

 

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ’ŲŖŲ§Ų”Ł ذِي Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁ‰ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł’Ł„ŁŁŽŲ­Ł’Ų“Ų§Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ų“Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ŁŽ Ł†ŁŲ¹ŁŽŁ…ŁŁ‡Ł ŁŠŁŽŲ²ŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ŲŒ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł’

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, LampungŲ²